Sidang DK-PBB: Ajang Konfrontasi Pro-Iran dan Pro-Zionis
(last modified Tue, 16 Apr 2024 03:30:11 GMT )
Apr 16, 2024 10:30 Asia/Jakarta
  • Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
    Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa

Sidang darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyelidiki masalah serangan hukuman Iran terhadap rezim Zionis diadakan pada Minggu (14/4) malam, berubah menjadi ajang konfrontasi antara negara-negara pendukung Iran dan blok Barat yang mendukung rezim Zionis. Selain perwakilan rezim Zionis, perwakilan Iran dan Suriah juga hadir dalam sidang itu.

Amir Saeed Iravani, Duta Besar dan Wakil Tetap Republik Islam Iran untuk PBB, dalam sidang yang bertajuk "Situasi Timur Tengah" ini, dengan mengetahui hak yang melekat pada Iran untuk menanggapi rezim Zionis mengatakan, Sayangnya, tiga negara, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis telah memutuskan untuk menutup mata dari kenyataan.

Kritik perwakilan Iran mengenai sikap sepihak negara-negara penting Barat dalam mendukung rezim Zionis setelah serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran terhadap sasaran militer di Palestina Pendudukan sebagai tanggapan atas serangan teroris Israel di bagian konsuler kedutaan Iran di Damaskus pada 1 April, yang menyebabkan gugur syahid 7 orang, di mana salah satunya adalah penasihat militer senior Iran.

Dewan Keamanan PBB

Ketiga negara Barat ini mengutuk serangan Iran dan menuduh Iran mengganggu stabilitas kawasan.

Poin pentingnya adalah bahwa pada dasarnya salah satu alasan serangan drone dan rudal Iran terhadap Wilayah Pendudukan Palestina, yang menurut Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian adalah serangan terbatas dan minimal yang bertujuan untuk pertahanan sah dan menghukum rezim Zionis, karena tidak adanya tindakan dan kelambanan Dewan Keamanan dalam menanggapi serangan teroris rezim Zionis ke konsuler kedutaan Iran di Damaskus serta diamnya bahkan dukungan negara-negara Barat yang sama terkait serangan ini.

Sementara negara-negara tersebut dengan cepat mengambil sikap menentang serangan Iran dan mengutuknya.

Dalam sidang Dewan Keamanan yang bertajuk Situasi di Timur Tengah, pendekatan ganda yang sama dari pihak Barat juga terlihat jelas.

Sementara sebagian besar negara anggota dewan, termasuk Rusia dan Cina, menganggap tindakan Iran sebagai respons terhadap serangan rezim Zionis terhadap bagian konsuler kedutaan Iran di Damaskus, dan pihak Barat sengaja mengabaikan masalah ini dan mengutuk Iran secara sepihak.

Duta Besar Rusia dan perwakilan untuk PBB,Vasily Nebenzya mengatakan pada sidang darurat Dewan Keamanan, Negara-negara Barat, termasuk Prancis, Inggris dan Amerika Serikat, menolak mendukung pernyataan yang mengutuk serangan Israel terhadap konsulat Iran pada 1 April, dan sekarang mereka mengecam Iran, di mana ini menunjukkan "kemunafikan" mereka.

Duta Besar Rusia mengatakan, Hasilnya sekarang jelas bagi semua orang. Anda tahu betul bahwa serangan terhadap pusat diplomatik adalah tindakan permusuhan menurut hukum internasional, dan jika perwakilan Barat diserang, Anda akan segera bereaksi dengan balas dendam.

Dalam sidang darurat Dewan Keamanan, perwakilan Cina di PBB juga menunjukkan bahwa tindakan Iran adalah sebagai tanggapan atas serangan di Damaskus dan mengatakan, Pada tanggal 1 April, kedutaan Iran di Suriah menjadi sasaran dan menimbulkan banyak korban, dan tindakan ini melanggar Piagam PBB dan juga merupakan pelanggaran kedaulatan Suriah.

