Ini Klaim baru Robert Malley terkait Perundingan Doha
Utusan khusus Gedung Putih untuk Iran, Robert Malley saat diwawancarai Radio NPR Amerika mengklaim bahwa perundingan Doha adalah kesempatan yang sia-sia.
Putaran kedelapan perundingan di Wina terkait pencabutan sanksi yang dimulai sejak 27 Desember 2021 memasuki masa jeda atas usulan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell dan para juru runding kembali ke negara masing-masing untuk melakukan konsultasi politik.
Sejak saat itu hingga kini proses perundingan terhenti karena sikap Washington yang menunda mengambil keputusan untuk mengkompensasi langkah ilegalnya terhadap Iran di JCPOA, namun setelah kunjungan terbaru Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropo, Josep Borrell ke Tehran dan pertemuannya dengan petinggi Iran, diumumkan bahwa berdasarkan keputusan Iran dan AS, perundingan untuk mencabut sanksi dimulai kembali hari Selasa dan Rabu (28-29 Juni 2022) di Doha, Qatar.
Menurut laporan IRNA, laman NPR Selasa (5/7/2022) mengutip wawancara Robert Malley menulis bahwa Uni Eropa ingin melakukan setidaknya satu upaya lagi dan mengundang dua delegasi untuk bertemu dengan mereka.
Pejabat AS ini mengklaim, diharapkan bahwa Iran akan menunjukkan tekad untuk mencapai kesepakatan, tetapi tampaknya itu tidak mungkin untuk memberikan jawaban dan negosiasi Doha lebih merupakan peluang yang sia-sia.
Klaim Robert Malley ini dirilis ketika Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian Senin (4/7/2022) di kontak telepon dengan sejawatnya dari Prancis seraya menhelaskan bahwa kami serius dan jujur untuk meraih kesepakatan baik dan stabil, serta senantiasa menggulirkan ide-ide positif di perundingan mengatakan, tapi pihak Amerika hadir di Doha tanpa pendekatan yang didasari inisiatif. (MF)