Peringatan Perang Dunia Ketiga dengan Eskalasi Permusuhan terhadap Rusia
Dmitry Medvedev, mantan Presiden dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia memperingatkan tentang terjadinya Perang Dunia III. Pada hari Senin (23/01/2023), Medvedev mengatakan, "Dunia mendekati bahaya Perang Dunia III karena permusuhan terhadap Federasi Rusia."
Dia juga menekankan bahwa Rusia akan melakukan segalanya untuk mencegah bencana nuklir dan perang dunia ketiga.
Menurutnya, "Jika kami tidak menerima jaminan keamanan maksimum yang diinginkan Rusia, ketegangan akan berlanjut tanpa batas. Dunia akan bergerak menuju perang dunia ketiga dan bencana nuklir."
Peringatan serius Medvedev tentang kemungkinan perang dunia ketiga dengan eskalasi permusuhan terhadap Rusia karena tren penolakan Barat saat ini untuk memberikan jaminan keamanan kepada Rusia, termasuk penolakan Ukraina untuk bergabung dengan NATO, dan peningkatan dukungan Barat untuk Ukraina, telah diekspresikan dalam perang saat ini dengan Rusia dan peningkatan komprehensif tekanan blok Barat terhadap Moskow, termasuk perluasan ruang lingkup sanksi.
Tampaknya, Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, percaya bahwa tekanan tak terbatas terhadap Rusia tidak akan mengarah pada reaksi nuklir dari Moskow. Karena alasan ini, menjelang bulan kedua belas Perang Ukraina, mereka bukan hanya tidak mengurangi bantuan militer dan senjata ke Kiev, melainkan menghadapi gelombang yang meningkat di bidang ini, dan bahkan sekarang senjata seperti tank berat Challenger 2 dan kendaraan tempur lapis baja Bradley Amerika telah dikirim ke Ukraina.
Sementara itu, Washington dan mitra Eropanya mengerahkan berbagai jenis sistem pertahanan udara, termasuk Patriot, di Ukraina, di mana langkah itu ditambah dengan mengirimkan berbagai jenis sistem artileri dan rudal dengan tujuan mengubah keseimbangan perang demi kepentingan Kiev.
Tujuan keseluruhan Barat, yang dipimpin oleh Amerika, adalah mengalahkan Rusia dalam perang Ukraina.
Mengacu pada operasi militer Moskow di Ukraina, Dmitry Medvedev memperingatkan pada 18 Januari bahwa kekalahan kekuatan nuklir dalam perang konvensional dapat menyebabkan perang nuklir.
Dalam pesan telegram tentang dukungan NATO kepada tentara Ukraina, dia menulis, Kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar yang menjadi sandaran nasib mereka.
Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengatakan bahwa kemenangan Rusia di Ukraina sudah pasti saat berkunjung ke pabrik senjata di kampung halamannya di St. Petersburg.
Dmitry Medvedev, mantan Presiden dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia memperingatkan tentang terjadinya Perang Dunia III. Pada hari Senin (23/01/2023), Medvedev mengatakan, "Dunia mendekati bahaya Perang Dunia III karena permusuhan terhadap Federasi Rusia."
Di sisi lain, pejabat senior militer Barat telah memperingatkan tentang prospek kemenangan Rusia dalam perang Ukraina.
Sebaliknya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut kemenangan Rusia di Ukraina sangat berbahaya bagi NATO dan menekankan bahwa kemenangan Rusia dalam konflik militer saat ini di Ukraina akan membuat NATO rentan dan membawa banyak risiko bagi Pakta Pertahanan Atlantik Utara.
Menurutnya, kemenangan Rusia bukan hanya akan menjadi tragedi bagi Ukraina saja, tetapi juga untuk seluruh blok NATO. Stoltenberg mengatakan, "Situasi seperti itu akan sangat berbahaya bagi kita semua. Karena itu akan menjadi sinyal bagi semua rezim otoriter bahwa mereka dapat menggunakan kekuatan dan melanggar hukum internasional untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Situasi ini akan membuat kita rentan."
Dari sudut pandang para pemimpin Barat, kemenangan Rusia dalam perang Ukraina, bahkan di sekitar NATO, akan berarti mendiskreditkan organisasi militer ini dan perluasan lebih lanjut pengaruh dan kekuatan regional dan internasional Rusia, serta akan mengubah keamanan, perimbangan militer dan politik di Eropa yang merugikan Barat.
Sementara dari sudut pandang Presiden AS Joe Biden dan pejabat senior militer dan keamanan pemerintahannya, perang Ukraina adalah kesempatan unik dan tidak dapat diulangi untuk semakin menentang Rusia dan melemahkannya serta pada akhirnya mencegah pembentukan penuh sistem multipolar.
Oleh karena itu, mereka bertekad untuk mencegah Rusia memenangkan perang di Ukraina dengan cara apapun.
Dari sudut pandang Moskow, tujuan Barat untuk melanjutkan perang ini adalah untuk melemahkan Rusia sebanyak mungkin dengan tujuan akhir disintegrasi. Dengan cara ini diharapkan perang di Ukraina bukan hanya tidak akan berakhir, tetapi juga mengingat kelanjutan dan perluasan bantuan militer dan senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Barat, maka cakupan perang ini akan semakin luas.
Tentu saja, skenario seperti itu sangat meningkatkan kemungkinan reaksi nuklir Rusia dan terjadinya Perang Dunia III.(sl)