Aug 26, 2023 18:12 Asia/Jakarta
  • Arab Saudi-Israel (ilustrasi)
    Arab Saudi-Israel (ilustrasi)

Perkembangan di Amerika selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, seperti; Deplu AS: Saudi dan Israel Jauh dari Kesepakatan.

Selain itu, masih ada isu lainnya seperti;

  • Intel AS: Rusia akan Jatuhkan Seluruh Jet F-16 dalam Sebulan
  • Capres AS: Media-Media Amerika, Tentara Bayaran CIA
  • Gedung Putih Akui Militer Ukraina Gunakan Bom Cluster
  • Pesawat Mata-Mata AS Dikejar Jet Tempur Korea Utara

Deplu AS: Saudi dan Israel Jauh dari Kesepakatan

Pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, menyinggung hambatan-hambatan politik, dan keamanan dalam normalisasi hubungan Riyadh-Tel Aviv. Menurutnya, Arab Saudi dan Israel jauh dari kesepakatan.

Dalam wawancara dengan surat kabar Israel Hayom, Sabtu (19/8/2023) pejabat AS itu mengatakan, Saudi dan Israel, saat ini jauh dari kesepakatan normalisasi hubungan.

Image Caption

Salah satu juru bicara Deplu AS, setelah pertemuan Menlu AS, Antony Blinken dengan Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer menuturkan, "Terlalu cepat untuk mengatakan bahwa kita dekat dengan kesepakatan apa pun, terdapat permasalahan yang harus diselesaikan dua pihak."

Jubir Deplu AS yang tidak bersedia diungkap identitasnya itu menambahkan, "Kesepakatan normalisasi Saudi-Israel menguntungkan AS, dan pemerintah Joe Biden secara umum mendukung normalisasi total dengan Israel. Washington akan melanjutkan negosiasi dengan sekutu-sekutu regional termasuk Saudi terkait mekanisme, dan kemungkinan memajukan upaya ini."

"Kesepakatan normalisasi ini menguntungkan keamanan nasional AS, menguntungkan sekutu-sekutu regional dan warga AS yang tinggal di kawasan," imbuhnya.

Pada saat yang sama, seorang pejabat Rezim Zionis mengatakan, banyak pejabat Israel, melakukan upaya-upaya intensif untuk mencapai kesepakatan dengan Saudi.

Intel AS: Rusia akan Jatuhkan Seluruh Jet F-16 dalam Sebulan

Mantan perwira intelijen Amerika Serikat, menganggap pengiriman jet-jet tempur F-16 ke Ukraina untuk mengubah kondisi perang, sia-sia belaka. Menurutnya, Rusia akan menembak jatuh seluruh jet tempur F-16 dalam waktu satu bulan.

Dikutip Fars News, Senin (21/8/2023) Scott Ritter, mantan intelijen marinir AS mengatakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak tahu bahwa impor jet-jet tempur F-16 tidak akan bisa mengubah posisi pasukan Ukraina, yang mengalami kerugian besar di medan perang.

F-16

Ia menambahkan, "Semua jet tempur F-16 yang dikirim ke Ukraina, akan ditembak jatuh dalam waktu satu bulan oleh Rusia. Bantuan ini hanya menciptakan ilusi keamanan bagi Kiev."

Sebelumnya sejumlah pakar kedirgantaraan mengatakan, jet-jet tempur F-16 tidak akan bertahan terlalu lama dalam perang Ukraina, dan Rusia akan menembaknya dengan mudah.

Scott Ritter menegaskan, "Sekutu-sekutu Volodymyr Zelensky, memaksa Presiden Ukraina itu untuk mengorbankan lebih dari 400.000 warga Ukraina, dalam manuver gagal NATO."

Presiden Ukraina sebelum ini mengumumkan, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sepakat untuk mengirim 42 unit jet tempur F-16 ke Ukraina. Di sisi lain, PM Denmark Mette Frederiksen juga mengatakan bahwa Kopenhagen, akan mengirim 19 unit jet tempur F-16 ke Ukraina.

Capres AS: Media-Media Amerika, Tentara Bayaran CIA

Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, menyebut media-media negara ini sebagai tentara bayaran Dinas Intelijen AS, CIA.

Robert F. Kennedy Jr, Rabu (23/8/2023) mengatakan, Dinas Intelijen Pusat Amerika Serikat, CIA kembali melakukan perekrutan para pekerja media di negara ini.

