Aksi Destruktif Troika Eropa dan Tuduhan Nuklir terhadap Iran
Troika Eropa (Prancis, Jerman dan Inggris) pada hari Rabu (24/11/2021) mengeluarkan pernyataan bersama dalam pertemuan Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang mengungkapkan keprihatinan atas apa yang mereka sebut "ketegangan nuklir sistematis Iran" dan mengklaim bahwa langkah Iran dalam meningkatkan kemampuan nuklirnya telah membahayakan serius masyarakat internasional.
Troika Eropa juga menyebut langkah Iran baru-baru ini untuk memasang infrastruktur sentrifugal canggih sebagai "perkembangan yang mengkhawatirkan" dan berpendapat bahwa langkah tersebut dapat memfasilitasi pengayaan tingkat yang lebih tinggi untuk Iran.
Pada titik kritis ini, sebelum dimulainya putaran ketujuh pembicaraan Wina pada 29 November, tampaknya perang psikologis dan propaganda yang luas telah dilancarkan antara Iran dan kelompok 4 + 1 Barat untuk menekan Tehran agar menerima persyaratan dan tuntutan AS dan Eropa yang tidak rasional.
Pernyataan Troika Eropa tentang kegiatan nuklir Iran, yang sepenuhnya legal dan dalam kerangka aturan dan anggaran dasar Badan Energi Atom Internasional, dapat dievaluasi dalam hal ini.
Penting untuk dicatat bahwa setelah penarikan sepihak AS dari Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) pada Mei 2018, troika Eropa tidak mengambil tindakan efektif untuk memenuhi kewajiban mereka di bawah JCPOA untuk mengurangi dampak sanksi sepihak AS terhadap Iran dan harus dikatakan bahwa mereka berutang kepada Iran.
Troika Eropa, yang kini tampil menjadi penggugat dan menuduh Iran melanggar JCPOA. Padahal mereka telah menolak untuk memenuhi komitmen JCPOA, terutama implementasi yang efektif dari mekanisme keuangan dan perdagangan dengan Iran yang disebut INSTEX, karena tekanan AS dan kurangnya kemauan.
Semua masalah ini mendorong Iran untuk meluncurkan tanggapan terhadap penarikan ilegal AS dari JCPOA menyusul Eropa tidak mau melaksanakan janjinya.
Menanggapi kelambanan negara-negara Eropa, Tehran dalam lima langkah sesuai dengan ketentuan JCPOA, telah mengurangi kewajibannya di bawah JCPOA dan telah mengambil langkah lebih dari JCPOA, termasuk meningkatkan cadangan uranium, meningkatkan tingkat pengayaan dan pengoperasian sentrifugal baru.
Pemerintah Iran juga telah menangguhkan implementasi sukarela dari Protokol Tambahan sejalan dengan resolusi Parlemen Republik Islam Iran, tetapi semua ini hanyalah reaksi atas tindakan permusuhan Amerika Serikat dan kelambanan Eropa dalam memenuhi kewajiban mereka.
Faktanya, troika Eropa yang sekarang berada di pihak yang sama dengan Amerika Serikat dalam kesepakatan nuklir JCPOA selama kepresidenan Joe Biden.
Bukannya mengidentifikasi siapa yang melanggar JCPOA dan tanpa memperhatikan alasan Iran mengabaikan implementasi kewajiban JCPOA, troika Eropa justru berusaha untuk menunjukkan Tehran sebagai yang bertanggung jawab atas situasi saat ini.
Sementara melihat tren masa lalu dan berbagai sikap Iran menunjukkan bahwa Tehran telah bertindak dalam kerangka logis dan hukum.
"Semua pihak, dari Eropa hingga Rusia dan Cina percaya bahwa apa yang dikatakan Iran logis. Jika JCPOA ingin dilaksanakan, semua ketentuannya harus dilaksanakan. Jika mereka ingin Iran memenuhi kewajibannya, mereka juga harus melakukan kewajibannya," kata Emad Abshnas, pakar politik.
Isu lain yang disebutkan dalam pernyataan troika Eropa adalah klaim bahwa tindakan Iran telah mengurangi nilai JCPOA di bidang non-proliferasi nuklir.
Ketiga negara Eropa juga telah menyatakan keprihatinan tentang apa yang mereka klaim sebagai pengurangan kerja sama Iran dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan mengklaim bahwa ini telah mengurangi kemampuan IAEA untuk memantau program nuklir Iran.
Padahal menurut laporan IAEA sebelumnya, Iran tidak menyimpang dalam kegiatan nuklirnya dan mengurangi tingkat kerja sama dengan IAEA dalam menangguhkan pelaksanaan Protokol Tambahan dalam rangka pelaksanaan resolusi Parlemen Iran dan dalam menanggapi sikap Eropa yang tidak memenuhi janjinya.
Bola sekarang di lapangan Barat untuk melanjutkan pembicaraan Wina bukannya justru melemparkan tuduhan. Tentunya, jika sanksi sepihak AS terhadap Iran dicabut, Tehran akan siap untuk melaksanakan kembali komitmennya.