Alarm Bahaya atas Kedekatan Partai Sayap Kanan Prancis dengan Amerika Serikat
https://parstoday.ir/id/news/world-i182302-alarm_bahaya_atas_kedekatan_partai_sayap_kanan_prancis_dengan_amerika_serikat
Kalangan politik Prancis, yang mayoritas berasal dari spektrum kiri, membunyikan alarm bahaya atas semakin dekatnya partai sayap kanan ekstrem dengan Amerika Serikat serta kemungkinan adanya “intervensi Trump” untuk memperkuat posisi politik partai tersebut.
(last modified 2025-12-15T09:44:28+00:00 )
Des 15, 2025 16:42 Asia/Jakarta
  • Alarm Bahaya atas Kedekatan Partai Sayap Kanan Prancis dengan Amerika Serikat

Kalangan politik Prancis, yang mayoritas berasal dari spektrum kiri, membunyikan alarm bahaya atas semakin dekatnya partai sayap kanan ekstrem dengan Amerika Serikat serta kemungkinan adanya “intervensi Trump” untuk memperkuat posisi politik partai tersebut.

Charles Kushner, Duta Besar Amerika Serikat untuk Prancis, pada hari Jumat mengunggah sebuah foto di akun media sosialnya yang memperlihatkan dirinya berdiri sambil tersenyum bersama Marine Le Pen dan Jordan Bardella, dua tokoh paling senior dari Partai Rassemblement National (Majelis Nasional).

Menurut laporan Pars Today, situs Huffington Post menulis bahwa ini bukan kali pertama Kushner bertemu dengan tokoh-tokoh politik Prancis, karena sebelumnya ia juga pernah bertemu dengan Édouard Philippe, Bruno Retailleau, dan Laurent Nuñez. Namun, pertemuannya dengan pimpinan partai sayap kanan ekstrem Prancis memiliki dimensi yang berbeda, mengingat Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump secara aktif tengah membentuk ulang aliansi-aliansi internasionalnya.

Pada 5 Desember, sebuah dokumen yang menguraikan strategi keamanan nasional Amerika Serikat diterbitkan dan menjelaskan secara rinci doktrin baru Trump. Dalam dokumen tersebut, Uni Eropa dikritik secara tajam dan digambarkan sebagai entitas yang “lemah” dan “menuju kemunduran”.

Kedekatan Kushner—salah satu orang terdekat Trump—dengan dua pemimpin sayap kanan ekstrem Eropa bukanlah persoalan sederhana atau sepele. Hal ini memicu reaksi keras dari sejumlah tokoh politik kiri.

Manon Aubry, anggota Parlemen Eropa dari partai kiri La France Insoumise (Prancis Tak Tunduk), mengecam tindakan Partai Majelis Nasional sebagai langkah yang “melayani kepentingan asing”.

Ia menuduh partai sayap kanan ekstrem tersebut melakukan “percepatan buta untuk mengguncang stabilitas negaranya sendiri demi melayani doktrin intervensi Trump”.

Huffington Post melanjutkan laporannya dengan menyebutkan bahwa kekhawatiran publik terbesar adalah terbukanya ruang bagi campur tangan dan tekanan asing dalam pemilu-pemilu mendatang di Prancis, khususnya pemilihan presiden yang dijadwalkan berlangsung pada tahun 2027.

Aurélien Saintoul, anggota parlemen Prancis dari partai La France Insoumise, mengatakan bahwa foto tersebut menunjukkan Marine Le Pen dan Jordan Bardella datang untuk menerima arahan dari perwakilan Donald Trump.

Pierre Jouvet, Sekretaris Jenderal Partai Sosialis Prancis, juga menyatakan bahwa Le Pen dan Bardella tidak lebih dari “kandidat Trump dan Putin” di Prancis.

Namun, Jordan Bardella sehari sebelum pertemuannya dengan Kushner menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan khusus dengan pemerintah Amerika Serikat. Dalam wawancaranya dengan jaringan berita BFM, ia menyatakan bahwa dirinya tidak mengagumi pemimpin asing mana pun.

Sementara itu, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Paris menyatakan kepada kantor berita AFP bahwa pihaknya secara rutin berhubungan dengan berbagai spektrum partai dan pejabat politik, dan berniat untuk melanjutkan praktik tersebut.(PH)