Okt 21, 2023 16:46 Asia/Jakarta
  • Kondisi Jalur Gaza akibat bombardir Israel
    Kondisi Jalur Gaza akibat bombardir Israel

Perkembangan di Amerika selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti; Biden: Seandainya Israel Tak Ada, Kita Tetap Harus Menciptakannya.

Selain itu, masih ada isu-isu lain seperti;

  • Anggota Kongres AS Kecam Serangan Israel ke Rumah Sakit Gaza
  • Gedung Putih: Iran Tak Berusaha Memperluas Perang Gaza
  • Biden: Pendudukan Kembali Gaza oleh Israel Keliru !
  • Pejabat AS: Kami akan Pastikan Perang Gaza Tak Meluas
  • Pendukung Palestina Unjuk Rasa di Kongres AS
  • AS Meminta Warganya Segera Keluar dari Lebanon
  • Gedung Putih Rahasiakan Kehadiran Pasukan Amerika di Israel

Biden: Seandainya Israel Tak Ada, Kita Tetap Harus Menciptakannya

Presiden Amerika Serikat, dalam lawatan ke Palestina pendudukan, kembali menekankan dukungan Washington, atas Rezim Zionis, dan menurutnya seandainya Israel, tidak ada, maka tetap harus diciptakan.

 

Presiden AS Joe Biden

Joe Biden, Rabu (18/10/2023) seperti dikutip CBS News mengatakan, "Israel dilahirkan untuk menjadi tempat yang aman bagi orang-orang Yahudi dunia."

Ia menambahkan, "Itulah alasannya mengapa Israel, dilahirkan. Sudah lama saya katakan, seandainya Israel, tidak ada, maka kita tetap harus menciptakannya."

Menurut Presiden AS, meski saat ini Israel, bukanlah tempat yang aman bagi orang-orang Yahudi, tapi ia berjanji akan melakukan apa pun untuk memastikan Israel "aman" kembali.

Pada saat yang sama, Joe Biden menegaskan, "Anda tidak harus Yahudi, untuk menjadi seorang Zionis."

Presiden AS menambahkan, "Israel sepakat untuk memasukkan bantuan-bantuan bagi warga sipil di Jalur Gaza, dan Washington akan memberikan bantuan senilai 100 miliar dolar untuk Gaza dan Tepi Barat."

Tanpa menyebut satu kali pun nama Israel dalam pemboman ke Rumah Sakit Baptis Al Ahli di Gaza, Joe Biden mengatakan seluruh dunia berduka untuk korban jiwa di rumah sakit Gaza.

Anggota Kongres AS Kecam Serangan Israel ke Rumah Sakit Gaza

Rashida Tlaib, seorang Muslimah yang menjadi anggota Kongres AS, mengkritik posisi pemerintah AS terkait perkembangan di Palestina dalam menanggapi serangan kriminal Israel terhadap rumah sakit Al-Mu'amdani di Gaza.

Pada hari Selasa, militer rezim Zionis mengebom Rumah Sakit Al-Mu'amdani di Gaza yang menyebabkan sedikitnya 500 warga Palestina gugur.

Rashida Tlaib

Mahmoud Abbas, Presiden Otoritas Palestina mengumumkan tiga hari berkabung nasional setelah rterjadi genosida di Rumah Sakit Al-Mu'amdani di Jalur Gaza pada Selasa malam.

Rashida Tlaib mempublikasikan gambar kejahatan rezim Zionis terhadap rumah sakit Al-Mu'amdani di Gaza di akun sosial X hari Rabu (18/2023) dengan mengatakan,"Israel mengebom rumah sakit Baptis, dan dengan cara ini membunuh 500 warga Palestina (dokter, anak-anak dan pasien),".

"Hal seperti ini terjadi ketika Biden menolak memfasilitasi gencatan senjata dan membantu mengurangi ketegangan," tulis Tlaib di akun X-nya.

"Kami akan mengingat posisi pemerintah Amerika mengenai serangan Israel di Gaza," tegasnya.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga menyebut serangan Israel terhadap rumah sakit al-Mu'amdani di Jalur Gaza mengerikan dan sama sekali tidak dapat diterima.

Gedung Putih: Iran Tak Berusaha Memperluas Perang Gaza

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat mengatakan, Presiden AS, telah melakukan kunjungan ke Palestina pendudukan, Yordania dan Mesir, untuk membicarakan masalah Gaza, dengan pejabat tinggi negara-negara itu.

John Kirby, Selasa (17/10/2023) menuturkan, Amerika Serikat, tidak ingin menyaksikan perluasan atau peningkatan eskalasi perang di Jalur Gaza.

