Apr 22, 2023 11:10 Asia/Jakarta

Robert F. Kennedy, seorang politisi Amerika yang telah mengumumkan keikutsertaannya dalam pemilihan umum presiden tahun depan dan merupakan saingan Joe Biden di Partai Demokrat, mengakui bahwa Amerika Serikat menciptakan kelompok teroris Daesh (ISIS).

Robert Kennedy, 69, mengatakan, Polisi korup. Kami menciptakan ISIS. Kami mengirim dua juta pengungsi ke Eropa dan mendestabilisasi demokrasi di sana yang menyebabkan Brexit.

Di bagian lain dari pidatonya, politisi demokrat dan saingan Joe Biden ini, mengacu pada biaya perang Amerika, terutama di Irak menjelaskan, Biaya ini tidak memiliki hasil selain kehancuran kelas menengah di Amerika, dan harus mengakhiri situasi ini.

Robert F. Kennedy, politisi Amerika dari partai Demokrat

Pada fase pertama kampanye pemilu, Robert Kennedy berhasil menarik banyak pemilih Biden dan mendapatkan dukungan mereka.

Pengakuan seorang politisi senior Amerika, yang berusaha memasuki Gedung Putih dan memegang jabatan Presiden, untuk peran langsung Amerika Serikat sekali lagi mengungkap kebohongan Washington tentang perang melawan terorisme, terutama kelompok teroris Daesh.

Hal itu mengungkapkan peran Amerika Serikat dalam pembentukan dan perluasan Daesh, sementara pada saat yang sama telah melakukan kejahatan besar di Suriah, Irak, Afghanistan, dan belahan dunia lainnya.

Tentu saja, ini bukan pertama kalinya seorang politikus senior Amerika menekankan peran Washington dalam pembentukan Daesh.

Mantan Presiden AS Donald Trump memiliki kata-kata kontroversial tentang peran langsung Presiden Barack Obama dan mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dalam pembentukan Daesh.

Dalam pidato pemilunya pada Januari 2016, Trump mengatakan, Mereka (Obama dan Clinton) adalah orang-orang yang tidak jujur. Mereka menciptakan Daesh. Hillary Clinton bersama dengan Obama menciptakan Daesh.

Pernyataan Trump tersebut sebenarnya merupakan konfirmasi atas tudingan yang berkali-kali dilontarkan oleh para kepala beberapa negara dunia, seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, tentang peran langsung Gedung Putih dalam pembentukan dan aksi Daesh.

Robert F. Kennedy, seorang politisi Amerika yang telah mengumumkan keikutsertaannya dalam pemilihan umum presiden tahun depan dan merupakan saingan Joe Biden di Partai Demokrat, mengakui bahwa Amerika Serikat menciptakan kelompok teroris Daesh (ISIS).

Amerika Serikat, bekerja sama dengan sekutu Arabnya di kawasan Asia Barat, memainkan peran kunci dalam pembentukan dan pengembangan kelompok teroris Takfiri Daesh untuk menghadapi Poros Perlawanan, dan telah melakukan upaya terus menerus untuk memperluas kegiatan Daesh di Irak dan Suriah dan kemudian di Afghanistan.

Berbagai bukti di bidang ini sangat luas dan didokumentasikan, dan ada tanda-tanda tindakan terencana Washington di bidang ini.

Faktanya, Amerika tidak bisa menutupi perannya dalam pembentukan Daesh. Daesh pertama kali dibentuk di Irak dengan partisipasi sisa elemen Partai Baath Irak kemudian Salafi dan Takfiri yang berkumpul di Irak dari berbagai belahan dunia dan dengan cepat memperluas cakupan kegiatannya dari Irak ke Suriah.

Sebagai pemimpin Barat, Amerika Serikat, bersama mitra Barat dan Arabnya, memberikan dukungan ekstensif kepada teroris Takfiri, termasuk Daesh.

Tujuan Washington adalah menggulingkan pemerintah Suriah yang sah dan melemahkan Poros Perlawanan, dan mereka memandang kelompok teroris ini sebagai sarana untuk mencapai tujuannya.

Yang penting adalah bahwa Amerika Serikat dan sekutunya, yang memiliki sejarah panjang mendukung Daesh habis-habisan, mencoba berpura-pura berada di garis depan perang melawan Daesh dengan membentuk apa yang disebut koalisi anti-Daesh di Agustus 2014. Sementara ketidakjujuran Washington dalam hal ini cukup jelas terlihat.

Dari 2011 hingga pertengahan 2014, Amerika memberikan dukungan ekstensif kepada Daesh dan memainkan peran utama dalam logistik dan pembiayaannya, dan tanpa dukungan Washington, Daesh tidak akan pernah bisa melakukan kejahatannya.

Daesh dan AS

Bahkan saat ini, Washington masih berasumsi bahwa AS akan dapat menggunakan sisa-sisa Daesh melawan pemerintah Suriah dan Irak serta sekutunya sebagai alat kapan pun ia mau, untuk menekan mereka.

Dengan dengan memberikan fasilitas dan senjata serta pembebasan tahanan Daesh dan kemungkinan membuat mereka melakukan operasi teroris bagi menekan pasukan penentang AS di Suriah dan Irak.(sl)

Tags