Mengekspresikan keprihatinan mengenai situasi saat ini, Wakil Cina mengatakan, Iran telah menekankan bahwa ini adalah tindakan pembalasan dan sudah berakhir. Kami meminta pihak-pihak tersebut menahan diri dan menghindari ketegangan lebih lanjut di kawasan.

Patut dicatat bahwa beberapa negara anggota Dewan Keamanan, seperti Guyana, Slovenia dan Sierra Leone, juga ingin mencegah meningkatnya ketegangan di kawasan, sementara Suriah secara eksplisit mendukung hak Iran untuk melakukan tindakan balasan berdasarkan prinsip pertahanan yang sah yang terkandung dalam Pasal 51 Piagam PBB

Wakil Aljazair di PBB juga mengatakan dalam sidang Dewan Keamanan, Tindakan Israel menyerang konsulat Iran adalah tindakan sewenang-wenang. Israel menyebabkan situasi di kawasan sampai ke sini.

Terlepas dari sikap ini, anggota Dewan Keamanan Barat mencoba menyalahkan Iran atas situasi saat ini di kawasan dengan mendukung rezim Zionis.

Robert Wood, Wakil Amerika Serikat di PBB mengatakan dalam pertemuan ini, PBB berkewajiban untuk tidak membiarkan tindakan Iran tidak terjawab.

Meskipun Washington mencegah Dewan Keamanan mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah, diplomat Amerika ini menambahkan bahwa kecaman eksplisit Iran dari Dewan Keamanan PBB diperlukan.

Perwakilan Prancis mengatakan dalam sidang Dewan Keamanan yang bersekutu dengan Amerika Serikat, Kami mengutuk serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kami meminta Dewan Keamanan untuk mencoba membangun perdamaian di kawasan.

Sambil mengutuk serangan Iran terhadap Israel, Barbara Woodward, Duta Besar dan Perwakilan Inggris untuk PBB, menyatakan, Iran memainkan peran yang mengganggu stabilitas di kawasan dan niat Iran adalah menciptakan kekacauan di kawasan.

Perwakilan Inggris, yang bersama Amerika dan Prancis, mencegah dikeluarkannya pernyataan yang mengutuk Tel Aviv di Dewan Keamanan ketika Israel menyerang konsulat Tehran di Damaskus, dan mengatakan, London membela keamanan Israel.

Yang aneh dari sidang ini adalah pernyataan dan sikap perwakilan rezim Zionis di PBB, yang mengulangi klaim anti-Iran dan menganggap Iran sebagai ancaman terhadap perdamaian dunia serta menuduh Tehran melanggar hukum internasional, padahal rezim Zionis yang telah melakukan pengeboman terus menerus di Jalur Gaza dan melakukan genosida terhadap warga Palestina, serta menciptakan kelaparan di wilayah ini, di mana itu telah melanggar dan melanggar seluruh hukum internasional.

Selain itu, dengan serangan udara terhadap bagian konsuler kedutaan Iran di Damaskus, Zionis Israel melanggar semua hukum internasional mengenai kekebalan tempat diplomatik dan konsuler sesuai perjanjian internasional.

Secara umum, sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk meninjau situasi di Timur Tengah pascareaksi Iran terhadap rezim Zionis dapat dilihat sebagai konfrontasi terbuka antara dua pendekatan yang saling bertentangan di kancah internasional.

Pendekatan sebagian besar negara di dunia, termasuk Rusia dan Cina, adalah memperlakukan semua negara secara setara dan berdasarkan hukum internasional, sedangkan pendekatan Barat, khususnya Amerika dan mitra Eropanya di Dewan Keamanan, yaitu Inggris dan Prancis, adalah pendekatan yang tidak adil dan pendekatan selektif berdasarkan standar ganda.

Atas dasar itu, negara-negara Barat selalu mendukung rezim Zionis dan mengecam Iran.(sl)