Ia menambahkan, "Kami sama sekali tidak melihat indikasi bahwa Iran, sedang bersiap untuk memperluas area pertempuran antara Israel, dan Hamas."

John Kirby

Menurut Kirby, Presiden AS Joe Biden, hari Rabu, akan berkunjung ke Palestina pendudukan, kemudian akan bertolak ke Yordania, dan Mesir, untuk membahas masalah Gaza.

"Biden dalam lawatannya ke Israel, akan membahas penyaluran bantuan untuk warga sipil di Jalur Gaza, supaya tidak dimanfaatkan oleh Hamas, pasalnya Hamas bukan perwakilan orang-orang Palestina," imbuhnya.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, menjelaskan bahwa pertemuan Amman, akan memusatkan perhatian pada penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Ia menegaskan, "Kondisi kemanusiaan menjadi tema yang sangat penting dalam pertemuan Biden, dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah El Sisi, dan kami ingin menyaksikan masuknya bantuan-bantuan tersebut ke Gaza."

Beberapa waktu lalu Menteri Luar Negeri AS, setelah melakukan pertemuan delapan jam dengan PM Rezim Zionis mengatakan, Washington dan Tel Aviv, sepakat terkait masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Biden: Pendudukan Kembali Gaza oleh Israel Keliru !

Presiden Amerika Serikat memperingatkan bahwa pendudukan kembali Gaza oleh adalah sebuah kesalahan.

Presiden AS Joe Biden dalam sebuah wawancara dengan CBS News hari Minggu (15/10/2023) mengatakan, "Saya rasa masalah ini tidak diperlukan."

"Saya jamin Israel akan memiliki semua yang mereka butuhkan," kata Biden.

Presiden Amerika mengatakan bahwa pendudukan kembali Israel di Gaza adalah sebuah kesalahan. Namun menghancurkan Hizbullah di utara, dan Hamas di selatan adalah sebuah keharusan.

Menanggapi pertanyaan apakah ancaman terorisme meningkat di Amerika Serikat karena perkembangan di Barat, Biden menjawab ya.

Menanggapi pertanyaan lain tentang apakah Hamas harus dilenyapkan sepenuhnya, presiden AS menjawab ya. Namun harus ada cara untuk membentuk negara Palestina.

Menjawab pertanyaan wartawan, apakah Iran berada di balik perang Gaza?, Biden menegaskan, "Sangat jelas, tapi belum ada dokumen yang jelas mengenai masalah ini,".

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden tidak menghentikan rezim Israel menyerang Jalur Gaza dalam pidatonya dan hanya meminta Israel menaati hukum perang.

Biden juga menyebut operasi perlawanan sebagai teroris dalam sambutannya tanpa merujuk pada kejahatan yang dilakukan rezim Zionis dalam beberapa dekade terakhir, dengan mengatakan,"Serangan teroris tidak pernah bisa dibenarkan."

Di Tepi Barat, situasi tegang dan konflik terus berlanjut bersamaan dengan masifnya pemboman di Jalur Gaza oleh rezim Zionis.

Pejabat AS: Kami akan Pastikan Perang Gaza Tak Meluas

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat mengatakan, Washington akan melakukan upaya apa pun untuk memastikan pertempuran tidak melampaui Jalur Gaza.

Jake Sullivan, Minggu (15/10/2023) dalam wawancara dengan CBS News menuturkan, "Tidak bisa dibantah bahwa Iran mungkin saja, dalam bentuk tertentu, terlibat langsung dalam perang antara Israel dan Hamas."

Jake Sullivan

Sehubungan dengan aksi militer Rezim Zionis di Jalur Gaza, Sullivan menegaskan, "Kami mengkhawatirkan pasukan-pasukan proksi seperti Hizbullah, dan Iran."

Penasihat Keamanan Nasional AS menambahkan, "Kami tidak punya informasi bahwa operasi darat hari ini berbeda, dan ada kemungkinan eskalasi pertempuran akan meningkat."

Menurut Sullivan, pemerintah Presiden Joe Biden, telah mengerahkan seluruh upayanya untuk memastikan bahwa perang tidak akan meluas, dan terbatas di Gaza saja.

Terkait warga sipil Gaza, yang diancam Rezim Zionis, dan sebagian besar dari mereka mengungsi, Sullivan menerangkan, "Akses air minum, dan makanan bagi warga biasa harus dihormati oleh Israel, PBB dan negara-negara kawasan."

Pada saat yang sama, Jake Sullivan menegaskan, "Konsentrasi kami saat ini adalah mengevakuasi orang-orang dari Jalur Gaza, bukan mendorong mereka pergi ke utara atau selatan."

Pendukung Palestina Unjuk Rasa di Kongres AS

Sekelompok orang Amerika yang mendukung bangsa Palestina mulai melakukan aksi duduk di gedung Kongres AS.

