Nov 19, 2023 10:28 Asia/Jakarta

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui bahwa militer Ukraina akan terpaksa mundur jika sekutu Barat berhenti membantu Kiev.

Dalam pertemuan dengan perwakilan media-media asing, Zelensky mengatakan, Saat ini, saya fokus untuk mendapatkan bantuan dari Barat. Fokus mereka berubah karena situasi di Timur Tengah. Tanpa dukungan negara-negara Barat, kami akan mundur.

Kiev telah berulang kali menekankan bahwa bantuan sekutu Barat, yang telah berulang kali meningkatkan pengiriman senjata ke Ukraina sejak awal perang Rusia-Ukraina, memainkan peran yang menentukan bagi tentara negara tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Pada saat yang sama, pihak berwenang Ukraina bersikeras untuk mendapatkan pengiriman dalam jumlah lebih banyak peralatan dan amunisi yang lebih modern.

Sementara pasca operasi Badai Al-Aqsa dan perang Gaza, Zelensky berulang kali menyatakan kekhawatirannya bahwa, meski ada janji dari sekutu, dukungan Barat terhadap Kiev akan berkurang.

Dia telah mengumumkan bahwa sejak dimulainya operasi militer Zionis Israel terhadap Hamas, dia menerima lebih sedikit peluru artileri.

Pengakuan Presiden Ukraina atas peran penting bantuan Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dalam kelanjutan perang Ukraina dengan Rusia dan Kiev terpaksa mundur dari medan perang jika bantuan ini dihentikan, menunjukkan betapa sejauh ini Barat telah memainkan peran besar bagi kelanjutan perang berdarah di Ukraina, yang kini memasuki bulan ke-22.

Amerika Serikat, sebagai pemimpin blok Barat dan NATO, telah melakukan yang terbaik untuk terus memperluas cakupan perang di Ukraina dengan tujuan melemahkan Rusia sebanyak mungkin dan menimbulkan kerugian manusia dan peralatan bagi Rusia.

Pejabat senior Amerika dan NATO percaya bahwa kemenangan Rusia dalam perang Ukraina, bahkan di sekitar NATO, akan berarti mendiskreditkan organisasi militer ini dan memperluas pengaruh dan kekuatan regional dan internasional Rusia, serta akan mengubah perimbangan keamanan, militer dan politik di Eropa yang akan merugikan negara-negara Barat.

Nampaknya persoalan Ukraina kini praktis tidak lagi menjadi salah satu prioritas negara-negara Eropa dan sampai batas tertentu juga Amerika Serikat mengingat perkembangan mendasar lainnya seperti perang antara Hamas dan rezim Zionis serta ketidakstabilan di Asia Barat di satu sisi dan kurangnya sumber daya militer di negara-negara pendukung Kiev di sisi lain.

Masalah ini telah menimbulkan kritik keras dari pihak berwenang Ukraina. Mereka tahu betul bahwa tanpa kelanjutan dukungan komprehensif dan ekstensif dari Barat, mereka tidak akan mampu bertahan bahkan dalam jangka pendek di hadapan Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui bahwa militer Ukraina akan terpaksa mundur jika sekutu Barat berhenti membantu Kiev.

Dalam hal ini, Serhiy Marchenko, Menteri Keuangan Ukraina mengatakan, Mitra Barat Ukraina saat ini fokus pada masalah internal negara mereka sendiri serta Timur Tengah. Oleh karena itu menjadi sulit untuk membiayai Kiev.

Pejabat Ukraina ini menilai konflik antara Hamas dan rezim Zionis sebagai salah satu faktor yang saat ini mengalihkan perhatian mitra Barat.

Marchenko juga menyinggung pemilu tahun depan di Amerika dan negara-negara Eropa sebagai faktor lain dan menekankan, Perubahan geopolitik dan perkembangan politik internal di berbagai negara membuat negara sekutu tidak fokus mendukung Ukraina. Kiev saat ini bergantung pada dukungan keuangan Barat untuk menutupi sebagian besar anggaran sebesar $43 miliar yang dibutuhkan pada tahun 2024.

Meskipun pemerintahan Biden bersikeras bahwa bantuan ekonomi dan militer AS ke Kiev harus terus berlanjut selama diperlukan, tapi meningkatnya penolakan dari Partai Republik, yang dipimpin oleh mantan Presiden Donald Trump, telah mengaitkan nasib bantuan tersebut dengan keputusan Kongres.

Menyusul pengumuman pengurangan dukungan AS ke Ukraina dan peningkatan bantuan militer ke Israel menyusul perang dengan Palestina, Gedung Putih mengumumkan akan mengadakan konferensi pada Desember 2023 dengan kehadiran perwakilan Washington dan Kiev untuk mencari solusi bagi menutupi pengurangan bantuan senjata ke Ukraina.

Diperkirakan bahwa dengan berkurangnya bantuan militer Amerika ke Ukraina, beban ini akan ditanggung oleh negara-negara Eropa.

Sementara negara-negara Eropa menghadapi keterbatasan struktural dalam bidang ini. Terlepas dari tekanan opini publik di Eropa, keterbatasan terpenting benua Eropa dalam mengisi kemungkinan kekosongan Amerika Serikat untuk terus mendukung Ukraina adalah lemahnya industri pertahanannya.

Pada periode pasca-Perang Dingin, negara-negara Eropa mengurangi anggaran militernya secara signifikan, dan hal ini menyebabkan kapasitas produksi amunisi militer menurun secara signifikan.

Industri militer Eropa tidak mampu menutupi kekosongan AS

Pada saat yang sama, produksi senjata militer mengalami penurunan drastis karena kecilnya anggaran pemerintah Eropa di bidang ini. Memproduksi senjata militer berukuran besar seperti tank, pesawat terbang, dan kapal selam juga membutuhkan waktu lama, dan dalam banyak kasus, negara-negara Eropa beralih ke produsen lain.

"Meskipun Uni Eropa baru-baru ini berkomitmen untuk memberikan "dukungan berkelanjutan" bagi Ukraina, persenjataan mereka tidak dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Amerika Serikat," kata analis politik Lawrence Norman.(sl)

Tags