Reaksi dan Dampak Aksi Teror di Barcelona
Teror di kawasan wisata di Barcelona telah menciptakan gelombang ketakutan dan kekhawatiran masyarakat Spanyol. Sebuah van melaju kencang di jantung kota Barcelona, Spanyol pada Kamis sore, 17 Agustus 2017. Kendaraan ini kemudian menabrak kerumunan wisatawan dan masyarakat di area wisata Las Ramblas.
Pemerintah dan kepolisian Catalunya atau Catalonia telah mengkonfirmasi tewasnya 13 orang dan terlukanya 100 lainnya dalam insiden tersebut. Kondisi 15 korban terluka dilaporkan kritis, sehingga ada kemungkinan bertambahnya jumlah korban tewas dalam aksi teror tersebut.
Las Ramblas merupakan kawasan turis di pusat Barcelona yang penuh dengan pusat-pusat perbelanjaan dan toko serta kafe. Jalan di daerah ini didesain sedemikian rupa, di mana trotoar berada di tengah dan mobil-mobil bergerak di dua jalur di sekitarnya.
Kepolisian Barcelona mengumumkan peristiwa tersebut sebagai aksi teror. Area di sekitar lokasi kejadian ditutup dan aparat keamanan meminta masyarakat yang berada di sekitar Plaça de Catalunya (Catalonia Square) untuk tetap berlindung di dalam bangunan.
Menurut laporan media Spanyol, kelompok teroris takfiri Daesh (ISIS) bertanggung jawab atas tindakan teror di Las Ramblas. Sebelumnya, teoris Daesh juga melancarkan aksi serupa di Perancis dan Inggris untuk membunuh dan melukai warga sipil di jalan-jalan dan tempat-tempat umum lainnya.
Daesh menggunakan cara-cara baru untuk melancarkan teror, di mana cara-cara baru ini tidak bisa diprediksi dan dicegah. Insiden teror di Barcelona menunjukkan bahwa peningkatan langkah-langkah keamanan tidak cukup dan tidak mampu untuk mencegah terorisme. Oleh karena itu, negara-negara Eropa atau tepatnya pemerintah-pemerintah Barat harus meninggalkan perilaku dan kebijakan standar ganda dalam pemberantasan terorisme.
Hal ini tidak dapat dilakukan bahwa dari satu sisi memiliki hubungan khusus dan stategis dengan para pejabat Al Saud –yang merupakan pendukung kelompok-kelompok ekstrem dan teroris dan sumber penyebaran pemikiran menyimpang dan ekstrem serta perusak citra Islam yang menuntut kebebasan dan keadilan– namun pada saat yang sama, negara-negara Eropa berharap akan terhindar dan kebal dari ancaman terorisme.
Bukan rahasia lagi bahwa kekerasan, ekstremisme dan terorisme bersumber dari pemikiran menyimpang dan takfiri yang disebarkan oleh Arab Saudi. Dukungan negara ini kepada kelompok-kelompok teroris takfiri di Timur Tengah juga menjadi faktor penyebab menyebarnya takfirisme dan terorisme di kawasan dan dunia.
Agresi militer Arab Sudi ke Yaman juga membuka peluang bagi kemunculan dan kehadiran berbagai kelompok ekstrem dan takfiri di negara ini. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut Arab Saudi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tragedi kemanusiaan di Yaman. Namun tidak ada satupun negara Barat yang mereaksi serius atas tragedi kemanusiaan di Yaman akibat agresi Al Saud.
Sebelum aksi teror di Barcelona, terjadi pula tindakan terorisme di Nigeria, Afghanistan, Suriah dan Irak yang menewaskan banyak orang, namun tidak tampak adanya reaksi dari pemerintah-pemerintah Barat atas peristiwa tersebut. Namun ketika aksi teror terjadi di salah satu negara Eropa, gelombang simpati muncul dari pemerintah dan para negarawan Barat.
Tentu saja respon seperti itu adalah tepat dan manusiawi, dan setiap penuntut kebebasan pasti akan mengecam segala bentuk tindakan anti-kemanusiaan dan terorisme di seluruh penjuru dunia. Namun mereka seharusnya juga mengambil posisi yang sama ketika mereaksi aksi teror di luar Eropa.
Dalam hukum internasional, Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Piagam Sosial Eropa, tidak ada perbedaan di antara manusia. Nyawa seorang warga Suriah, Yaman, Irak, Afghanistan dan Nigeria sama harganya dengan nyawa warga Eropa.
Seandainya pemerintah-pemerintah Barat tidak mempercayai adanya perbedaan tersebut dan memberikan reaksi tepat atas pembunuhan dan teror terhadap perempuan dan anak-anak di Yaman, Suriah, Irak, Afghanistan dan Nigeria, serta mengubah hubungan mereka dengan para pejabat Al Saud, maka hari ini teroris tidak akan sampai ke Eropa. (RA)