Peringatan Guncangan Politik di Palestina Pendudukan
(last modified Mon, 02 Nov 2020 13:46:12 GMT )
Nov 02, 2020 20:46 Asia/Jakarta
  • Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel
    Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel

Dengan berlanjutnya berbagai protes, kepala rezim Zionis memperingatkan adanya kriisis yang kuat dan berbahaya, seraya mengakui bahwa tembok Israel sedang berguncang.

Rezim zionis Israel menghadapi banyak tantangan internal, tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tantangan pertama berkaitan dengan perselisihan antar-pemerintah. Kabinet Benjamin Netanyahu, setelah tiga putaran pemilihan, akhirnya dibentuk dengan kehadiran para pesaingnya dengan cara yang aneh.

Benny Gantz dan Benjamin Netanyahu

Aneh karena posisi Perdana Menteri dibagi antara Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz dalam rotasi 18 bulan, sebuah langkah yang kurang umum dalam sistem dunia.

Tak lama kemudian, perpecahan dalam kabinet menjadi jelas, dengan Menteri Perang Benny Gantz baru-baru ini mengumumkan kemungkinan dibentuknya kabinet alternatif. Netanyahu, yang telah menjadi perdana menteri selama satu dekade terakhir, tidak menerima dikritik, mengabaikan para kritikus, dan hanya berusaha untuk mencapai tujuannya melalui kebijakan luar negeri, terutama rencana untuk menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab. Selain itu, Netanyahu dan sekutunya, selama satu dekade berkuasa, telah banyak mengintervensi badan legislatif dan peradilan, dan ini telah menjadi sumber perselisihan antara kedua lembaga tinggi tersebut.

Perselisihan kekuasaan di Palestina pendudukan ini begitu besar sehingga beberapa analis menyebutnya sebagai "perang saudara".

Mengingat situasi ini, Presiden Zionis Israel Reuven Rivlin akhir pekan lalu mengakui bahwa tembok negara Yahudi telah berguncang dengan memperingatkan meningkatnya ketegangan antara para pemimpin tiga lembaga tinggi di Palestina Pendudukan dan perlunya kritik yang membangun.

Tantangan besar lainnya adalah inefisiensi kabinet di Palestina Pendudukan. Inefisiensi ini semakin meningkat dan semakin nyata, terutama pasca wabah Corona. Menurut statistik terbaru, lebih dari 315.000 orang telah terinfeksi Corona di wilayah pendudukan sejauh ini, dan lebih dari 2.550 orang telah meninggal akibat virus tersebut.

Kabinet Netanyahu belum berhasil menanggulangi wabah Corona, dan hal ini menambah persoalan masyarakat, terutama di bidang ekonomi, serta perpecahan di dalam kabinet. Wabah Corona telah meningkatkan pengangguran di wilayah pendudukan.

Karena itu, tantangan ketiga telah muncul dalam beberapa bulan terakhir di Palestina Pendudukan, yaitu demonstrasi mingguan rakyat. Sembilan belas minggu telah berlalu sejak demonstrasi di wilayah pendudukan, dan jumlah pengunjuk rasa meningkat setiap minggu, terlepas dari prevalensi Corona.

Tuntutan utama para pengunjuk rasa adalah pencopotan Benjamin Netanyahu dari jabatan Perdana Menteri Israel.

Sambil menekankan berakhirnya sejarah Netanyahu, orang-orang percaya bahwa Netanyahu menekankan kelangsungan hidupnya sebagai perdana menteri karena catatan korupsinya, yang membuatnya mengabaikan kepentingan publik.

Demonstrasi menentang Benjamin Netanyahu

Mengingat tantangan-tantangan penting ini, yang, tentu saja, memiliki tantangan-tantangan cabang yang penting, beberapa percaya bahwa Zionis Israel berada di ambang gempa bumi politik.

Guncangan tersebut bisa jadi merupakan awal keruntuhan koalisi atau penggulingan Netanyahu dan masuknya kembali rezim ke dalam periode kebuntuan politik.

Tags