Aug 30, 2019 17:20 Asia/Jakarta
  • Yaman.
    Yaman.

Serangan udara jet-jet tempur Uni Emirat Arab (UEA) terhadap pasukan pemerintah terguling Yaman di Provinsi Aden dan Abyan menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai 70 lainnya.

Konflik internal dan bentrokan antara pasukan bayaran Arab Saudi dan UEA di Yaman selatan memuncak.

Pasukan Abd Rabbuh Mansur Hadi kembali mengontrol Istana Maasheq di Aden termasuk bandara di kota pelabuhan ini menyusul kekalahan pasukan Dewan Transisi Selatan (STC) pada hari Rabu, 29 Agustus 2019.

Selama sekitar tiga minggu, kota Aden dikontrol oleh pasukan bayaran UEA. Namun kini telah dikontrol oleh pasukan Mansur Hadi.

Menteri Informasi dalam pemerintahan terguling Yaman Moammar al-Eryani mengatakan bahwa mereka telah merebut kembali bandara Aden, istana kepresidenan dan daerah sekitarnya dari pasukan yang bersekutu dengan STC.

Jet-jet tempur UEA kemudian menggempur pasukan Mansur Hadi di Provinsi Aden dan Abyan. Moammar al-Eryani menyebut serangan tersebut sebagai "kejahatan".

Serangan UEA menunjukkan bahwa Abu Dhabi tidak ingin Mansur Hadi merebut kembali lembaga-lembaga dan institusinya di Yaman selatan. Langkah UEA ini tentunya berseberangan dengan tujuan koalisi Arab Saudi, di mana Abu Dhabi juga sebagai anggotanya.

Yaman

Perkembangan baru di Yaman menunjukkan meningkatnya konflik internal di dalam koalisi pimpinan Arab Saudi. Kini UEA secara resmi memerangi pemerintah terguling Yaman  yang didukung oleh Arab Saudi, di mana Mansur Hadi dilindungi Al Saud di Riyadh.

UEA berusaha agar STC mengambil alih kekuasaan di Yaman selatan dan menyingkirkan Mansur Hadi. Meskipun Kementerian Luar Negeri UEA dalam pernyataannya mengklaim bahwa serangan udara ke Aden dan Abyan sebagai "pembelaan diri" untuk melawan elemen-elemen kelompok teroris, namun faktanya, Abu Dhabi sedang berusaha mengantarkan pasukan proxinya untuk bisa berkuasa di Yaman selatan, dan bahkan membubarkan pemerintah terguling Mansur Hadi.

UEA adalah sekutu terpenting Arab Saudi untuk mengagresi Yaman. Kini Abu Dhabi meminta "bagiannya" setelah bergabung dalam koalisi pimpinan Arab Saudi selama 53 bulan.

Selain berusaha agar sekutu-sekutu dan pasukan proxinya berkuasa di Yaman selatan, UEA juga ingin mengontrol sejumlah wilayah kunci seperti Pelabuhan  Aden. Ini tentunya bukan sesuatu yang akan diterima oleh Arab Saudi, karena tujuan utama Riyadh adalah untuk mencegah Ansarullah mengambil alih kekuasaan di Yaman dan mengembalikan kekuasaan Mansur Hadi di negara ini.

Langkah terbaru UEA dianggap Arab Saudi sebagai penyebab melebarnya konflik antara Riyadh dan Abu Dhabi dalam perang Yaman. Kantor berita Reuters menyebutkan, tanda-tanda keretakan dalam koalisi Arab Saudi dan UEA semakin terlihat, dan Raja Salman dalam pertemuannya dengan Mansur Hadi di istananya pada 11 Agustus menunjukkan kekecawaannya atas perilaku UEA.

Melihat situasi ini, maka serangan UEA terhadap pasukan Mansur Hadi di berbagai wilayah Yaman selatan diprediksi akan berlanjut. Arab Saudi untuk mencegah kegagalan penuh pemerintah terguling Yaman tentunya akan melakukan salah satu dari dua hal ini: setuju untuk meninggalkan Mansur Hadi atau melawan UEA dan membalas serangan Abu Dhabi dengan cara menyerang pasukan yang didukung UEA. Jika ini terjadi, maka dua sekutu utama dalam koalisi agresi terhadap Yaman ini resmi pecah dan saling berseteru.  (RA)

Tags