Trump Gagal di Uji Kelayakan di Negara Bagian Maine
(last modified Fri, 29 Dec 2023 08:22:55 GMT )
Des 29, 2023 15:22 Asia/Jakarta
  • Donald Trump
    Donald Trump

Nama Donald Trump dihapus dari surat suara pemilu tahap pendahuluan pilpres Amerika tahun 2024 di negara bagian Maine.

Menurut laporan FNA, staf pemilu negara bagian Maine menghapus nama Donald Trump dari kertas suara babak pendahuluan pilpres 2024.

Shenna Bellows, Menteri Dalam Negeri Maine dari kubu Demokrat, merilis perintah diskualifikasi Trump pada hari Kamis.

Melalui keputusan ini, negara bagian Maine menjadi negara bagian kedua Amerika setelah Colorado yang mengambil langkah ini.

10 hari yang lalu, Mahkamah Agung Colorado memutuskan menentang Trump. Meskipun demikian, Menteri Dalam Negeri Colorado mengatakan bahwa karena Partai Republik di negara bagian tersebut telah merujuk keputusan Mahkamah Agung Colorado ke Mahkamah Agung AS, nama Trump akan dicantumkan dalam pemungutan suara di pemilihan pendahuluan minggu depan (5 Januari 2024).

Kelompok-kelompok yang kritis terhadap Trump mengatakan mereka ingin menggunakan Pasal 3 Amandemen ke-14 Konstitusi untuk mencegah Donald Trump mencalonkan diri.

Bagian undang-undang ini, yang disahkan selama Perang Saudara Amerika, menyatakan bahwa siapa pun yang bersumpah untuk menegakkan Konstitusi AS dan jika ia "menghasut kerusuhan atau pemberontakan" maka akan dilarang untuk dipilih kembali untuk jabatan di pemerintah federal.

Klausul ini telah digunakan untuk mendiskualifikasi ribuan kandidat dari Amerika Serikat (sebuah kesatuan dari sebelas negara bagian selatan antara tahun 1861 dan 1865).

Meskipun demikian, sejak tahun 1919, Pasal 3 Amandemen ke-14 Konstitusi AS hanya digunakan dua kali, sementara para ahli mengatakan bahwa nada ambigu dari klausul hukum ini tidak mencakup mantan presiden.

Para pengkritik Trump menilai tindakannya pada 6 Januari 2021 adalah contoh provokasi kerusuhan dan pemberontakan.

Pada tanggal 6 Januari 2021, para pendukung Donald Trump, mantan presiden Amerika Serikat, menyerang Kongres negara ini untuk mencegah pengukuhan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden terakhir. (MF)