Mar 12, 2024 12:42 Asia/Jakarta
  • NATO
    NATO

Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengkritik sikap Prancis dan Polandia mengenai kemungkinan pengiriman pasukan NATO ke Ukraina dan menekankan bahwa negara-negara tersebut tidak dapat mewakili NATO. Dalam konteks ini, dia menyatakan bahwa Prancis dan Polandia tidak dapat berbicara atas nama NATO, yang sejak awal tidak melakukan intervensi secara resmi dan sukarela dalam perang ini.

Italia percaya bahwa pengerahan pasukan NATO ke Ukraina akan meningkatkan ketegangan dan akan menegasikan kemungkinan solusi diplomatik atas konflik tersebut.

Sebelumnya, pada tanggal 26 Februari, Presiden Prancis Emmanuel Macron berpendapat di sela-sela pertemuan di Paris di mana perwakilan dari sekitar 20 negara Barat berpartisipasi untuk membahas lebih banyak dukungan bagi Ukraina, bahwa pengerahan pasukan di Ukraina oleh anggota NATO dan sekutu lainnya tidak dapat diatur. Karena kekuatan Barat tidak boleh berhenti dan harus memastikan bahwa Rusia tidak mengalahkan pasukan Ukraina.

Macron mengatakan, Masalah pengiriman pasukan Barat ke Ukraina dibahas dalam pertemuan ini.

Menurut presiden Prancis, Para peserta pertemuan ini tidak mencapai konsensus mengenai masalah ini, tapi skenario ini tidak dapat ditolak di masa depan.

Macron mengklaim bahwa negara-negara Eropa berencana mengirim pasukan militer ke Ukraina.

Ucapan Macron mendapat reaksi negatif dari anggota NATO, dan negara-negara NATO menolak untuk mengirim pasukan ke Ukraina.

Boris Pistorius, Menteri Pertahanan Jerman termasuk yang menanggapi pernyataan Macron dan mengatakan bahwa pengerahan pasukan tidak akan membantu menyelesaikan permasalahan Kiev.

Presiden Prancis, yang terus berbicara tentang gagasannya untuk mengirim pasukan NATO ke Ukraina dan penolakan dari sebagian besar negara anggota aliansi militer ini, meminta sekutu Kiev untuk tidak menjadi "pengecut".

Tentu saja, beberapa anggota NATO mendukung gagasan Macron.

Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski mengatakan pada konferensi yang diadakan dalam rangka peringatan 25 tahun keanggotaan Polandia di NATO, Pasukan NATO saat ini berada di Ukraina, dan saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada perwakilan negara-negara ini atas hal ini.

Sebelumnya, menyambut baik ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang pengerahan pasukan militer ke Ukraina, Sikorski mengatakan kehadiran pasukan NATO di Ukraina tidak jauh dari imajinasi.

Menteri Luar Negeri Polandia sebelumnya mengungkapkan bahwa sekelompok negara NATO telah mengirimkan pasukan militernya ke Ukraina dan tentara NATO sudah hadir di negara itu.

Sementara itu, pendirian Italia yang jelas terhadap pandangan beberapa anggota NATO mengenai kemungkinan pengiriman pasukan militer ke Ukraina dan penentangannya menunjukkan bahwa terdapat konsensus di antara anggota organisasi militer barat Eropa ini mengenai tidak ada keterlibatan militer NATO yang lebih besar dalam perang Ukraina.

Sementara beberapa anggota NATO, seperti Polandia, yang memiliki sikap bermusuhan terhadap Rusia, membela kehadiran langsung pasukan NATO di Ukraina, dan negara lain, seperti Italia dan Jerman, sebagai negara terpenting di Uni Eropa, hanya menginginkan kelanjutan bantuan militer ke Kiev.

Tentu saja, sejak isu kehadiran pasukan NATO di Ukraina mengemuka, isu ini ditanggapi dengan peringatan Moskow.

Dmitry Peskov, Juru Bicara Kremlin, menanggapi pernyataan presiden Prancis tersebut, dan mengatakan, Jika pasukan Barat dikirim ke Ukraina, konflik militer langsung antara NATO dan Rusia tidak akan terhindarkan.

Maria Zakharova, JuruBbicara Kementerian Luar Negeri Rusia, pun menanggapi perkataan Kementerian Luar Negeri Polandia tentang kehadiran pasukan anggota NATO di Ukraina, dengan menyatakan, Tidak logis bagi NATO untuk menyangkal kehadiran pasukannya di Ukraina.

Dengan kata lain, Moskow percaya bahwa pasukan NATO telah hadir di negara ini sejak lama untuk membantu tentara Ukraina, meskipun masalah ini berulang kali dibantah oleh para pejabat aliansi militer ini.

Namun, Moskow berusaha untuk tidak menganggap kehadiran ini sebagai intervensi militer langsung NATO dalam perang Ukraina, demi menghindari konfrontasi militer langsung dengan NATO.

Pejabat senior NATO dan beberapa negara anggota penting seperti Amerika Serikat percaya bahwa kemenangan Rusia dalam perang Ukraina, bahkan di sekitar NATO, akan berarti mendiskreditkan organisasi militer ini dan memperluas pengaruh regional dan internasional Rusia serta kekuatan dan perimbangan keamanan akan mengubah situasi militer dan politik di Eropa sehingga merugikan Barat.

Oleh karena itu, segala tindakan yang menghalangi terwujudnya skenario ini, termasuk pengiriman segala jenis senjata efektif dan jarak jauh seperti rudal HIMARS, ATACMS dan Storm Shadow, serta segala jenis peralatan tempur berat dan semi-berat, ada dalam agenda Amerika Serikat dan mitra NATO-nya. 

Namun, senjata-senjata ini tidak membantu tentara Ukraina dalam serangan balasan ekstensif pada tahun 2023 melawan pasukan Rusia dan menyebabkan kekecewaan besar bagi presiden Ukraina yang pro-Barat, Volodymyr Zelensky, karena kegagalan memenuhi janjinya tentang kekalahan Rusia di Perang Ukraina.(sl)

Tags