Khartoum Siap Gencatan Senjata jika Pasukan RSF Mundur dari Rumah Warga
(last modified Sat, 22 Jul 2023 13:05:15 GMT )
Jul 22, 2023 20:05 Asia/Jakarta
  • Krisis Sudan
    Krisis Sudan

Menteri luar negeri Sudan menyebut syarat gencaran senjata baru dengan pasukan paramiliter (RSF) adalah pasukan ini ditarik dari tempat umum dan rumah warga.

Lebih dari seratus hari dari perang antara militer Sudan dan pasukan paramiliter (RSF) berlangsung.

Selama kurun waktu tersebut, upaya mediasi regional dan internasional berakhir tanpa hasil.

Sementara itu, kedua pihak dalam sikapnya mendukung proses politik untuk mengakhiri krisis di negaranya, tapi dalam prakteknya mereka tetap bersikers memilih opsi militer.

Seperti dilaporkan Tasnim News, Menlu Sudan, Ali Sadiq seraya merujuk pada pidato penasihat komandan RSF terkait dicapainya gencatan senjata permanen hingga akhir bulan Juli, menyatakan, "Perspektif pembicaraan Jeddah tidak terlalu jelas karena pembicaraan ini tidak langsung dan pembicaraan belum dimulai dengan serius."

"Syarat menerima gencatan senjata baru adalah pasukan paramiliter (RSF) harus mundur dari tempat-tempat umum (dan pemerintah), meninggalkan rumah warga, berhenti menjarah harta benda orang dan menghilangkan penghalang di jalan. Ini telah mengganggu kehidupan normal orang," papar Ali Sadiq.

Menurut pejabat diplomatik Sudan, delegasi perwakilan militer tiba di Jeddah dan dengan pengawasan Arab Saudi serta Amerika, membicarakan isi gencatan senjata dengan RSF.

Dimulainya kembali pembicaraan antara tentara dan pasukan paramiliter (RSF) di Jeddah terjadi sementara media Sudan melaporkan intensifikasi pertempuran antara mereka di kota Khartoum, Omdurman dan Bahri dan mengumumkan, konflik antara kedua belah pihak telah meluas ke negara bagian Kordofan Utara dan Darfur Selatan, di mana sejumlah warga tewas dan terluka. (MF)