Turki Menyambut Dimulainya Ekspor Gandum dari Ukraina
Turki telah mengumumkan bahwa sejumlah kapal pembawa gandum Ukraina dapat melakukan perjalanan dengan aman dan jauh dari ranjau darat karena bekerja sama dengan Kiev dan Moskow.
Pengiriman serealia Ukraina terhenti sejak perang dan pengepungan pelabuhan, dan harga global untuk biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk telah meningkat.
PBB sedang bekerja untuk mencapai kesepakatan bagi melanjutkan ekspor Ukraina serta ekspor bahan makanan dan pupuk Rusia, yang menurut Moskow telah terkena sanksi.
“Kami tidak bertanggung jawab untuk menciptakan koridor yang aman, tetapi jika koridor ini dibuat, kami dapat menyediakan jalur yang aman,” kata Vasily Nebenzya, Duta Besar Rusia untuk PBB.
Menurut Reuters, Rusia telah mengumumkan bahwa mereka telah menyediakan rute yang aman untuk pengiriman gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam, tetapi tidak bertanggung jawab untuk menciptakan koridor ini. Pada saat yang sama, Turki telah menyarankan agar kapal-kapal pembawa gandum Ukraina dapat berlayar jauh dari ranjau laut.
Dalam hal ini, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mencatat bahwa sesuai dengan usulan PBB, koridor maritim yang aman dapat dibangun di kawasan yang tidak ada ranjau laut.
Menurut Cavusoglu, “Karena lokasi ranjau laut diketahui, jalur aman khusus akan dibuat di tiga pelabuhan, dan kapal dagang, yang dipandu oleh kapal Ukraina, dapat dengan mudah masuk dan meninggalkan pelabuhan tanpa perlu membersihkan ranjau."
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric juga mengatakan organisasi itu telah bekerja sama dengan para pejabat Turki dalam masalah ini, tetapi "kemajuan lebih lanjut membutuhkan persetujuan dari pihak Ukraina dan Rusia".
Namun Kiev mengatakan tidak optimis tentang rencana tersebut, dan mengklaim bahwa menjinakkan ranjau-ranjau di berbagai pelabuhan Ukraina akan membuatnya lebih rentan terhadap serangan Rusia dari Laut Hitam.(sl)