Ada Upaya untuk Meningkatkan Intervensi AS dalam Urusan Internal Kuba
(last modified Sat, 17 Jul 2021 01:05:04 GMT )
Jul 17, 2021 08:05 Asia/Jakarta

Ketika kerusuhan dan protes berlanjut di Kuba, gerakan ekstremis anti-Havana di Amerika Serikat, khususnya di Florida, telah dimobilisasi untuk mempersiapkan opini publik bagi intervensi militer AS di Kuba.

Misalnya, Francis Suarez, Walikota Miami, Florida dari kubu Republik, dalam sebuah wawancara dengan jaringan sayap kanan Fox News, meminta pemerintah AS untuk mempertimbangkan opsi serangan militer di Kuba atau pemboman Havana untuk mendukung pengunjuk rasa di Kuba.

"Saya pikir Washington harus mempertimbangkan cara ini untuk menekan Havana," katanya.

Francis Suarez, Walikota Miami, Florida

Pada saat yang sama, beberapa Republikan di Kongres AS berusaha untuk memprovokasi pemerintah Demokrat Joe Biden, agar Gedung Putih mengintensifkan tindakan intervensionis di Kuba, termasuk aksi militer.

"Menurut Anda, mengapa kaum Sosialis di Kongres tidak mengambil tindakan untuk mengutuk rezim Kuba?" tanya Senator Ted Cruz kepada Fox News.

"Karena pemerintah Kuba adalah kediktatoran sosialis dan kaum sosialis Amerika tidak ingin mengungkapkan kejahatan, penderitaan, dan penindasan yang dilakukan oleh kaum sosialis Kuba pada rakyat," jawabnya.

Kelompok musuh pemerintah Havana ini berharap dapat membuka jalan bagi intervensi militer AS di Kuba dan menggulingkan pemerintah komunis di negara itu setelah 60 tahun.

Tentu saja, isu intervensi militer AS di Kuba bukanlah hal baru dan sudah berusia 120 tahun. Pada akhir abad kesembilan belas, meningkatnya campur tangan AS dalam urusan pulau Kuba saat itu, yang berada di bawah kekuasaan Spanyol, menyebabkan Perang Amerika-Spanyol. Hasil dari perang itu bagi rakyat Kuba adalah pergi di bawah bendera Amerika setelah meninggalkan bendera Spanyol.

Dominasi langsung dan tidak langsung Amerika atas Kuba, yang terletak 80 mil di selatan negara itu, berakhir dengan Revolusi Komunis yang dipimpin oleh Fidel Castro pada 1 Januari 1959. Namun, gagasan intervensi politik dan militer AS di Kuba tidak pernah ditinggalkan.

Ketika kerusuhan dan protes berlanjut di Kuba, gerakan ekstremis anti-Havana di Amerika Serikat, khususnya di Florida, telah dimobilisasi untuk mempersiapkan opini publik bagi intervensi militer AS di Kuba.

Amerika Serikat pernah mencoba keberuntungan mereka dengan Operasi Teluk Babi, yang menyebabkan kekalahan besar dan skandal bagi pemerintah AS saat itu. Beberapa tahun kemudian, intervensi AS dalam penyebaran rudal nuklir Soviet di tanah Kuba membawa dunia selangkah lebih dekat ke Perang Dunia III.

Sejak itu, eskalasi sanksi ekstensif terhadap negara kepulauan Karibia telah menjadi agenda karena ketidakmampuan AS untuk campur tangan secara langsung di Kuba. Sanksi ini mengejar dua tujuan primer dan sekunder. Yang pertama adalah menekan pemerintah komunis Kuba untuk memenuhi tuntutan Washington, dan jika itu tidak terjadi, itu akan memberi tekanan pada rakyat Kuba untuk memberontak melawan penguasa mereka.

Tentu saja, tidak satu pun dari kedua tujuan ini yang tercapai. Pihak berwenang Kuba tidak tunduk pada Washington, rakyat Kuba juga tidak melakukan kerusuhan yang berujung pada penggulingan pemerintah komunis di negara itu.

Bendera Amerika Serikat dan Kuba

Masalah ini sekali lagi mengangkat opsi aksi militer AS di Kuba, dan kali ini, dengan dalih mendukung protes beberapa warga Kuba baru-baru ini, di benak arus politik anti-Kuba paling radikal di Amerika Serikat. Masalah ini tidak dikesampingkan mengingat rekor AS di kawasan Amerika Latin, tetapi jika itu terjadi, itu akan memiliki konsekuensi politik-keamanan yang serius bagi kawasan dan dunia.