Pakar Italia: Ilusi Kekuatan Ekonomi Eropa telah Runtuh
-
Mario Draghi
Pars Today - Seorang ekonom Italia mengakui bahwa ilusi kekuatan ekonomi yang secara otomatis berubah menjadi pengaruh geopolitik bagi Uni Eropa telah hancur.
Menurut laporan Pars Today mengutip situs Homeland, Mario Draghi, seorang politisi dan ekonom ternama Italia mengatakan, Selama bertahun-tahun, Uni Eropa, dengan populasi 450 juta konsumen, percaya bahwa bobot ekonominya secara alami terkait dengan kekuatan geopolitik dan pengaruh dalam hubungan perdagangan internasional, tetapi tahun ini akan terukir dalam ingatan kita sebagai tahun di mana ilusi ini runtuh.
Draghi memperingatkan bahwa Uni Eropa harus bergerak menuju bentuk-bentuk integrasi baru.
Ekonomi Italia ini kemudian mengkaji peran pasif Eropa dalam menyelesaikan berbagai krisis, termasuk perang di Ukraina, dan menambahkan, Uni Eropa, meskipun memberikan kontribusi keuangan terbesar untuk perang di Ukraina dan memiliki kepentingan terbesar dalam mencapai perdamaian, sejauh ini hanya memainkan peran marjinal dalam negosiasi perdamaian.
Mengacu pada posisi lemah Eropa dalam menghadapi tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, pakar ekonomi ini juga mengatakan, Eropa terpaksa menerima tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Sekutu yang sama ini memaksa kita untuk meningkatkan anggaran militer, sebuah keputusan yang mungkin seharusnya kita ambil, tetapi dengan cara dan format yang mungkin tidak sejalan dengan kepentingan Eropa.
Merujuk pada serangan AS terhadap fasilitas nuklir damai Iran dan pembantaian rakyat Gaza oleh Israel, Draghi menekankan, Uni Eropa juga tetap menjadi penonton di sini.
Mengenai Cina, Draghi mengklarifikasi, Beijing mampu secara terbuka mendukung upaya perang Rusia sementara pada saat yang sama mengembangkan kapasitas industrinya untuk mengirimkan surplus produksinya ke Eropa. Karena akses ke pasar AS kini dibatasi oleh hambatan baru dari pemerintah AS. Protes Eropa tidak banyak berpengaruh. Cina menegaskan bahwa mereka tidak menganggap Eropa sebagai mitra yang setara dan, dengan menggunakan kendalinya atas unsur mineral jarang sebagai alat, semakin memperketat ketergantungan kita.
Mengacu pada krisis kepercayaan saat ini terhadap Uni Eropa, ia menekankan bahwa keraguan ini bermula dari ketidakmampuan Uni Eropa untuk mempertahankan nilai-nilai fundamental, termasuk demokrasi dan perdamaian, yang diklaim dimiliki Eropa.
Pakar ekonomi ini mengakui bahwa laporan daya saing Eropa menyoroti beberapa area di mana benua ini mulai kehilangan pijakan dan di mana kebutuhan akan reformasi lebih mendesak dari sebelumnya.(sl)