Kritik terhadap Kebijakan Berbahaya Trump
Presiden Donald Trump telah menghidupkan kembali unilateralisme Amerika Serikat sejak ia memerintah di Gedung Putih. Dia mengusung slogan "America First" yang memprioritaskan kepentingan Amerika, dengan mengabaikan kepentingan pihak lain.
Trump percaya bahwa unilateralisme dan proteksionisme akan meningkatkan kekuatan AS dan mengalahkan rival-rivalnya. Namun, kebijakan ini mengundang kekhawatiran besar negara lain dan bahkan sekutu Amerika di Eropa.
Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB, memperingatkan tentang konsekuensi berbahaya dari kebijakan luar negeri Trump. Dia juga memperingatkan tentang upaya AS untuk merusak struktur PBB.
Dalam pidatonya di PBB pada 26 September lalu, Trump menegaskan Amerika menolak globalisme dan menjunjung patriotisme. "Kami menolak ideologi globalisme dan memegang doktrin patriotisme," ujarnya.
Dengan pendekatan ini, Trump mulai mempertanyakan ide asli PBB untuk mempromosikan kerja sama internasional. Di pihak lain, Merkel menolak gaya kepemimpinan Trump dan upaya presiden AS untuk "menghancurkan" PBB.
Pendekatan Trump benar-benar bertentangan dengan multilateralisme yang mengedepankan pengembangan hubungan antar-negara dan upaya globalisasi di berbagai dimensi kehidupan manusia.
Menurut Kanselir Jerman, Trump tidak menganggap multilateralisme sebagai solusi atas masalah dan tidak mengakui win-win solutions, tetapi selalu melihat hanya kesempatan untuk menang.
Merkel menilai serangan atas multilateralisme sebagai ancaman utama terhadap sebuah tatanan global yang berkelanjutan. Dalam perspektif negara-negara Eropa, Trump dengan nyata dan terukur, sedang menghancurkan semua instrumen dan tatanan multilateralisme.
Trump awalnya keluar dari Perjanjian Iklim Paris dan kemudian dari kesepakatan nuklir Iran. Dia juga telah menarik AS keluar dari UNESCO dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Pada saat yang sama, Trump mengobarkan perang dagang untuk melawan Cina, Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa.
Mantan anggota Dewan Keamanan Nasional AS, Robert Malley mengatakan unilateralisme Donald Trump telah membuat Amerika terkucil.
Pendekatan dan perilaku Trump tidak hanya dikeluhkan oleh mitra Amerika di Eropa. Dua rival AS yaitu Rusia dan Cina juga mengkritik keras sikap Trump dalam berurusan dengan berbagai masalah, terutama isu-isu internasional.
AS masih menganggap dirinya sebagai satu-satunya adikuasa dunia, dan atas dasar ilusi ini, mereka ingin mengambil keputusan sepihak atas persoalan global. Padahal, Moskow dan Beijing berulang kali menyuarakan penentangan terhadap unilateralisme Washington di tingkat dunia.
Berlanjutnya pendekatan Trump hanya akan menghambat tugas-tugas Dewan Keamanan PBB, memperluas kekacauan di tingkat dunia, meningkatkan konflik global, dan menggagalkan upaya dunia untuk menghadapi berbagai ancaman, seperti pemanasan global.
Di samping itu, kekuatan-kekuatan lain dunia menganggap penentangan keras Trump terhadap kesepakatan nuklir JCPOA akan mengancam perdamaian dan keamanan internasional. (RM)