Ketika Grossi Menekankan Kembali Tidak Adanya Aktivitas Nuklir Militer di Iran
(last modified Wed, 17 Apr 2024 04:15:08 GMT )
Apr 17, 2024 11:15 Asia/Jakarta
  • Rafael Grossi, Direktur Jenderal IAEA
    Rafael Grossi, Direktur Jenderal IAEA

Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional menekankan bahwa tidak ada bukti pembangunan senjata nuklir di Iran, dan mengatakan bahwa ketegangan baru-baru ini tidak mengganggu proses pemantauan lembaganya terhadap program nuklir Iran.

Menanggapi pertanyaan tentang perkembangan baru dalam program nuklir Iran, Grossi mengulangi beberapa klaim politik dan mengatakan, Iran telah memperkaya cadangan uranium pada tingkat yang sangat tinggi. Hal ini tidak berarti bahwa Iran mempunyai senjata nuklir.

Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional

Dia menambahkan, Sejauh menyangkut IAEA – tentu saja, kami harus berhati-hati ketika membuat komentar publik – kami tidak memiliki informasi atau indikasi apa pun bahwa Iran memiliki program senjata nuklir. Pada saat yang sama, kami telah mengatakan kepada pihak Iran bahwa tingkat cadangan bahan nuklir ini, yang secara teknis mendekati pembuatan senjata nuklir, patut dipertanyakan di tingkat global, dan oleh karena itu, kami telah meminta mereka untuk bekerja sama sepenuhnya dengan kami.

Grossi menyatakan harapannya bahwa dia akan pergi ke Tehran dalam beberapa minggu ke depan dan memperbaiki situasi.

Penegasan kembali Grossi bahwa Iran tidak memiliki aktivitas nuklir militer sekali lagi mengungkapkan tidak berdasarnya klaim berulang-ulang oleh AS dan rezim Zionis, serta beberapa sekutu Washington di Eropa, Troika Eropa, tentang orientasi militer program nuklir Iran.

Sebenarnya, masalah tidak adanya program nuklir militer di Iran merupakan isu yang telah diakui oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan program nuklir Iran untuk tujuan damai telah berulang kali disebutkan dalam banyak laporan IAEA.

Rafael Grossi, Dirjen Badan Energi Atom Internasional sebelumnya mengatakan pada pertengahan November 2022, Kami tidak memiliki informasi apa pun yang menunjukkan bahwa Iran saat ini memiliki program nuklir militer.

Pernyataan Dirjen IAEA tentang tidak adanya program nuklir militer di Iran telah dibuat beberapa kali ketika negara-negara Barat mengambil kebijakan untuk menekan Iran melalui saluran IAEA, termasuk mengeluarkan resolusi menentang program nuklir damai Iran di Dewan Gubernur IAEA.

Meskipun pengembangan nuklir Iran sejalan dengan tujuan damai, Amerika Serikat, sekutu Baratnya, dan rezim Zionis menggunakannya sebagai alasan untuk menuduh Tehran mengejar tujuan militer nuklir.

Tuduhan ini telah diulang berkali-kali dalam dokumen tingkat tinggi Amerika Serikat, termasuk dokumen Strategi Keamanan Nasional, dan Amerika Serikat mengklaim akan menghadapinya.

Selama bertahun-tahun, negara-negara Barat menuduh Iran mempunyai program nuklir militer, meskipun tidak memberikan bukti kepada Iran, dan telah mengambil tindakan politik dan sanksi besar-besaran terhadap Iran dengan dalih ini.

Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierree mengklaim pada Agustus 2022, Presiden Biden telah mengonfirmasi bahwa dia ingin mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Tuduhan-tuduhan ini dilontarkan ketika Republik Islam Iran telah berulang kali mengumumkan bahwa mereka bukan hanya tidak mempunyai rencana untuk membuat senjata nuklir, tapi bahkan tidak bergerak menuju hal tersebut.

Faktanya, tuduhan Washington terhadap Tehran dalam konteks upaya memperoleh kemampuan dan teknologi yang mengubah “aturan main”, termasuk teknologi nuklir, berarti ketakutan Amerika akan perluasan dan penguatan kekuatan nasional Iran dalam berbagai dimensinya.

Sejatinya, bertentangan dengan tuduhan tidak berdasar dari Barat mengenai upaya Tehran untuk memperoleh senjata nuklir, Iran telah mampu menggunakan sebagian besar teknologi nuklir damai di berbagai bidang, termasuk produksi listrik, kedokteran, pertanian dan bidang-bidang lainnya.

Terutama mengingat perspektif kebutuhan listrik Iran, produksi listrik oleh pembangkit listrik tenaga nuklir juga dipertimbangkan.

Padahal, isu yang selalu dikhawatirkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa, serta rezim Zionis adalah meningkatnya pengembangan kemampuan nuklir damai Iran.

Selain itu, posisi tegas Republik Islam adalah menahan diri dari segala upaya pembuatan senjata nuklir.

Dalam fatwa nuklir Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, yang dimuat dalam pesannya pada konferensi internasional pertama tentang Pelucutan Senjata Nuklir dan Non-Proliferasi pada tanggal 17 April 2010, dan kemudian secara resmi terdaftar di PBB, dinyatakan bahwa selain percaya pada keharaman senjata nuklir, kami juga menganggap penggunaan "jenis senjata pemusnah massal lainnya, seperti senjata kimia dan senjata biologi... adalah haram.

Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, telah menyatakan dalam hal ini, Saya menekankan bahwa Republik Islam tidak akan pernah mencari senjata nuklir, dan tidak akan pernah melepaskan hak negaranya untuk menggunakan energi nuklir untuk tujuan damai. Slogan kami adalah “Energi nuklir untuk semua, dan senjata nuklir tidak untuk siapa pun”.(sl)