Amerika Tinjauan dari Dalam, 8 April 2023
Perkembangan di Amerika selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; AS-Prancis Beri Lampu Hijau untuk Mediasi Cina di Ukraina.
Selain itu, masih ada isu lainnya seperti:
- Pentagon Perluas Pelatihan Pasukan Ukraina
- AS Khawatirkan Fakta Ledakan Pipa Gas Nord Stream Terungkap
- Pentagon Bantah Balon Cina Himpun Informasi Militer AS
- Direktur CIA Marah Saudi Capai Kesepakatan dengan Iran
- Kematian akibat senjata di kalangan anak, remaja di AS naik 50 persen
AS-Prancis Beri Lampu Hijau untuk Mediasi Cina di Ukraina
Presiden Amerika Serikat dan Prancis dalam pembicaraan teleponnya mengaku akan melibatkan Cina dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina.
Dikutip Reuters, Rabu (5/4/2023) Istana Elysee mengumumkan, "Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Presiden AS Joe Biden dalam pembicaraan teleponnya sepakat untuk mempercepat proses mengakhiri perang Ukraina, dengan melibatkan Cina."
Pembicaraan telepon Presiden Prancis, dan Presiden Amerika Serikat tersebut dilakukan menjelang lawatan tiga hari Emmanuel Macron, ke Cina.
"Kedua pemimpin negara telah menyatakan kesiapan untuk melibatkan Cina, dalam mempercepat proses mengakhiri perang di Ukraina, dan ikut ambil bagian dalam membangun perdamaian berkelanjutan di kawasan itu," kata Presiden Prancis.
Pada saat yang sama AS dan negara-negara NATO, sampai saat ini terus melanjutkan pengiriman senjata dan dukungan dana ke Ukraina, untuk melanggengkan perang.
Menanggapi rencana lawatan Presiden Prancis ke Beijing, yang akan disertai oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Cina mengaku akan membicarakan upaya menggambar peta jalan hubungan bilateral dengan Prancis.
Pentagon Perluas Pelatihan Pasukan Ukraina
Russia Today melaporkan, salah seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan AS kepada wartawan hari Rabu (5/4/2023) mengatakan, "Selain paket senjata baru senilai 2,6 miliar dolar, Pentagon memperluas pelatihan pasukan Ukraina dengan berfokus pada berbagai jenis senjata dan manuver,".
Meskipun pejabat tersebut hanya memberikan sedikit rincian tentang pelatihan baru untuk pasukan Ukraina, tapi dia mencatat bahwa 4.000 tentara Ukraina baru saja menyelesaikan pelatihan kendaraan lapis baja Bradley yang dikirim ke Kyiv.
Sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia ke Ukraina, Pentagon telah melatih total lebih dari 7.000 tentara Ukraina, sebagian besar dilakukan di Jerman.
Mengenai pemberian pelatihan tank tempur Abrams M1, pejabat senior Amerika ini mengatakan bahwa pelatihan tank-tank tersebut belum dimulai.
"Tanggal pastinya belum ditentukan, tapi kami berharap itu akan segera dilakukan," ujar seorang pejabat senior Pentagon.
Selain itu, paket senjata baru, yang diumumkan bersamaan dengan pelatihan ekstensif pasukan Ukraina, mencakup peluru artileri tambahan, rudal, peluncur granat, sistem anti-tank Javelin, dan amunisi lainnya.
Dengan paket bantuan ini, total bantuan militer AS ke Ukraina sejak awal kepresidenan Joe Biden pada 2021, mencapai hampir 36 miliar dolar.
AS Khawatirkan Fakta Ledakan Pipa Gas Nord Stream Terungkap
Kedutaan Besar Rusia di Washington dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa Amerika Serikat mengkhawatirkan terungkapnya fakta ledakan pipa aliran gas Nord Stream.
Pada 27 September 2022, terjadi perusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya di jalur pipa gas Nord Stream. Badan seismologi Swedia mencatat terjadinya dua ledakan pada 26 September di rute pipa tersebut.
Serangan simultan pada jalur pipa gas Nord Stream 2 menyebabkan terjadinya pengurangan tekanan dan kebocoran di Laut Baltik.
Kedutaan Besar Rusia di Washington dalam sebuah pernyataan hari Selasa (4/4/2023) mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki kemauan untuk mengungkapkan kebenaran tentang ledakan pipa gas Nord Stream dan pelaku sabotasenya.
Sebelumnya, pada Februari 2023, jurnalis investigatif Amerika, Seymour Hersh dalam sebuah wawancara dengan majalah Jerman mengungkapkan bahwa ledakan pipa gas Nord stream di laut Baltik adalah operasi rahasia yang dikeluarkan oleh Gedung Putih dan dilakukan oleh CIA.
