Analisa Sayid Hassan Nasrullah Mengenai Keputusan Jerman Soal Hizbullah
(last modified Wed, 06 May 2020 00:43:59 GMT )
May 06, 2020 07:43 Asia/Jakarta

Sayid Hassan Nasrullah menilai keputusan Jerman untuk menyebut Hizbullah sebagai teroris di bawah tekanan Amerika Serikat dan rezim Zionis.

Kamis lalu (30/04/2020), Kementerian Dalam Negeri Jerman menyebut Hizbullah Lebanon sebagai "teroris" dan melarang kegiatan kelompok itu di wilayah Jerman.

Berbagai kelompok perlawanan di kawasan bereaksi terhadap keputusan Kementerian Dalam Negeri Jerman. Tanggapan Sayid Hassan Nasrullah sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon jauh lebih penting.

Sayid Hassan Nasrullah, Sekjen Hizbullah Lebanon

 

Dimensi pertama dari reaksi Sayid Hassan Nasrullah adalah bahwa Jerman tidak bertindak secara independen dalam menyebut Hizbullah sebagai teroris, tetapi melakukannya di bawah tekanan dari Amerika Serikat dan lobi Zionis. Pandangan Sekjen Hizbullah ini, secara implisit menyebut negara-negara Eropa tidak independen dari Amerika Serikat dan selain itu menunjukkan bahwa menargetkan Muqawama di kawasan adalah strategi utama Amerika Serikat dan rezim Zionis, yang bahkan dilakukan dengan menekan negara-negara Eropa untuk mematuhi strategi ini.

Poin kedua dalam pidato Sayid Hassan Nasrullah tadi Senin (04/05/2020) malam adalah bahwa dominasi AS dan rezim Zionis terhadap wilayah Asia Barat tidak akan mungkin terjadi tanpa menghilangkan atau membatasi semua kelompok perlawanan. Karena kelompok perlawananlah yang menentang konspirasi AS-Zionis di wilayah tersebut. Sayid Hassan Nasrullah menjelaskan bahwa Amerika Serikat sedang mengejar proyek hegemonik di kawasan dan bahwa Israel mengejar proyek pendudukan dan menambahkan bahwa gerakan perlawanan oleh mereka harus dikutuk dan dikepung karena mereka menentang konspirasi ini.

Mengingat dua dimensi yang disebutkan, sekretaris jenderal Hizbullah Lebanon percaya bahwa keputusan Jerman tentang Hizbullah adalah keputusan politik. Di satu sisi, Jerman tidak menunjukkan bukti bahwa Hizbullah adalah organisasi teroris, dan hanya mengajukan klaim terhadap Hizbullah. Di sisi lain, gerakan Hizbullah tidak memiliki organisasi yang berafiliasi di Jerman atau Perancis, dan selama bertahun-tahun telah berhenti menciptakan organisasi yang berafiliasi di seluruh dunia, terutama di negara-negara Eropa dan Amerika Latin.

Oleh karena itu, ada tujuan yang lebih besar di balik keputusan Jerman tentang Hizbullah, yaitu untuk menghilangkan atau membatasi kelompok-kelompok perlawanan di wilayah Asia Barat, serta untuk menghilangkan cita-cita Palestina sebagai prinsip paling utama dari cita-cita perlawanan di kawasan.

Tampaknya tekanan Amerika Serikat dan lobi Zionis sejalan dengan implementasi proyek dominasi atas wilayah Asia Barat, serta implementasi rencana rasis Kesepakatan Abad. Meskipun tidak disebutkan tentang Hizbullah Lebanon dalam peresmian Kesepakatan Abad, membatasi perlawanan dalam skala besar dan Hizbullah di tingkat mikro adalah salah satu dimensi tidak tertulis dari Kesepakatan Abad yang sedang dilakukan secara paralel dengan rencana ini.

Kesepakatan Abad

 

Di satu sisi, kelompok-kelompok perlawanan, terutama Hizbullah Lebanon, sedang mengalami tren peningkatan posisi mereka di kawasan. Hizbullah memiliki posisi penting dalam struktur kekuasaan Lebanon dan dianggap sebagai kelompok politik paling kohesif di negara itu. Di sisi lain, dalam krisis dekade terakhir di kawasan, terutama krisis Suriah, secara praktis menunjukkan kemampuan militernya dan telah menunjukkan bahwa ia adalah aktor yang berpengaruh di kawasan Asia Barat. Karena tidak mungkin untuk menghadapi aktor ini secara militer atau bahkan secara politik di tingkat domestik Lebanon, mereka menggunakan pengaruh sanksi dan terorisme unilateral untuk membatasinya.