Kunjungan Putin ke Cina Membuka Cakrawala Cerah Hubungan Bilateral
(last modified Thu, 16 May 2024 03:30:55 GMT )
May 16, 2024 10:30 Asia/Jakarta
  • Presiden Rusia Vladimir Putin
    Presiden Rusia Vladimir Putin

Menjelang kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Cina, penjabat Menteri Luar Negeri Rusia mengumumkan dalam pidatonya bahwa kunjungan Vladimir Putin ke Cina pada hari Kamis (16/5) akan memperkuat kegiatan bersama.

Sergei Lavrov menekankan, Saya dengan berani dapat mengatakan bahwa Moskow dan Beijing memainkan peran penyeimbang yang paling penting dalam urusan dunia, dan saya yakin bahwa kunjungan mendatang Presiden Rusia ke Cina akan menguntungkan kepentingan kedua negara.

Selama kunjungannya ke Cina, Putin juga mengumumkan dalam sebuah wawancara bahwa hubungan antara Moskow dan Beijing berada pada tingkat tertinggi.

Artinya, terlepas dari masalah dan kesulitan yang diciptakan Barat terhadap Rusia, terutama dengan penerapan sanksi, dan telah berusaha keras untuk menciptakan jarak dan perselisihan antara Moskow dan Beijing, tapi kedua pihak, yang memahami peristiwa dan kondisi saat ini, tidak peduli dengan hal tersebut dan mengambil langkah ke arah perluasan hubungan.

Sementara itu, Rusia juga mengumumkan bahwa Cina memiliki pemahaman yang sepenuhnya benar mengenai kebijakan Moskow terhadap Ukraina.

Li Van Ti, pakar masalah internasional, mengatakan, Berbagai isu yang dibahas oleh para pejabat Rusia menjelang kunjungan Putin ke Beijing menunjukkan pentingnya perjalanan ini, terutama karena Putin baru saja memulai fase baru pemerintahannya di Kremlin dan perjalanan ini berarti merumuskan dan memantapkan program pengembangan kerja sama di semua sektor antara Rusia dan Cina.

Oleh karena itu, Yury Ushakov, Asisten Presiden Rusia dalam menjelaskan berbagai poros perundingan dua presiden Rusia dan Cina menegaskan, Mereka akan membahas situasi Ukraina, Asia Barat, dan juga perkembangan kerja sama ekonomi.

Presiden Rusia Vladimir Putin

Penekanan pejabat Rusia dan Cina bahwa kerja sama kedua pihak merupakan salah satu faktor stabilisasi dalam urusan internasional menunjukkan bahwa Moskow dan Beijing berupaya meningkatkan bobot dan martabat Timur terhadap Barat.

Karena Barat, khususnya Amerika Serikat mengklaim dapat menyelesaikan permasalahan global melalui kacamata Barat, sedangkan Timur sendiri menjadi beban global untuk menyelesaikan permasalahan internasional.

Faktanya adalah bahwa salah satu isu yang mempengaruhi pandangan Barat terhadap perkembangan global adalah penilaian mereka yang salah terhadap jenis hubungan antara Cina dan Rusia.

Karena perbedaan dan persaingan mereka dalam berbagai isu strategis regional dan internasional, Barat tidak membayangkan bahwa Beijing dan Moskow akan mengembangkan dan meningkatkan hubungan mereka sedemikian rupa, sehingga kemungkinan semakin menguatnya hubungan Rusia-Cina bukan mustahil akan menimbulkan kesenjangan yang lebih besar dalam hubungan Eropa dengan Amerika.

Penentangan Jerman terhadap tuntutan Amerika untuk menaikkan tarif impor mobil listrik dari Cina merupakan hal yang signifikan dalam hal ini.

Sementara itu, dari sudut pandang Moskow, Beijing telah mengambil posisi seimbang terhadap krisis Ukraina dan memahami alasan krisis ini, dan tidak seperti negara-negara Barat, Beijing percaya bahwa tanpa partisipasi Rusia, pembicaraan apa pun mengenai Ukraina tidak ada artinya.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keselarasan Cina dengan posisi Rusia terhadap Ukraina, serta pandangan Cina yang berorientasi pada kepentingan terhadap pasar menarik Rusia setelah penerapan sanksi Barat terhadap Moskow, dan pada saat yang sama, upaya Cina dan Rusia untuk mengekang kebijakan agresif Amerika seperti memperkuat BRICS, menyebabkan kunjungan Putin ke Beijing harus ditanggapi dengan lebih sensitif tidak hanya oleh kedua pihak, tapi juga oleh kalangan regional dan internasional, khususnya Barat.(sl)