Yaman Menyatakan Kesiapan Mengikuti Perundingan Damai di Swedia
-
Logo Ansarullah Yaman
Mahdi al-Mashat, Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman menyatakan kesiapan Sanaa untuk berpartisipasi dalam perundingan perdamaian Yaman yang akan diselenggarakan di Swedia pada awal Desember.
Gerakan Ansarullah Yaman telah mengkonfirmasi bahwa delegasi negosiasi gerakan ini akan berpartisipasi dalam putaran baru pembicaraan Yaman selama tidak ada aksi-aksi destruktif dari koalisi agresor Saudi.
Mohammad Ali al-Houthi, Ketua Komite Tinggi Revolusi Yaman pada hari Kamis malam (29/11) di laman Twitternya menulis, delegari perunding dari Pemerintahan Penyelamat Nasional Yaman akan berada di Swedia pada 3 Desember, jika itu menjamin kembalinya keamanan. Pihak lain Yaman setelah gagal dalam perundingan putaran lalu negara ini di Jenewa, Swiss mempersiapkan diri untuk putaran pembicaraan baru dengan pengawasan PBB.
Pembicaraan putaran sebelumnya gagal dikarenakan koalisi Saudi menolak delegasi Ansarullah Yaman meninggalkan Sanaa untuk mengikuti perundingan. Pembicaraan politik untuk menyelesaikan krisis Yaman sejauh ini menemui kegagalan setelah Arab Saudi dan sekutunya menggagalkannya.
Sebenarnya, perundingan damai Yaman dijadwalkan berlangsung pada 6 September dengan pengawasan Martin Griffiths, Utusan Khusus PBB untuk Yaman di Jenewa, Swiss, tetapi koalisi agresor Saudi melarang delegasi gerakan Ansarullah Yaman untuk ikut menyebabkan perundingan ini gagal diselenggarakan.
Pemerintahan Penyelamat Nasional Yaman waktu itu mengeluarkan pernyataan, setelah melaksanakan semua langkah dan koordinasi yang diperlukan dengan PBB serta kesiapan untuk ikut dalam perundingan Jenewa, koalisi Saudi ternyata tidak mengeluarkan izin pesawat Oman tutun di Yaman untuk membawa delegasi gerakan Ansarullah.
Kehadiran Ansarullah Yaman sebagai pemimpin gerakan perlawanan rakyat negara ini dan sebagai bagian dari proses politik di Yaman sangat penting dalam setiap negosiasi dan keberhasilan pelaksanaan negara ini dan ini adalah fakta yang diakui oleh pendukung koalisi Arab Saudi.
Deputi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Urusan Timur Tengah beberapa waktu lalu menjelaskan krisis Yaman tidak punya solusi militer dan menekankan pada partisipasi gerakan Ansarullah Yaman dalam krisis politik negara itu. Mengingat posisi yang seperti ini, dimana Wakil Khusus Sekjend PBB dalam urusan Yaman selalu melihat posisi Ansarullah sebagai pemimpin gerakan perlawanan rakyat paling populer di Yaman, menekankan pentingnya kehadiran organisasi rakyat ini dalam segala bentuk perundinga damai.
Dalam beberapa bulan terakhir, kita telah menyaksikan perubahan 180 derajat dan pada saat yang sama, ketidakkonsistenan dalam sikap para pejabat Amerika Serikat selama perang Yaman. Apa yang disebut pembicaraan damai dari sekutu Arab Saudi dan itupun setelah beberapa tahun pembantaian warga sipil, menandai pengakuan diam-diam tentang kegagalan perang Yaman atas nama koalisi pecuncang Saudi.
Pada tahun 2015, dengan membentuk koalisi rezim reaksioner Arab, Arab Saudi telah meluncurkan perang proksi dengan dukungan Amerika Serikat terhadap Yaman yang bertujuan agar rakyat Yaman menyerah kepada kebijakan ekspansionis dan politik dominasi Amerika. Tetapi selama lebih dari tiga setengah tahun, bangsa Yaman telah menghempaskan mereka dengan perlawanan gigih terhadap penjajah dan membela negara mereka serta mengecewakan ilusi mereka untuk mengalahkan negara ini, sehingga para agresor berpikir untuk keluar dari lumpur yang mereka ciptakan sendiri dan mulai berpikiran untuk meraih poin lewat perundingan damai.
Sementara koalisi agresor Saudi berusaha untuk mengubah perundingan perdamaian Yaman menjadi saluran untuk mencapai pijakannya di negara itu, pasukan perlawanan rakyat Yaman yang dipimpin oleh Ansarullah, meskipun superioritas mereka di wilayah operasi menghadapi koalisi agresor Saudi, berulang kali menyatakan setuju dan mendukung rencana PBB melakukan perundingan perdamaian di negara ini, dimana masalah ini telah menunjukkan niat baik mereka dalam hal ini.