Membaca Ulang Kejahatan Barat | Kejahatan AS Selama Pendudukan Irak
-
Kejahatan AS di Irak
Pars Today – Kejahatan Amerika Serikat selama pendudukan Irak adalah contoh pembantaian dan perusakan yang belum pernah terjadi dengan tema menipu.
Seperti dilaporkan Pars Today, pendudukan Irak oleh Amerika tahun 2003 dengan tujuan yang diklaim untuk menghancurkan senjata pemusnah massal dan memerangi terorisme. Namun operasi militer ini dengan cepat berubah menjadi krisis kemanusiaan, hukum dan politik di mana dampaknya sampai hari ini masih terasa. Kejahatan terpenting AS selama menduduki Irak sebagai berikut:
- Pembantaian Besar-besaran Warga Sipil
Pembunuhan massal warga sipil di Irak oleh pasukan AS merupakan salah satu aspek paling kontroversial dan menyakitkan dari pendudukan negara tersebut pada tahun 2003. Kejahatan ini tidak hanya merupakan bencana dari perspektif kemanusiaan, tetapi juga merupakan pelanggaran nyata terhadap prinsip-prinsip fundamental dari perspektif hukum internasional. Menurut laporan terpercaya, dalam tiga tahun pertama pendudukan Irak (2003-2005), sekitar 655.000 orang kehilangan nyawa. Angka ini mencakup korban serangan udara, operasi darat, pengeboman membabi buta, dan pertempuran jalanan. Banyak dari korban ini adalah warga sipil yang menjadi sasaran di wilayah permukiman. Selain itu, pada tahun 2007, jumlah total korban telah mencapai sekitar satu juta.
Menurut laporan dari organisasi independen seperti "Iraq Body Count", pada tahun 2023 lebih dari 200.000 warga sipil telah kehilangan nyawa di Irak. Angka ini mencakup korban serangan udara, operasi darat, pengeboman membabi buta, pertempuran perkotaan, dan aksi milisi yang didukung AS. Beberapa sumber, seperti Lancet, bahkan menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 655.000 jiwa dalam tiga tahun pertama pendudukan. Meskipun dokumentasinya melimpah, banyak pelaku kejahatan ini tidak pernah diadili. Amerika Serikat sering kali mengelak dari tanggung jawab dengan mengutip "kerusakan tambahan" atau "kesalahan operasional". Hal ini merusak kepercayaan publik terhadap lembaga internasional dan keadilan global.
Contoh kejahatan
- Pertempuran Fallujah (2004): Ribuan warga sipil tewas dalam dua operasi militer berskala besar. Terdapat laporan penggunaan fosfor putih dan bom cluster di wilayah permukiman, yang jelas-jelas melanggar hukum perang.
- Serangan udara tanpa pandang bulu: Dalam beberapa kasus, pernikahan, pemakaman, atau pertemuan publik menjadi sasaran. Salah satu contohnya, serangan terhadap sebuah pernikahan di Provinsi Anbar menewaskan lebih dari 40 orang.
- Penghancuran Infrastruktur dan Pelayanan Publik
Pasukan Amerika Serikat dengan menyerang pusat-pusat vital seperti pembangkit listrik, kilang minyak, rumah sakit dan gedung sekolah, telah memberikan kerusakan yang berat terhadap infrastruktur Irak. Langkah ini bukan saja membuat kehidupan sehari-hari warga sipil terganggu, bahkan proses rekonstruksi negara pun menghadapi tantangan serius. Menurut berbagai laporan, Irak telah mengalokasikan dana sekitar 40 miliar dolar di sektor energi, tapi karena hegemoni AS di sektor ini, kondisi energi masih tetap krisis.
- Penyiksaan dan Perilaku Tidak Manusiawi terhadap Tahanan
Terkuaknya berbagai foto penyiksaan tahanan di penjara Abu Graib menjadi salah satu skandal besar di masa pendudukan. Tahanan Irak mengalami siksaan fisik dan psikologis, termasuk penggunaan alat kejut elektronik, pelecehan seksual, penistaan dan dilarang tidur. Langkah ini jelas-jelas melanggar Konvensi Jenewa dan HAM internasional. Selain penyiksaan besar-besaran, sejumlah tahanan meninggal akibat pemukulan atau tidak mendapat layanan medis. Foto-foto yang dirilis dari penjara ini memicu gelombang kemarahan global.
- Pengungsian dan Krisis Kemanusiaan
Pendudukan Irak, pembunuhan dan kemudian kekerasan telah menyebabkan pengungsian jutaan orang. Menurut data UNHCR, hingga tahun 2007 sekitar dua juta orang mengungsi ke negara tetangga seperti Suriah dan Yordania, dan lebih dari tujuh juta orang di dalam negeri Irak terpaksa meninggalkan rumahnya. Keluarga-keluarga terpecah belah, anak-anak menjadi yatim piatu, dan berbagai generasi bergulat dengan dampak psikologis dan sosial dari kejahatan-kejahatan ini. Krisis kemanusiaan ini merupakan konsekuensi langsung dari kebijakan militer Amerika di Irak.
- Kemunculan dan Penguatan Kelompok Teroris
Banyak pengamat yang meyakini bahwa kebijakan Amerika Serikat dan Irak menjadi peluang pembentukan dan penguatan kelompok teroris. Kekosongan keamanan, ketidakstabilan politik, serta represi etnis dan agama menjadi lahan subur bagi pertumbuhan ekstremisme. Khususnya, kelompok teroris ISIS dapat dianggap sebagai produk strategi AS di kawasan tersebut pada masa kepresidenan Barack Obama.
Kesimpulan
Kejahatan AS di Irak selama pendudukan tidak hanya merupakan pelanggaran hukum internasional yang nyata, tetapi juga memiliki konsekuensi kemanusiaan dan politik yang luas bagi rakyat Irak dan kawasan tersebut. Mulai dari pembunuhan warga sipil hingga penghancuran infrastruktur, penyiksaan tahanan, hingga terciptanya krisis kemanusiaan, tindakan-tindakan ini tetap berada dalam ingatan sejarah bangsa Irak dan menuntut pertanggungjawaban di pengadilan internasional. Khususnya, pembunuhan warga sipil di Irak oleh AS merupakan salah satu babak tergelap dalam sejarah kontemporer Asia Barat. Kejahatan-kejahatan ini tidak hanya merenggut nyawa ratusan ribu orang, tetapi dampaknya masih terasa dalam masyarakat Irak hingga saat ini. (MF)