Mengapa Militer AS Memperingatkan Cina ?
(last modified Sat, 23 Apr 2022 09:34:59 GMT )
Apr 23, 2022 16:34 Asia/Jakarta

Persaingan militer dan keamanan AS-Cina di kawasan Indo-Pasifik telah mengambil dimensi baru ketika Beijing berupaya memperluas kehadiran militernya di kawasan strategis ini.

Dalam hal ini, Gedung Putih memperingatkan kehadiran militer Beijing di negara "Kepulauan Solomon" dan berjanji untuk menanggapi tindakan ini. Kepulauan Solomon adalah negara dengan lebih dari 990 pulau di Pasifik Selatan.

"Jika langkah-langkah diambil untuk membangun fasilitas militer, mengerahkan pasukan dan memiliki kehadiran permanen Cina di pulau-pulau itu, Washington akan merespons," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan setelah Amerika Serikat dan Kepulauan Solomon sepakat untuk memulai pembicaraan tingkat tinggi.

Gedung Putih

"Pada saat kritis ini, Amerika Serikat dan Kepulauan Solomon telah sepakat untuk meluncurkan dialog strategis tingkat tinggi yang diketuai bersama oleh Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri Kepulauan Solomon," kata pernyataan itu.

Cina mengumumkan pada hari Selasa (19/04/2022) bahwa mereka telah menandatangani pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon. Langkah itu, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam jenisnya, telah mendapat reaksi keras dari Amerika Serikat.

Sebenarnya, tindakan Beijing berarti kehadiran militer di wilayah yang selalu menjadi zona pengaruh dan kehadiran militer AS sejak Perang Dunia II.

Langkah itu akan meningkatkan kekhawatiran Amerika Serikat dan sekutu regionalnya di Pasifik Selatan, seperti Australia dan Selandia Baru, terkait pengaruh Cina yang tumbuh di wilayah yang telah lama dikendalikannya. Namun, pejabat senior di Kepulauan Solomon memiliki pandangan berbeda dengan Amerika Serikat dan mitranya.

"Keputusan pejabat senior Kepulauan Solomon untuk menandatangani pakta keamanan dengan Cina tidak merusak perdamaian dan koordinasi di kawasan itu atau melemahkannya," kata Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare di parlemen.

Terlepas dari sikap Kepulauan Solomon ini, Amerika Serikat bereaksi terhadap penandatanganan pakta keamanan ini dan menyatakan keprihatinan bahwa kerja sama yang erat antara Cina dan Kepulauan Solomon akan membuka jalan bagi Beijing untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan Indo-Pasifik.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrian Watson telah mengklaim bahwa para pejabat AS, Jepang, Selandia Baru dan Australia telah menyuarakan keprihatinan tentang kerangka keamanan antara Cina dan Kepulauan Solomon yang dapat menimbulkan ancaman serius bagi keamanan Samudra Hindia dan perairan bebas Samudra Pasifik.

Langkah Cina untuk memperluas pengaruh dan kehadiran militernya di kawasan Indo-Pasifik sebenarnya merupakan reaksi atas tindakan AS di kawasan tersebut.

Selama kepresidenan Biden, Washington telah menjadikan upaya melawan dugaan ancaman dari Cina sebagai prioritas utama dalam kebijakannya di kawasan Indo-Pasifik dan mengejar pendekatan pembangunan koalisi melawan Cina di wilayah geo-strategis ini.

Membentuk Dialog Keamanan Segi Empat (Quad) yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, Jepang dan India, serta Aliansi AUKUS yang terdiri dari AS-Inggris-Australia, punya tujuan melawan Cina.

Beijing menyalahkan aliansi militer pimpinan AS karena menciptakan ketegangan di kawasan Indo-Pasifik. Namun, Washington terus bekerja keras untuk membangun koalisi, yang diklaim dapat mengontrol Cina.

Militer Cina

Terlepas dari klaim pejabat pemerintahan Biden tentang persaingan yang setara dengan Cina dan de-eskalasi hubungan bilateral, apa yang dapat dipelajari dari sikap AS terhadap Cina sejak Biden menjabat, Washington sedang mencari konfrontasi komprehensif dengan Beijing di berbagai sektor ekonomi, perdagangan, militer, keamanan, politik, dan dunia maya, serta klaim maritimnya.

Reaksi Cina terhadap langkah-langkah ini termasuk memperkuat kemampuan militernya, membangun hubungan militer yang erat dengan Rusia, mengadakan latihan dan patroli angkatan laut bersama, dan sekarang memperluas kehadiran militernya di kawasan Indo-Pasifik dengan membuat aliansi keamanan dan militer dengan negara-negara di kawasan itu, termasuk Kepulauan Solomon.(sl)