Menurutnya Presiden Barack Obama, menandatangani kerja sama CIA dan media-media AS pada tahun 2016, dan dengan mengaktifkan operasi Mockingbird, ia membuka peluang dipengaruhinya opini publik AS.

Robert F. Kennedy Jr

RFK Jr juga menuturkan bahwa dalam operasi Mockingbird, sekitar 400 pemimpin redaksi, dan editor media Amerika Serikat, terlibat dalam kerja sama dengan CIA.

"Para perwira senior dan CIA bekerja sama untuk menjalankan sejumlah media AS termasuk Daily Beast, media Rolling Stone, New York Times, majalah Smithsonian, National Geographic, Nature, dan Washington Post," imbuhnya.

Pada tahun 1975, kata RFK Jr, kerja sama media penerbitan, dan jaringan-jaringan televisi Amerika, dengan CIA terungkap, dan CIA berjanji akan berhenti bekerja sama dengan media-media AS, tapi terus melanjutkan perekrutan wartawan di negara lain.

Capres AS ini menegaskan, "Biro Investigasi Federal AS, FBI dan CIA menyimpangkan informasi-informasi di Twitter (X) dan Facebook, serta telibat dalam upaya membungkam netizen yang dianggap tidak diinginkan.

Gedung Putih Akui Militer Ukraina Gunakan Bom Cluster

Koordinator komunikasi strategis Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menegaskan bahwa militer Ukraina saat ini menggunakan bom cluster dari Amerika.

Meskipun ada penolakan internasional terhadap pengiriman bom cluster ke Ukraina, tapi Gedung Putih dengan jelas mengumumkan bahwa mereka telah memasok bom tersebut ke Kyiv.

Sepekan setelah pengumuman Gedung Putih, senjata-senjata ini diberikan kepada tentara Ukraina dan segera digunakan.

Stephane Dujarric

Stephane Dujarric, Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Jumat (25/8/2023) menyinggung pengiriman amunisi Amerika dan bom curah ke Ukraina, dengan mengungkapkan bahwa bom curah adalah alat perang yang mengerikan, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa ingin mengakhiri konflik di Ukraina dan berharap wilayah teritorial keutuhan negeri ini akan terpelihara.

John Kirby, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih hari Kamis waktu setempat mengatakan, "Pasukan Ukraina menggunakan bom cluster dengan benar dan mempengaruhi formasi militer dan manuver pertahanan Rusia,".

Sebelumnya, pejabat Pentagon mengungkapkan bahwa depot militer AS di Eropa mengirimkan ratusan ribu bom curah ke Ukraina pekan lalu..

Serangan balik Ukraina dimulai sekitar 6 minggu yang lalu, namun prosesnya sangat lambat dan Ukraina belum mampu merebut kembali sebagian besar wilayah yang diduduki Rusia.

Pesawat Mata-Mata AS Dikejar Jet Tempur Korea Utara

Angkatan Bersenjata Korea Utara dikabarkan mengejar sebuah pesawat mata-mata canggih Amerika Serikat, yang memasuki zona udara negara ini.

Dikutip situs The Defense Post, media pemerintah Korea Utara, KCNA, Sabtu (19/8/2023) melaporkan, "Sebuah pesawat AS, hari Kamis pagi memasuki Zona Ekonomi Eksklusif, ZEE, Korut di perairan timur negara itu."

Menurut KCNA, Angkatan Bersenjata Korut segera mengerahkan jet tempurnya ke wilayah yang disusupi pesawat pengintai strategis AS, untuk melakukan penjagaan atas wilayah tersebut.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Korut menyebut penyusupan yang dilakukan pesawat mata-mata Amerika Serikat, sebagai aksi provokasi militer yang berbahaya.

Ia memperingatkan, Angkatan Bersenjata Korea Utara, tidak akan ragu untuk memberikan balasan setimpal atas segala bentuk tindakan AS, demi melindungi kedaulatan negara.

Bulan lalu, Angkatan Bersenjata Korea Utara mengancam akan menembak jatuh setiap pesawat mata-mata AS, yang melanggar zona udara negara ini, dan menuduh AS telah meningkatkan aktivitas spionasenya.

Di sisi lain, Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan dikabarkan tengah bersiap untuk mengadakan pertemuan puncak di Camp David.

Saat ini Angkatan Udara Korea Utara memiliki armada yang terdiri dari 572 unit jet tempur yang terdiri dari ratusan pesawat MiG-17, MiG-19 dan MiG-21 buatan Uni Soviet atau Cina.

 

 

 

 

 

Tags