Anggota Kongres AS: Israel Langgar Aturan Senjata Amerika
Sekelompok perwakilan Partai Demokrat di Kongres Amerika Serikat menekankan bahwa rezim Zionis melanggar aturan mengenai senjata Amerika.
Sebanyak 26 legislator Amerika dalam surat yang ditujukan kepada Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dan Direktur Intelijen Nasional, April Haynes menyatakan bahwa cara militer rezim Zionis menggunakan senjata Amerika tidak sesuai dengan hukum negara ini dan hukum internasional. Hal ini bertentangan dengan klaim Presiden Joe Biden mengenai senjata yang dipakai Israel dari AS.
Berdasarkan surat yang ditulis para legislator Amerika Serikat ini, perwakilan Kongres, lembaga antarpemerintah, pengadilan internasional dan pengamat hak asasi manusia Israel, bersama dengan pejabat pemerintah Amerika, telah menyatakan keprihatinan serius terhadap tindakan Benjamin Netanyahu sejak beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, 40 anggota parlemen AS dari Partai Demokrat meminta Joe Biden berhenti menjual senjata kepada rezim Zionis.
Dalam sebuah surat, Nancy Pelosi, mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, meminta Biden menghentikan penjualan senjata kepada rezim Zionis dan menjadikan bantuan Washington kepada Tel Aviv bersyarat.
Penandatanganan surat ini oleh perwakilan Partai Demokrat di Kongres Amerika, khususnya Nancy Pelosi, menunjukkan betapa terpuruknya posisi rezim Zionis di mata rakyat Amerika dan Partai Demokrat negeri ini akibat tindakan brutal dan kejahatan tentara rezim ini di Jalur Gaza.
Bernie Sanders, seorang senator independen Amerika, sebelumnya juga mengancam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dengan mengatakan,"Jika ribuan truk berisi bantuan kemanusiaan tidak memasuki jalur Gaza, maka semua bantuan militer Amerika kepada Israel akan dihentikan,".
Cori Bush, perwakilan Partai Demokrat di Kongres AS, juga menekankan bahwa Washington bisa efektif dalam menghentikan perang di Gaza, dan menuntut gencatan senjata segera dan permanen di Gaza.
Perwakilan Partai Demokrat di Kongres Amerika ini mengatakan bahwa Jalur Gaza telah benar-benar hancur, dan warga Palestina yang tinggal di Gaza menghadapi banyak masalah dan menderita kelaparan akut.
Ia menekankan bahwa Washington dapat secara efektif menghentikan perang di Gaza, tapi masalahnya pemerintah Amerika tidak memiliki kemauan politik yang diperlukan dalam bidang ini.
Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh negara-negara Barat, rezim Zionis melancarkan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas.
Berdasarkan pengumuman Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban tewas akibat serangan tentara Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober mencapai 33.899 orang dan jumlah korban luka mencapai 76.664 orang.(PH)