Amerika Tinjauan dari Dalam, 29 Oktober 2022
Perkembangan dan berita di Amerika Serikat selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya melonjaknya defisit anggaran Amerika Serikat (AS) yang melampaui 500 Persen.
Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa defisit anggaran federal bulanan telah meningkat sebesar 562 persen dibandingkan dengan September tahun lalu.
Departemen Keuangan AS hari Senin (24/10/2022) mengumumkan bahwa defisit anggaran federal meningkat khususnya pada bulan terakhir tahun fiskal 2022, karena rencana Biden untuk memberikan penghapusan jutaan pinjaman mahasiswa Amerika.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden pada hari Jumat memuji pemerintahannya karena mengurangi defisit anggaran menjadi 1,4 triliun dolar sejak tahun lalu.
"Seluruh pengurangan defisit anggaran antara 2021 dan 2022 berkaitan dengan Covid-19, bukan pembaruan tanggung jawab fiskal," kata Ketua Komite Anggaran Federal AS, Maya McGuinness dalam sebuah pernyataan, hari Jumat.
“Faktanya, jika pemerintahan Biden tidak memutuskan untuk menerapkan rencana penghapusan pinjaman mahasiswa yang mahal dan inflasi pada Agustus, defisitnya akan lebih rendah sekitar $400 miliar,” tegasnya.
Utang tunggakan Amerika telah meningkat hampir $8 triliun sejak awal tahun 2020, dan $1 triliun hanya dalam delapan bulan.
Komite Anggaran Federal memperkirakan bulan lalu bahwa kebijakan Biden dapat menambah $4,8 triliun kenaikan defisit anggaran antara 2021 hingga 2031.
Departemen Tenaga Kerja AS baru-baru ini mengumumkan bahwa indeks harga barang-barang konsumen pada bulan September meningkat sebesar 8,2 persen pertahun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, tingkat inflasi pada September 2022 di Amerika meningkat sebesar 8,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
AS Kerahkan Drone di Jepang untuk Pantau Cina dan Korut
Komando Angkatan Udara AS mengerahkan sekelompok drone jenis MQ-9 Reaper di selatan pulau Kyushu Jepang untuk misi pengintaian dan memantau pergerakan Cina dan Korea Utara.
Interfax hari Kamis (27/10/2022) melaporkan drone yang sedang menjalankan misi pengintaian sejak Minggu pekan ini untuk mengumpulkan informasi tentang aktivitas Cina dan Korea Utara di kawasan itu
Drone berbasis di Pangkalan Udara Angkatan Bersenjata Jepang, Kanoya dan akan dapat meluncurkan pemboman udara.
Amerika Serikat sebelumnya telah menggunakan drone ini untuk melatih personelnya di kawasan Indo-Pasifik.
Selain itu, UAV tersebut digunakan dalam operasi anti-terorisme di Timur Tengah, Afrika Timur dan Asia Tengah.
Ketua DPR AS Ulangi Klaim Palsu terhadap Iran
Ketua Dewan Perwakilan Dewan AS Nancy Pelosi kembali menuduh Iran melakukan kesalahan besar dengan mengirimkan UAV ke Rusia untuk menyerang target Ukraina yang mengurangi keamanan dunia.
Reuters hari Selasa (26/10/2022) melaporkan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi dalam pertemuan dengan PM Kroasia mengatakan, "Pertama, kita harus bisa berurusan dengan drone ini, karena itu adalah teknologi berbahaya yang perlu dihentikan,".
"Kami telah berusaha menjadikan dunia tempat yang lebih aman dengan berpartisipasi memberikan dukungan terhadap Kemerdekaan Ukraina dan kembalinya Semenanjung Krimea ke Kyiv. Tetapi sekarang mereka mengurangi keamanan dunia dengan membantu Rusia,".
Pelosi, yang mengunjungi Ukraina tahun ini, adalah pendukung setia pasokan bantuan keuangan dan peralatan militer ke Kyiv.
Semenanjung Krimea dipisahkan dari Ukraina pada 2008 dan bergabung dengan wilayah Rusia.
Amerika Serikat telah lama menuduh Iran mengirim UAV ke Rusia dalam Perang Ukraina sejak dimulainya Perang Ukraina, yang dibantah ketas oleh pejabat Republik Islam Iran.
Selama beberapa hari terakhir, media dan pejabat Barat telah mengintensifkan serangan atas klaim pengiriman rudal dan drone Iran ke Rusia untuk digunakan dalam Perang Ukraina.
Klaim terebut mengemuka di saat Amir Saeed Irvani, Duta Besar dan Utusan Tetap Iran di PBB, dalam sebuah surat kepada Sekretaris PBB Jenderal Antonio Guterres, mendesaknya untuk menghentikan penyalahgunaan resolusi PBB tentang perang Ukraina dan tuduhan yang tidak berdasar tentang tentang Iran.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian menilai tuduhan pengiriman rudal dan drone Iran ke Rusia untuk menghadapi Ukraina, sebagai klaim yang tidak berdasar.
"Klaim pengiriman rudal Iran ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina, adalah klaim tak berdasar. Kami menjalin kerja sama pertahanan dengan Rusia, tapi tentu saja pengiriman senjata dan drone untuk melawan Ukraina, bukan kebijakan kami," ujar Abdollahian.
Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu akhirnya membahas klaim pengiriman drone Iran ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina.
Bantuan Militer Baru AS Senilai US$275 Juta untuk Ukraina
Pemerintah AS menyetujui bantuan militer untuk Ukraina sebesar 275 juta dolar.
