Menelisik Apa Di Balik Ancaman AS untuk Menyerang Venezuela?
https://parstoday.ir/id/news/world-i176264-menelisik_apa_di_balik_ancaman_as_untuk_menyerang_venezuela
Pars Today - Dalam sebuah laporan, situs jaringan televisi Amerika Latin menyatakan, "Alasan sebenarnya dari ancaman AS terhadap Venezuela bukanlah perdagangan narkoba, melainkan penguasaan sumber daya strategis negara tersebut dengan menggunakan fitnah dan kebohongan berulang-ulang, yang tidak hanya menempatkan Venezuela, tetapi seluruh Amerika Latin pada risiko gelombang baru perang, kekacauan, dan ketidakstabilan."
(last modified 2025-08-27T04:49:30+00:00 )
Aug 27, 2025 11:30 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump
    Presiden AS Donald Trump

Pars Today - Dalam sebuah laporan, situs jaringan televisi Amerika Latin menyatakan, "Alasan sebenarnya dari ancaman AS terhadap Venezuela bukanlah perdagangan narkoba, melainkan penguasaan sumber daya strategis negara tersebut dengan menggunakan fitnah dan kebohongan berulang-ulang, yang tidak hanya menempatkan Venezuela, tetapi seluruh Amerika Latin pada risiko gelombang baru perang, kekacauan, dan ketidakstabilan."

Menurut laporan Pars Today, situs jaringan televisi Venezuela Telesur menyebut imperialisme AS telah memerintahkan Presiden Donald Trump untuk mengerahkan sekitar 4.000 marinir di Karibia selatan, dekat pantai Venezuela, dengan dalih memerangi kartel narkoba. Berita ini telah dilaporkan oleh surat kabar El Pais pada tahun 2020.

Departemen Kehakiman AS juga melaporkan pada tahun yang sama bahwa Trump dan lingkaran garis kerasnya, termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Jaksa Agung AS Pam Bondi, yang dituduh memimpin proses hukum terhadap pemerintah Venezuela, telah menuduh Presiden Nicolás Maduro, Menteri Dalam Negeri dan Kehakiman Diosdado Cabello, dan Menteri Pertahanan Vladimir Padrino López sebagai "teroris narkoba" dan diduga sebagai pemimpin dari apa yang disebut "Kartel de los Soles".

Tuduhan-tuduhan ini secara resmi disampaikan pada tahun 2020 oleh Departemen Kehakiman AS, ketika mereka menawarkan hadiah jutaan dolar. Namun, hingga saat ini, belum ada bukti konkret yang mendukung spekulasi tersebut. Beberapa analis, termasuk Pusat Penelitian Ekonomi dan Kebijakan (CEPR), telah mempertanyakan manfaat tuntutan hukum ini dan menyoroti sifat politisnya.

Kebohongan, alat AS untuk membenarkan agresi negara lain

Pada tahun 2003, Presiden AS saat itu, George W. Bush, dan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, melancarkan invasi ke Irak, dengan klaim bahwa Saddam Hussein memiliki "senjata pemusnah massal". Klaim ini dilontarkan sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa, melalui inspektur senjatanya, Scott Ritter, membantah narasi tersebut.

Slogan imperialis "Make America Great Again" tak lebih dari perang, sanksi, dan penjarahan negara-negara merdeka. Kebohongan tentang Venezuela juga serupa. Alasan sebenarnya dari ancaman ini bukanlah perdagangan narkoba, melainkan kendali atas sumber daya strategis negara ini.

Venezuela terbukti memiliki cadangan minyak terbesar di dunia (lebih dari 303 miliar barel, menurut OPEC, 2024) serta cadangan emas yang signifikan (161 ton yang dilaporkan oleh World Gold Council [WGC], 2024) dan kapasitas penambangan yang sangat besar di "Busur Orinoco". Laporan resmi Venezuela memperkirakan nilai mineral strategis, termasuk koltan dan unsur tanah jarang, mencapai $2 triliun (OPEC, 2024; WGC, 2024).

Pada dasarnya Washington ingin menaklukkan Venezuela, seperti yang sebelumnya dilakukan terhadap Irak, Libya, dan Suriah, untuk mengamankan aksesnya terhadap kekayaan minyak dan mineral, serta menciptakan negara boneka. Slogan imperialis "Make America Great Again" tak lebih dari perang, sanksi, dan penjarahan negara-negara merdeka.

Penjelasan atas tindakan imperialis AS adalah krisis ekonomi struktural yang sedang dihadapi negara ini. Di satu sisi, AS mengalami defisit perdagangan dengan Cina, yang melampaui $295 miliar pada tahun 2024, dan di sisi lain, defisit dengan Uni Eropa, yang telah mencapai $235 miliar (Biro Sensus AS, 2024; Eurostat, 2024).

Untuk mengisi kesenjangan ini, Trump telah mengintensifkan proteksionisme, menerapkan tarif, dan menyalahkan "semua pihak" atas penipuan terhadap Amerika Serikat. Dalam konteks ini, kendali atas sumber daya strategis, seperti yang dimiliki Venezuela, sangat penting untuk mempertahankan hegemoni globalnya.

Ancaman invasi tidak hanya membahayakan Venezuela, tetapi juga menempatkan seluruh Amerika Latin pada gelombang baru perang, kekacauan, dan ketidakstabilan. Khususnya, Kolombia, yang berbatasan dengan Venezuela sepanjang lebih dari 2.200 kilometer, mau tidak mau akan terseret ke dalam konflik ini (Reuters, 2024).(sl)