Selama beberapa hari terakhir, sebagai tanggapan terhadap kegagalan militer, keamanan dan intelijen yang memalukan dari rezim Zionis menghadapi perlawanan Palestina dalam operasi Badai Al-Aqsa, militer Israel telah menargetkan infrastruktur perumahan dan vital di Jalur Gaza, termasuk rumah sakit dengan serangan brutal menggunakan bom yang sangat kuat dan canggih.

Sekelompok warga Amerika pro-Palestina melakukan aksi duduk di gedung Kongres AS pada hari Rabu (18/10/2023) dan meminta pihak berwenang AS untuk mendukung gencatan senjata antara rezim Zionis dan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas).

Dalam pertemuan ini, lebih dari 10.000 orang Amerika berpartisipasi dalam aksi menentang pembersihan etnis yang sedang berlangsung di Palestina oleh rezim Zionis.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan mendukung rakyat Gaza dan mencoba memasuki gedung Kongres AS, dan mengabaikan peringatan dari pasukan polisi yang ditempatkan di kompleks Kongres AS.

Sekitar 300 orang ditangkap setelah polisi menyerang para pengunjuk rasa ini, namun sekelompok orang berhasil masuk ke dalam gedung Kongres AS dan duduk di tanah di gedung administrasi sebagai tanda aksi duduk mereka.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan seperti "gencatan senjata sekarang" sambil membawa spanduk bertuliskan slogan "Biarkan Gaza hidup".

Aksi duduk ini diselenggarakan oleh organisasi "Suara Yahudi untuk Perdamaian".

Pada hari Senin, polisi Amerika menangkap warga Yahudi pro-Palestina yang bergabung dalam demonstrasi mendukung Palestina di Washington DC untuk memprotes kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang mendukung Israel, dengan memblokir pintu masuk ke Gedung Putih.

AS Meminta Warganya Segera Keluar dari Lebanon

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Lebanon meminta seluruh warganya segera keluar keluar dari negara ini.

Ketegangan meningkat di perbatasan Lebanon dan Palestina Pendudukan, sementara gerakan Hizbullah Lebanon mengumumkan pada Rabu ((18/10/2023) malam bahwa dua pejuang gerakan ini gugur syahid saat menjalankan tugas jihad mereka.

Menurut laporan IRNA hari Kamis (19/10), Kedutaan Besar AS di Lebanon menyarankan warganya untuk merencanakan meninggalkan negara itu sesegera mungkin selama penerbangan komersial masih tersedia.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Inggris dan Arab Saudi di Beirut telah meminta warganya meninggalkan Lebanon.

Di sisi lain, jaringan televisi Zionis Kan mengumumkan pada hari Kamis bahwa Zionis sedang mengevakuasi kedutaan besarnya di Bahrain, Yordania, Maroko dan Mesir.

Rezim Zionis telah mengevakuasi kedutaannya di Turki.

Bersamaan dengan peningkatan agresi rezim Zionis di wilayah perbatasan dengan Lebanon, Hizbullah juga mengintensifkan serangannya terhadap wilayah-wilayah yang diduduki Zionis.

Gedung Putih Rahasiakan Kehadiran Pasukan Amerika di Israel

Gedung Putih berupaya menyangkal kehadiran pasukan AS di Amerika Serikat dengan menghapus gambar pasukan khusus Amerika di wilayah pendudukan dari jejaring sosial Instagram.

Kantor berita Sputnik hari Jumat (20/10/2023) melaporkan, Gedung Putih mengakui bahwa mereka telah menghapus gambar yang menunjukkan kehadiran pasukan khusus Amerika Serikat yang dikenal sebagai "Pasukan Delta" di wilayah pendudukan.

Berdasarkan laporan tersebut, Gedung Putih mengaku telah menghapus postingan Instagram-nya yang menunjukkan Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan anggota pasukan operasi khusus AS selama perjalanannya ke wilayah pendudukan.

Dalam gambar yang kemudian dihapus, memperlihatkan enam orang berseragam, yang memiliki total lebih dari enam ribu like dan 792 komentar.

Sebelumnya, Wall Street Journal mengungkapkan bahwa bom yang digunakan untuk menyerang rumah sakit Baptis di Gaza adalah buatan Amerika.

Kementerian Kesehatan Palestina Selasa malam waktu setempat mengumumkan bahwa aksi pemboman rumah sakit Baptis di Gaza oleh militer rezim Zionis menyebabkan lebih dari 500 orang gugur.

Kementerian ini sebelumnya telah memperingatkan bahwa rumah sakit di Gaza praktis berada di ambang penutupan dan kehancuran akibat pemadaman listrik dan kehabisan bahan bakar.

 

 

Tags