Menurut laporan FNA, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa paket bantuan militer AS yang baru ke Ukraina senilai 275 juta dolar termasuk sistem rudal HIMARS dalam perjalanan menuju Ukraina.
Sesuai dengan laporan ini, sumber informasi Amerika juga mengumumkan bahwa paket bantuan militer AS yang baru akan memperkuat kemampuan Ukraina untuk melakukan serangan balik terhadap Rusia.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan AS mengumumkan bahwa mereka berencana untuk mengirimkan sistem permukaan-ke-udara NASAMS yang kuat ke Ukraina dalam beberapa minggu mendatang. Dalam pernyataan hari Kamis (27/10/2022), Lloyd Austin menentukan tanggal pengiriman sistem ini untuk pertama kalinya.
Sementara itu, Ned Price, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, pada hari Kamis (27/10) mengatakan, Berbagai lembaga dan organisasi di Amerika Serikat bersatu dalam mendukung Ukraina, dan saya berharap bahwa koordinasi dan dukungan Amerika untuk Ukraina akan berlanjut setelah pemilu Kongres.
Sekaitan dengan hal ini, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba sebelumnya mengumumkan bahwa Kiev khawatir tentang ancaman baru-baru ini dari anggota parlemen senior Republikan AS untuk menghentikan bantuan ke Ukraina jika mereka menguasai Dewan Perwakilan Rakyat dalam pemilihan paruh waktu bulan depan.
Pada awal perang Rusia dengan Ukraina, bantuan Amerika ke Kiev didukung oleh kedua belah pihak di negara ini, tetapi baru-baru ini Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat telah menyatakan keraguannya untuk memberikan lebih banyak dukungan militer saat perang berlanjut.
Komandan Senior Militer AS Jalin Kontak Telpon dengan Rusia, Ada Apa ?
Seorang pejabat resmi militer Amerika Serikat mengatakan bahwa Kepala Staf Gabungan Angkatan bersenjata Amerika dan Rusia melakukan percakapan telepon pada hari Senin.
Pejabat militer AS ini tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang percakapan antara Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS, Jenderal Mark Milley dan mitranya dari Rusia Valery Gerasimov.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengumumkan terjadinya kontak telpon antara Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin untuk membahas perkembangan terbaru di Ukraina dan keamanan internasional.
Meletusnya perang di Ukraina sejak Februari lalu hingga kini meningkatkan ketegangan antara Moskow dan Washington, sehingga banyak ahli menyebutnya sebagai kembalinya era Perang Dingin.
AS akan Cairkan Sebagian Aset Afghanistan yang Dibekukan
Perwakilan khusus AS untuk Afghanistan mengumumkan keputusan baru negara ini mengenai kemungkinan pencairan sebagian aset rakyat Afghanistan yang dibekukan.
Intensifikasi sanksi Amerika dan pembekuan sepuluh miliar dolar aset Bank Sentral Afghanistan oleh Washington telah meningkatkan krisis ekonomi di negara ini. Bahkan, organisasi kemanusiaan internasional menilai situasi ini akan membahayakan nyawa jutaan warga Afghanistan.
Menurut kantor berita Afghanistan, AVA, Thomas West, Utusan khusus AS Urusan Afghanistan hari Sabtu (22/10/2022) mengatakan, "Pertemuan pertama antara anggota dana perwalian Afghanistan akan diadakan bulan depan,".
Menurut West, anggota dana ini terdiri dua perwakilan dari AS dan Swiss, dua dari Afghanistan akan membuat keputusan penting mengenai status sekitar 3,5 miliar dolar dari aset Afghanistan yang disita di AS.
Mantan Direktur CIA: AS Terlibat Langsung dalam Perang di Ukraina
Mantan kepala CIA mengakui kemungkinan keterlibatan langsung AS dalam perang di Ukraina.
Saluran berita CBS News Amerika Serikat hari Sabtu (22/10/2022) melaporkan berita pengiriman tentara Amerika ke Rumania, dengan mengungkapkan, "Amerika Serikat telah mengirim pasukan militer ke wilayah Eropa untuk pertama kalinya dengan tujuan melanjutkan perang antara Ukraina dan Rusia,".
Amerika Serikat telah mengirim Divisi Lintas Udara ke-101, yang dikenal sebagai "Screaming Eagles", ke wilayah Ukraina yang dapat dikirim ke bagian mana pun di dunia dalam beberapa jam dan segera memasuki pertempuran. Pasukan ini siap memasuki wilayah Ukraina atau negara lain yang menjadi anggota NATO.
David Petraeus, Mantan Direktur CIA dalam sebuah wawancara dengan media Prancis, L' Express, mengungkapkan adanya kemungkinan keterlibatan langsung Amerika Serikat dan sekutunya dalam konflik di Ukraina, bahkan ketika negara-negara anggota NATO tidak berada di bawah ancaman,
"Tindakan internasional terhadap Rusia akan dipimpin oleh AS, dan bukan NATO," ujar Petraeus.
Ia juga mengakui bahwa Moskow tidak berusaha untuk meningkatkan ketegangan dan menciptakan perang dunia, tapi akhirnya konflik yang lebih luas menjadi keinginan terakhir Presiden Rusia Vladimir Putin.
Awal bulan ini, Petraeus mengklaim, "Jika Moskow menggunakan senjata nuklir di Ukraina, maka Amerika Serikat dapat menghancurkan semua pasukan Rusia di Ukraina bersama dengan armada Rusia di Laut Hitam,".
Sebelumnya, Moskow telah menekankan bahwa Amerika tidak mengenal batas dan menggunakan taktik apa pun untuk mendorong Rusia ke arah penggunaan senjata nuklir.