DK-PBB Sahkan Resolusi Peningkatan Bantuan Kemanusiaan di Gaza
Akhirnya, menyusul tekanan global terhadap Amerika Serikat, Dewan Keamanan PBB mengesahkan resolusi yang menyerukan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza, setelah penundaan selama sepekan.
Pada 8 Desember 2023, Amerika Serikat sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, memveto resolusi yang diusulkan Uni Emirat Arab untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza, meski mendapat 13 suara mendukung.
Pada sidang Dewan Keamanan PBB hari Jumat (22/12/2023), 13 suara positif dari 15 suara anggota Dewan Keamanan mendukung resolusi perluasan bantuan kemanusiaan di Gaza. Sedangkan Amerika Serikat dan Rusia, sebagai dua anggota tetap dengan hak veto di Dewan ini menyatakan abstain. Dengan demikian, resolusi ini disetujui tanpa ada suara penentangan.
Pada awal sesi pemungutan suara hari Jumat, duta besar dan perwakilan Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan bahwa penolakan AS terhadap rancangan resolusi awal, yang memerlukan perundingan selama beberapa hari, merupakan rancangan yang tidak efektif dan pasif.
Ia mengkritik nada dan bahasa yang lemah dari resolusi ini, yang menyerukan penciptaan kondisi untuk penghentian permusuhan yang langgeng dan mengatakan, “Resolusi ini tidak dapat menghentikan konflik.”
Perwakilan Rusia memperkenalkan perubahan terhadap resolusi yang menyerukan “penangguhan” perang untuk memungkinkan lebih banyak akses terhadap bantuan kemanusiaan.
Setelah melakukan pemungutan suara mengenai resolusi untuk mengirim lebih banyak bantuan ke Gaza tanpa melakukan gencatan senjata, Duta Besar Rusia untuk PBB mengatakan, "Washington sedang melakukan permainan untuk memasukkan izin pembunuhan warga sipil Palestina oleh Israel,".
Selain itu, Lana Zaki Nusibeh, Duta Besar UEA untuk PBB, yang negaranya adalah pendiri dan perancang resolusi tersebut, mengatakan sebelum pemungutan suara, “Hanya gencatan senjata yang akan mengakhiri penderitaan.”
Duta Besar UEA menambahkan bahwa tujuan dari resolusi ini adalah untuk menanggapi situasi kemanusiaan yang mengerikan yang dialami rakyat Palestina.(PH)