AS Menghasut Perang dengan Mendukung Ukraina Serang Krimea
Sabrina Singh, Wakil Juru Bicara Pentagon mengatakan pada hari Kamis (19/01/2023) bahwa Amerika Serikat menganggap semenanjung Krimea sebagai bagian dari wilayah Ukraina dan mendukung operasi Kiev untuk merebutnya kembali.
"Jika mereka (Ukraina) memutuskan untuk melakukan operasi di Krimea, mereka telah memutuskan untuk beroperasi di wilayah mereka. Kami akan bersama Ukraina selama perang berlangsung, dan perang ini termasuk operasi di Krimea, dan mereka berhak mengambilnya kembali," ungkap Singh.
Sebelumnya, New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk menyediakan senjata yang diperlukan ke Ukraina demi menargetkan semenanjung Krimea.
Pada hari Rabu (18/01), Ned Price, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS dalam menanggapi pertanyaan apakah Washington berusaha mencegah Ukraina menggunakan senjata Amerika di Krimea, mengatakan, Semenanjung ini adalah bagian dari wilayah Ukraina, dan Washington memiliki peralatan yang diperlukan untuk mempertahankan wilayahnya yang akan diserahkan kepada Kiev.
Aneksasi Krimea ke Rusia terjadi pada 2014 setelah referendum di mana lebih dari 96 persen pemilih di semenanjung ini yang menyatakan persetujuan mereka.
Ukraina masih menganggap Krimea sebagai bagian dari wilayahnya dan menyebutnya diduduki. Di sisi lain, Rusia memperingatkan kemungkinan serangan Ukraina ke Krimea dan menyatakan bahwa serangan ini akan "sangat berbahaya".
Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa semenanjung ini, seperti banyak wilayah lain di Ukraina, yang dikuasai oleh pasukan militer Rusia sejak awal perang pada Februari 2022, secara historis dianggap sebagai bagian dari wilayah Rusia.
Anatoly Antonov, Duta Besar Moskow di Washington, mengacu pada pernyataan Departemen Luar Negeri AS tentang Semenanjung Krimea, mengatakan, "Nada kata-kata pejabat Amerika menjadi semakin agresif. Mengandalkan pernyataan palsu bahwa Krimea adalah bagian dari Ukraina dan angkatan bersenjata negara ini dapat melindungi wilayah mereka dengan menggunakan senjata Amerika, Departemen Luar Negeri AS sebenarnya memaksa rezim Kiev untuk melakukan aksi teroris di Rusia."
Dari sudut pandang Presiden AS Joe Biden, pejabat militer dan keamanan senior pemerintahannya, perang di Ukraina telah memberikan peluang unik dan tidak dapat diulangi untuk menentang Rusia sebanyak mungkin dan melemahkannya, dan pada akhirnya mencegah pembentukan penuh sistem multipolar.
Sabrina Singh, Wakil Juru Bicara Pentagon mengatakan pada hari Kamis (19/01/2023) bahwa Amerika Serikat menganggap semenanjung Krimea sebagai bagian dari wilayah Ukraina dan mendukung operasi Kiev untuk merebutnya kembali.
Selain itu, dari sudut pandang para pemimpin Barat, kemenangan Rusia dalam perang Ukraina, bahkan di sekitar NATO, akan berarti mendiskreditkan organisasi militer ini, perluasan pengaruh dan kekuatan regional dan internasional Rusia, dan akan mengubah perimbangan keamanan, militer dan politik di Eropa yang merugikan Barat.
Oleh karena itu, mereka bertekad untuk mencegah Rusia memenangkan perang di Ukraina dengan cara apapun.
Dari sudut pandang Moskow, tujuan Barat melanjutkan perang ini adalah melemahkan Rusia sebanyak mungkin dengan tujuan akhir disintegrasi.
Dengan demikian, perang di Ukraina yang kini memasuki bulan ke-11 diperkirakan telah menimbulkan korban jiwa yang sangat besar dan kerusakan militer yang luas, serta kehancuran infrastruktur Ukraina, bukan hanya tidak akan berakhir, tetapi menurut sikap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan dengan mengandalkan dukungan ekstensif Amerika Serikat akan terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Simbol dari hal ini adalah persetujuan bantuan senjata baru senilai US $2,5 miliar dan total bantuan lebih dari $40 miliar pada tahun 2023, yang merupakan lampu hijau Biden untuk pengiriman kendaraan tempur lapis baja canggih Bradley ke Ukraina.
Skenario yang, meskipun klaim Barat untuk mencegahnya terjadi, sebenarnya bergerak menuju realisasi skenario ini dengan peningkatan yang signifikan dalam bantuan senjata Amerika dan juga mendorong pemerintah Kiev untuk melanjutkan perang.
Tentu saja, kali ini kemungkinan untuk memperluas cakupan perang ini ke wilayah Rusia akan jauh lebih besar daripada di masa lalu.(sl)