Segi Tiga Serangan Zionis: Bungkam Media, Sebar Iranofobia dan Serang Suriah
-
Bungkam media di Israel
Pars Today - Rezim Zionis berupaya mengelola konsekuensi Perang Gaza dengan tiga tindakan simultan, mengesahkan undang-undang sensor media, menyebarkan Iranofobia di Amerika Latin, dan serangan militer terhadap Suriah.
Di bawah tekanan opini publik global akibat perang yang sedang berlangsung di Gaza, rezim Zionis berupaya mengubah media dan medan perang internasional dengan melancarkan serangan multifaset.
Gerakan-gerakan ini, yang dimulai dengan membungkam suara media di dalam negeri dan meluas hingga ke benua Amerika, menunjukkan strategi untuk membendung konsekuensi politik dan keamanan dari perang baru-baru ini.
Pars Today mengkaji dimensi dari ketiga front simultan ini dalam laporan ini.
Bungkam Media, sensor tanpa batas atas media asing
Parlemen Zionis Israel (Knesset) telah mengambil langkah besar menuju penindasan sistematis terhadap kebebasan pers dengan awalnya menyetujui rancangan undang-undang kontroversial yang diajukan oleh Ariel Kallner dari Partai Likud.
Menurut RUU ini, Kementerian Komunikasi rezim akan berwenang untuk menutup sepenuhnya semua media asing yang dianggap "berbahaya bagi keamanan" tanpa perlu perintah pengadilan dan tanpa batas waktu. Penghapusan klausul "tinjauan berkala" dari versi final berarti jaringan seperti Al Jazeera dapat ditangguhkan secara permanen.
RUU yang maju ke tahap berikutnya dengan 50 suara mendukung dan 41 menentang, muncul di saat media-media ini berada di bawah tekanan hebat dari otoritas rezim atas liputan mereka tentang pelanggaran hak asasi manusia di Gaza.
Medan Tempur di Belahan Barat, gelombang baru Iranofobia di Amerika Latin
Seiring dengan pembatasan ruang media, rezim Zionis, bekerja sama dengan Amerika Serikat, telah membuka arena baru perang naratif di Amerika Latin. Menurut surat kabar Lebanon, Al-Akhbar, Washington dan Tel Aviv secara aktif mempromosikan "Iranofobia" di wilayah ini.
Tujuan kampanye ini adalah untuk menyoroti Iran sebagai "ancaman transnasional" dan membenarkan penguatan kehadiran keamanan Barat di Belahan Barat. Dugaan rencana pembunuhan duta besar Israel untuk Meksiko, yang bahkan telah dibantah oleh pemerintah Meksiko, termasuk dalam kerangka skenario ini.
Langkah ini dianggap sebagai respons strategis terhadap meningkatnya pengaruh Iran dan Tiongkok di negara-negara seperti Venezuela, Bolivia, dan Nikaragua.
Medan tempur, serangan darat rezim Zionis di Suriah
Di medan tempur, gerakan militer rezim di wilayah Quneitra, Suriah, juga semakin intensif. Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa pasukan tentara Israel, yang didukung oleh helikopter tempur, memasuki desa Jubatha Al-Khashab dan menggeledah rumah-rumah warga Suriah. Serangan ini, yang diulangi pada hari Minggu dengan memasuki desa-desa Al-Mashirifa dan Ofania, menunjukkan bahwa Tel Aviv secara aktif memanfaatkan ketidakstabilan di Suriah untuk mengonsolidasikan kehadirannya di Dataran Tinggi Golan yang diduduki dan wilayah sekitarnya.
Ketiga gerakan yang tampaknya terpisah ini (penindasan media, Iranofobia di Amerika Latin, dan agresi di Suriah) sebenarnya merupakan bagian dari strategi terpadu. Rezim Zionis dan sekutu utamanya, Amerika Serikat, berusaha mengelola narasi krisis melalui kontrol ketat terhadap media. Tujuannya adalah untuk menekan lingkup pengaruh rival regional seperti Iran melalui proyek-proyek keamanan baru di wilayah yang jauh, dan untuk memperkuat posisi dan keamanan mereka di perbatasan utara (Suriah).
Strategi multifaset ini merupakan respons terhadap keberhasilan kampanye perlawanan di Gaza serta perubahan bertahap dalam opini publik Barat. Namun, perlawanan terhadap proyek ini terus berlanjut baik di arena internasional seperti New York maupun di arena militer seperti Suriah, dan hasil akhir dari pertempuran yang ekstensif ini akan menentukan masa depan tatanan keamanan di Asia Barat.
Perubahan wajah politik New York dan tekanan terhadap Zionisme
Konteks politik di Amerika sedang berubah. Kemenangan Zohran Mamdani, seorang wali kota New York yang Muslim dan anti-Zionis, melambangkan pertumbuhan gerakan progresif di kalangan pemuda Amerika. Perubahan ini tidak terbatas pada kemenangan simbolis, dan kini sekelompok Demokrat Amerika, dengan mempresentasikan daftar 12 poin, mendesak Mamdani untuk membatalkan semua kontrak kota dengan perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan rezim Zionis.
Gerakan ini menunjukkan bahwa penentangan terhadap kebijakan rezim ini juga telah menjadi arus yang berpengaruh di pusat-pusat kekuasaan di Amerika.(sl)