Ketika Misi Staffan de Mistura dalam Kasus Suriah Berakhir
(last modified 2018-12-22T06:49:51+00:00 )
Des 22, 2018 13:49 Asia/Jakarta
  • Staffan de Mistura
    Staffan de Mistura

Wakil Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Suriah, Staffan de Mistura, secara resmi mengumumkan akhir misinya dengan menghadirkan laporan terbaru kepada Dewan Keamanan PBB.

Perserikatan Bangsa-Bangsa sejauh ini memiliki tiga perwakilan khusus untuk Suriah. Wakil pertama PBB dalam urusan Suriah yang secara bersama juga mewakili Liga Arab adalah Kofi Annan, mantan Sekjen PBB. Kofi Annan hanya bertugas selama enam bulan dari Februari hingga Agustus 2012 dan mengundurkan diri setelah rencana perdamaian untuk Suriah gagal. Poin penting adalah bahwa Kofi Annan setelah mengundurkan diri dan menjawab pertanyaan tentang siapa yang akan menggantikannya, berkata dengan tanggapan sarkastik, "Ada banyak orang bodoh di dunia yang akan mengambilnya."

Kofi Annan

Wakil khusus PBB kedua untuk urusan Suriah, Lakhdar Ibrahimi adalah seorang diplomat Aljazair yang bertanggung jawab atas periode dua tahun dari 2012 hingga 2014, tetapi periode kerjanya disertai oleh eskalasi krisis Suriah, sehingga upaya Lakhdar Ibahim tidak membuahkan hasil dalam krisis Suriah.

Staffan de Mistura, diplomat Swedia-Italia utusan khusus PBB ketiga untuk Suriah dimasa Ban Ki-moon menjbat Sekjen PBB, tapi sekarang dia mengundurkan diri setelah Antonio Guterres menjabat dua tahun sebagai Sekjen PBB dan de Mistura telah bertugas sekitar empat setengah tahun sebagai utusan khusus PBB untuk Suriah, tetapi berkurangnya krisis di Suriah bukan sebagai hasil dari usahanya, tetapi hasil dari tekad tentara Suriah dan sekutunya dalam memerangi terorisme serta upaya diplomatik Rusia, Iran dan Turki. Pada saat yang sama, inisiatif diplomatik juga dilakukan Moskow, Tehran dan Ankara, sehingga dapat membuka masalah yang selama ini melilit krisis Suriah.

De Mistura yang berusia 71 tahun sebelum memulai aktivitasnya dalam urusan Suriah pada 2001-2004 adalah wakil Sekjen PBB di Lebanon dari 2009 hingga 2007 dan bertugas sebagai wakil khusus Sekjen PBB di Irak sejak 2007-2009 dan juta terlibat dalam urusan Afghanistan pada 2010-2011. Oleh karena itu, kegagalannya dalam kasus Suriah tidak dapat dikaitkan dengan kurangnya pengalaman atau inefisiensi. Alasan paling penting atas kegagalan de Mistura dan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada umumnya dalam urusan Suriah dapat dipahami dariucapan penuh makna Kofi Annan yang mengatakan, "Ada banyak orang bodoh di dunia yang akan menerimanya."

Tampaknya Kofi Annan segera menyadari aktor asing yang menentang rezim Suriah dan mendukung kelompok-kelompok teroris di negara itu sebagai hambatan utama yang mencegah krisis Suriah berakhir. Kinerja de Mistura di beberapa waktu, termasuk di KTT Astana menunjukkan bahwa PBB dan perwakilan khususnya lebih cenderung mengejar tujuan dan kebijakan lawan rezim Suriah, terutama Amerika Serikat, daripada bersikap netral dalam kasus Suriah dan ini yang menjadi faktor Ketidakefektifan utama PBB selama ini.

Dalam nada yang sama, jaringan televisi al-Mayadeen dalam laporannya menyebutkan, "Staffan de Mistura, pada sidang Jenewa terakhir yang diadakan pekan lalu antara menteri luar negeri dari tiga negara Iran, Rusia dan Turki, tidak bersedia mendukung pernyataan kesepakatan ketiga negara dan bermaksud menambahkan lima orang yang diinginkan Amerika ke daftar anggota komite konstitusi Suriah."de m

Staffan de Mistura

Sekarang, diplomat Norwegia Geir O Pedersen akan mulai bertugas sebagai wakil PBB keempat untuk Suriah sejak Januari 2019. Di satu sisi, pembentukan komite konstitusi Suriah akan menjadi prioritas pertamanya dan di sisi lain, Donald Trump mengumumkan bahwa pasukan Amerika Serikat akan meninggalkan Suriah.

Tags