Apr 01, 2024 18:30 Asia/Jakarta
  • Di Balik Kemenangan Pilkada Partai Oposisi Erdoğan

Pemilihan umum kepala daerah di Turki berakhir dengan kemenangan mengesankan dari kubu oposisi Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa saat ini.

Setelah mengumumkan hasil pilkada, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengatakan kepada Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dengan mengatakan,"Kita telah menyelesaikan pemilu kepal daerah dengan cara yang sesuai dengan demokrasi,".

Namun, ia berusaha menjaga semangat para anggota partai berkuasa dengan memberikan dorongan. Pasalnya, terlepas dari semua upaya yang dilakukan oleh Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa dan bahkan para anggota kabinet, pemilu kepala daerah di Turki berakhir dengan kemenangan Partai Republik Rakyat di kota-kota penting di negara ini, termasuk Ankara, Istanbul, Izmir, Hatay, Bursa, Antalya dan Adana.

Pada pilkada kali ini, adalah Partai Republik Rakyat memenangkan lebih dari 37% suara  yang mengungguli partai berkuasa yang memperoleh 36% suara dan menjadi partai pertama di Turki untuk pertama kalinya setelah sekitar 50 tahun berlalu.

Presiden Turki Erdogan menerima kekalahan dari para pesaingnya dan menekankan bahwa ia telah menerima pesan dari kotak suara dan akan mengevaluasi dan menganalisis hasil pemilu dengan cermat.

Ali Khazaei, seorang pakar masalah politik internasional menyoroti masalah ini dengan mengatakan, "Setelah pemilihan presiden baru-baru ini di Turki, Erdogan mengalami hari-hari tersibuk dan malam-malam menjelang kemenangan Partai Keadilan dan Pembangunan dalam pemilihan kepala daerah. Padahal dia sudah memanfaatkan segala kapasitas hukum lainnya dan untuk kemenangan dari partainya, khususnya di Istanbul."

Hasil pemilu kepala daerah di Turki, yang dikaitkan dengan kekalahan Partai Keadilan dan Pembangunan, memiliki beberapa arti penting. 

Pertama, kemenangan ini memberikan sinyak penting untuk pemilu presiden tahun 2028, terutama bagi Erdogan untuk membenahi partainya. Erdogan mengumumkannya bahwa pihaknya akan mencoba memperbaiki kesalahan selama periode ini,'.

Kedua, Erdoğan tidak dapat merebut kembali kursi-kursi lokal, terutama di Istanbul dan Ankara dari lawan-lawannya. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa ia menguasai  dua kota penting 25 tahun yang lalu. Tapi kini,  kurangnya minat masyarakat terhadap Partai Keadilan dan Pembangunan di kota-kota utama seperti Istanbul, dan Ankara dianggap sebagai kegagalan strategis partai petahana ini.

Oleh karena itu, pertanyaan penting ini mengemuka di telah masyarakat Turki, apakah anjloknya suara Partai Keadilan dan Pembangunan menunjukkan kebangkitan lawan-lawan Erdogan sudah dimulai? Sebab, Erdogan bertindak lebih jauh dengan mendukung kandidat dari partai Keadilan dan Pembangunan, Murat Kurum melawan Ekrrm Imamoglu di Istanbul, dan dia menggunakan seluruh kekuatannya termasuk institusi keagamaan, dan kelompok lain yang menjadi sasaran banyak tuduhan dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan, Erdoğan membawa Murat Kurum menemui pusat jemaah Ismailiah di Istanbul dan meminta Hasan Effendi selaku pemimpin kelompok ini untuk mengarahkan para pengikutnya agar memilih Kurum.

 

Tidak hanya itu, Erdogan juga memanfaatkan sentimen keagamaan masyarakat dan dengan tegas mendukung Murat Korum dalam kegiatan salat berjamaah di Masjid Hagia Sophia. Bersama Kurum, dia salat di masjid ini dan memandang perubahan Hagia Sophia menjadi masjid dari posisinya sebagai museum sebagai tindakan revolusioner yang besar. Dengan cara ini, Kurum mencoba mendulang suara lebih banyak suara dari kaum konservatif Istanbul dengan menerbitkan gambar salat di masjid bersejarah itu.

Murat Kurum juga mencoba menggunakan emosi masyarakat terkait perang Gaza demi mendulang suara. Dalam pidato lapangannya, ia mengaku masyarakat Gaza sudah tidak sabar menunggu kabar baik atas kemenangannya, dan sehari setelah kemenangan tersebut, ia akan mengirimkan beberapa kapal bantuan kemanusiaan ke Palestina.

Tidak hanya itu, konon beberapa calon dari Partai Keadilan dan Pembangunan menjanjikan emas gratis untuk menarik dukungan dari ibu-ibu rumah tangga, dan ada pula yang membagikan kentang dan daging gratis.

Poin ketiga dan penting dari hasil pemilu lokal Turki adalah Partai Kesejahteraan Baru pimpinan Fatih Erbakan mampu meraih enam persen suara pada pemilu kali ini.

Bagaimanapun, meskipun Erdogan dapat kembali mengandalkan kursi kepresidenan Turki pada tahun 2023 dan mendapatkan mayoritas suara di parlemen bersama sekutu-sekutu nasionalisnya, tapi hasil pemilihan umum kepala daerah sangat mengkhawatirkannya dan Partai Keadilan dan Pembangunan.

Sebab hasil tersebut dapat menjadi awal dari perubahan naik turunnya tokoh politik di ranah politik Turki, sehingga nampaknya ekspektasi Imamoglu untuk menjadi pemimpin politik di tingkat nasional semakin meningkat.

Faktanya, secara umum dapat dikatakan bahwa tantangan ekonomi dan inflasi yang tinggi, dan pada saat yang sama, posisi Erdogan yang mirip slogan demagogis mengenai perang Gaza dan kejahatan rezim Zionis, menunjukkan mulai pudarnya popularitas Partai Keadilan dan Pembangunan.(PH)

Tags