PBB: Perempuan Palestina di Gaza Mengalami Pelecehan Parah
(last modified Tue, 27 Feb 2024 08:39:53 GMT )
Feb 27, 2024 15:39 Asia/Jakarta
  • Perempuan Palestina
    Perempuan Palestina

Pelapor khusus PBB terkait kondisi HAM di bumi Palestina pendudukan mengatakan, perempuan Palestina di Jalur Gaza mengalami pelecehan yang parah.

Berdasarkan laporan yang disampaikan kepada PBB,disebutkan bahwa sejumlah perempuan dan gadis Palestina yang mayoritasnya bersama anggota keluarganya termasuk anak-anak mereka, dieksekusi secara sewenang-wenang.

Menurut laporan IRNA Senin (26/2/2024), Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di bumi Palestina pendudukan, mengatakan bahwa situasi di wilayah ini sangat buruk dalam segala hal karena telah diterima keluhan tentang penyiksaan, ancaman seksual, pemerkosaan, kekerasan, dan pelecehan terhadap tahanan pria dan wanita, oleh karena itu, segera diminta penyidikan terkait kasus ini.

Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa dari 3.000 tahanan Palestina di Jalur Gaza, ratusan di antaranya adalah perempuan, dan laporan tersebut menunjukkan bahwa jilbab telah dilepas dari kepala perempuan dan mereka ditempatkan dalam situasi yang sangat memalukan. Banyak juga keluhan tentang ancaman kekerasan seksual, dan kasus kekerasan seksual juga telah dilaporkan, dan semua ini bukanlah bencana alam, melainkan keputusan tentara rezim Israel yang melakukan genosida.

Sejak 7 Oktober 2023, rezim Zionis, dengan dukungan penuh negara-negara Barat, melancarkan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas, serta kebungkaman komunitas internasional dan lembaga hak asasi manusia dalam menghadapi kejahatan Israel telah menyebabkan berlanjutnya pembantaian terhadap perempuan dan anak-anak Palestina oleh mesin perang rezim ilegal ini.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah syuhada di Jalur Gaza meningkat menjadi 29.692 orang dan jumlah korban luka meningkat menjadi 69.879 orang. (MF)