Menurut Hersh, keputusan untuk melakukan operasi dibuat oleh Presiden AS Joe Biden setelah sembilan bulan pembicaraan dengan pejabat pemerintah tentang masalah keamanan nasional.
Pentagon Bantah Balon Cina Himpun Informasi Militer AS
Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon membantah laporan sebuah stasiun televisi yang menyebutkan bahwa balon Cina berhasil mengumpulkan informasi terkait fasilitas militer AS.
Sabrina Singh, Selasa (4/4/2023) mengatakan, "Saat ini kami tidak bisa mengonfirmasi bahwa balon tersebut memiliki kemampuan mentransfer informasi ke Cina pada saat bersamaan. Kami sekarang sedang menganalisa masalah ini."
Stasiun televisi NBC News hari Senin melaporkan, balon Cina yang beberapa waktu lalu ditembak jatuh di atas langit AS, atas perintah langsung Joe Biden, mampu mengumpulkan informasi situs-situs militer AS.
Mengutip salah seorang pejabat senior Pentagon, NBC News mengabarkan, "Balon yang terbang tinggi ini dikendalikan oleh Cina, dan sebelum jatuh pada 4 Februari, beberapa kali melewati sejumlah situs militer AS, serta terbang dengan formasi angka delapan."
Menurut NBC News, tiga pejabat AS mengatakan bahwa balon Cina tersebut mampu mentransfer informasi pada saat bersamaan ketika tengah melakukan penerbangan.
Para pejabat AS itu menjelaskan, informasi-informasi yang berhasil dikumpulkan balon Cina itu meliputi sinyal-sinyal elektronik dari sistem-sistem persenjataan dan komunikasi di antara personel militer, tapi bukan transfer gambar.
Direktur CIA Marah Saudi Capai Kesepakatan dengan Iran
Kesepakatan yang dicapai Arab Saudi dengan Iran untuk memulihkan hubungan diplomatik, telah membuat Direktur Dinas Intelijen Amerika Serikat, CIA, marah.
William Burns, Direktur CIA, Kamis (6/4/2023) seperti dikutip Wall Street Journal mengatakan, "AS terkejut dengan upaya Saudi memulihkan hubungan dengan Iran dan Suriah, padahal keduanya berada di bawah sanksi Barat."
Direktur CIA juga mengaku sudah menyampaikan kemarahannya tersebut kepada Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Kemarahan Direktur CIA atas pemulihan hubungan Iran dan Saudi, ditunjukkan setelah sebelumnya Menteri Luar Negeri Iran dan Saudi bertemu di Cina, dan menandatangani sejumlah kesepakatan.
Dalam pertemuannya di Beijing, Menlu Iran dan Saudi sepakat untuk membuka kembali Kedutaan Besar dua negara pada waktu yang sudah disepakati, dan menekankan kesiapan dua negara untuk menyingkirkan semua hambatan perluasan kerja sama.
Selain itu, kedua negara akan menggelar negosiasi delegasi-delegasi tingkat ahli untuk memulai kembali rute penerbangan langsung, membuka fasilitas pengeluaran visa bagi warga kedua negara termasuk visa umrah, dan penguatan kerja sama di berbagai organisasi internasional.
Kematian akibat senjata di kalangan anak, remaja di AS naik 50 persen
Kematian akibat senjata di kalangan anak dan remaja di Amerika Serikat melonjak 50 persen dalam dua tahun, menurut analisis Pusat Penelitian Pew yang dirilis pekan ini.
Sebelum terjadi wabah pandemi COVID-19 pada 2019, jumlah korban tewas akibat senjata di kalangan anak dan remaja Amerika di bahwa usia 18 tahun sebanyak 1.732 orang, katanya. Akan tetapi, pada 2012 angka tersebut naik secara drastis menjadi 2.590 orang.
"Kematian senjata di kalangan anak dan remaja naik dari 2,4 kematian per 100.000 anak di bawah umur pada 2019, menjadi 3,5 dua tahun kemudian, naik 46 persen," menurut analisis tersebut.
Pusat Penelitian Pew melakukan analisis tersebut pasca penembakan fatal di sekolah pada 27 Maret di Nashville, Tennessee yang menewaskan enam orang, termasuk tiga anak.
Jumlah dan tingkat kematian anak dan remaja yang disebabkan oleh senjata pada 2021 menjadi yang tertinggi sejak setidaknya 1999, kata lembaga riset tersebut.
Pew Research Center menganalisis statistik kematian tahunan terbaru milik Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC).