Dubes Suriah untuk PBB: Barat Tidak Ingin Perang Berakhir
-
Bashar al-Ja\'fari, Dubes Suriah untuk PBB.
Duta Besar Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai penjualan senjata dengan nilai miliaran dolar ke Arab Saudi sebagai langkah untuk melanjutkan pembunuhan terhadap rakyat Yaman dan dimulainya perang baru di Suriah.
"Amerika Serikat, Inggris dan Perancis tidak menginginkan perang di kawasan berakhir," kata Bashar al-Ja'fari dalam sidang Dewan Keamanan PBB (DK-PBB) pada Selasa (10/4/2018) sore seperti dilansir IRNA.
Sidang tersebut digelar untuk mengevaluasi draf resolusi usulan AS dan Rusia terkait dengan serangan kimia di Douma, Suriah.
Al-Ja'fari menambahkan, pelanggaran terhadap sistem non-proliferasi senjata pemusnah massal adalah khusus, di mana hanya negara-negara Barat yang bisa menanganinya.
Ia menegaskan, pemerintah Suriah mengecam penggunaan senjata kimia dan siap bekerja sama dengan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) untuk mengungkap kebohongan AS, Inggris dan Perancis.

Pada Sabtu malam, kelompok teroris Jaish al-Islam yang menduduki Douma menuding pemerintah Suriah melancarkan serangan kimia ke wilayah tersebut. Namun tudingan itu langsung dibantah keras oleh pemerintah Damaskus.
Media-media Barat dan Arab pendukung kelompok-kelompok teroris takfiri memulai perang urat saraf secara besar-besaran terhadap Suriah pasca tudingan tersebut.
AS dan sejumlah negara sekutunya termasuk Inggris dan Perancis tanpa bukti juga menuding pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia di Douma.
Tudingan penggunan senjata kimia oleh Suriah dilontarkan setelah pasukan negara ini berhasil membebaskan Ghouta Timur dari pendudukan kelompok-kelompok teroris dukungan AS, Barat dan sekutunya di kawasan. (RA)