Jeritan Anak Yaman saat PBB Condong kepada Agresor
Selasa (22/6/2021) anak-anak Yaman menggelar demonstrasi memprotes berlanjutnya kejahatan tak manusiawi Arab Saudi terhadap rakyat tak berdosa Yaman serta kebungkaman PBB dan berbagai organisasi internasional lainnya.
Kebungkaman ini sama halnya dengan lampu hijau kepada Al Saud dan agresor lainnya untuk melanjutkan pembantaian mereka terhadap rakyat tertindas Yaman khususnya anak-anak dan perempuan.
Sejak awal agresi Al Saud bersama sejumlah negara reaksioner lainnya seperti Uni Emirat Arab (UEA) ke tanah Yaman pada 25 Maret 2015 dan dibarengi dengan blokade total dari darat, udara dan laut, Arab Saudi berulang kali membantai perempuan dan anak-anak Yaman dengan roket dan jet tempur buatan Amerika. Tapi uniknya PBB bahkan tidak menunjukkan satu respon pun untuk mencegah kejahatan ini dan bukan saja tidak menuntut dihentikannya pembantaian dan agresi ini, bahkan dengan kebungkamannya, organisasi dunia ini membenarkan berlanjutnya agresi tersebut.
Anak-anak Yaman hari Selasa untuk yang kesekian kalinya bersama rakyat negara ini, seraya membawa poster syuhada serangan Al Saud, mengutuk kebungkaman PBB terhadap serangan ini dan menekankan bahwa PBB dengan kebungkamannya, sejatinya memberi lampu hijau kepada para agresor untuk melanjutkan kejahatannya dan pembantaian terhadap anak-anak. Dengan demikian organisasi ini turut serta dalam kejahatan dan pelanggaran hak anak.
Oleh karena itu, PBB dan organisasi internasional lainnya sejak awal agresi Arab Saudi ke Yaman yang berlangsung selama lebih dari enam tahun, selalu menyertai para agresor dan dengan berbagai bentuk selalu mendukung Riyadh. Langkah terbaru organisasi ini dan khususnya Sekjen PBB Antonio Guterres yang dinilai sebagai lampu hijau jepada Al Saud untuk melanjutkan kejahatannya di Yaman adalah mencoret nama koalisi Suadi dari list hitam pelanggar hak anak. Padahal berdasarkan data resmi, setiap tahun sedikitnya 100 ribu anak Yaman meninggal dunia akibat berlanjutnya perang dan blokade serta dampaknya.
Pendekatan bias PBB dan penindasannya terhadap orang-orang Yaman dan anak-anak sebagian besar difokuskan untuk mendukung Arab Saudi, yang telah menyebabkan anak-anak Yaman menjerit karenanya.
Sejatinya PBB dengan berbagai bentuk berusaha menghapus hak bangsa Yaman dan menyelamatkan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman dari kubangan lumpur perang Yaman. Upaya terbaru PBB adalah usaha gagal Utusan khusus sekjen PBB untuk Yaman, Martin Griffiths untuk memaksa bangsa Yaman menyerah kepada Al Saud.
Oleh karena itu, salah satu alasan PBB mencoret nama Arab Saudi dari daftar hitam adalah mencegah segala bentuk kecaman terhadap Riyadh, namun faktor utama kemenangan bangsa Yaman pimpinan pemerintah penyelamatan nasional dihadapan agresi Al Saud dan perubahan konstelasi yang menguntungkan bangsa Yaman, serta rasa bahaya Arab Saudi dan pendukungnya seperti Amerika dan Israel membuat PBB geram.
Di sisi lain, kartu hitam PBB ini sejatinya sebagai imbalan dolar minyak, yang telah menyebabkan organisasi tersebut menutup mata terhadap agresi Al Saud.
Selain itu, Amerika dan Lobi Zionis dengan menekan PBB berusaha memberi tekanan kepada pemerintah penyelamatan nasional Yaman sehingga menghentikan perang di sejumlah provinsi dan wilayah Yaman khususnya di Provinsi Marib, di mana kemenangan mengarah kepada pemerintah Yaman ini. (MF)