Ketika Barat Menolak Narasi Arab Saudi Soal Pembunuhan Khashoggi
(last modified 2018-10-21T08:54:57+00:00 )
Okt 21, 2018 15:54 Asia/Jakarta
  • Jamal Khashoggi
    Jamal Khashoggi

Salah satu pelanggaran hak asasi manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh rezim Saudi adalah pembunuhan Jamal Khashoggi, seorang wartawan dan kritikus terkenal di Konsulat Saudi di Istanbul. Khashoggi hari Selasa, 2 Oktober memasuki Konsulat Saudi di Istanbul tetapi tidak pernah keluar dari sana. Pembunuhan brutal terhadap Khashoggi, yang akhirnya diakui rezim Saudi, telah menjadi subyek reaksi dan kecaman secara global dan para pemimpin Eropa dan pejabat AS juga mengkritik masalah ini.

Isu penting adalah narasi dari tindakan brutal Saudi setelah tekanan internasional yang intens. Jaksa Agung Arab Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Sabtu (20/10) membenarkan berita pembunuhan Khashoggi yang bertemu dengan seorang di dalam Konsulat Saudidan ketika terjadi bentrokan dengannya Khashoggi akhirnya terbunuh.

Jaksa Agung mengatakan tersangka telah pergi ke Istanbul untuk mendiskusikan kemungkinan mengembalikan Khashoggi ke Arab Saudi. Namun, banyak negara menyatakan narasi Riyadh soal pembunuhan Khashoggi saling bertentangan dengan pernyataan sebelumnya Arab Saudi yang menyebut Khashoggi telah keluar gedung Konsulat. Jamal Khashoggi berada dalam daftar buronan rezim Saudi dan karena takut ditangkap, ia hidup di luar Arab Saudi.

Rekaman ketika Jamal Khashoggi memasuki Konsulat Saudi di Istanbul

Pertanyaan besar adalah mengapa Saudi awalnya membantah informasi tentang nasib Khashoggi dan sekarang mengaku bahwa dia terbunuh dalam bentrokan di Konsulat Saudi di Istanbul?

Bahkan jika klaim Saudi ini diterima, pertanyaan yang lebih besar adalah di mana jasad Khashoggi dan apa yang dilakukan terhadap jasadnya?

Tampaknya Saudi sekarang menghadapi masalah yang lebih besar, yaitu, mutilasi jasad Khashoggi dan dengan penemuan tubuhnya yang diduga terkubur di kawasan hutan di sekitar Istanbul, akan ada skandal baru yang tidak akan bisa dihindarinya.

Tetapi masalah penting yang ditekankan oleh Uni Eropa dan Federica Mogherini, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa adalah peristiwa pembunuhan Jamal Khashoggi bertentangan dengan butir 55 Konvensi Wina tentang Hubungan Konsuler dengan menghormati undang-undang negara tuan rumah.

Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman dengan mengirimkan tim teroris ke Istanbul telah melakukan penyiksaan dan pembunuhan sadis terhadap Jamal Khashoggi di gedung Konsulat Saudi di Istanbul menunjukkan tidak menghormati hukum dan perjanjian internasional.

Sementara itu, reaksi Barat, terutama bagi para pejabat Eropa menunjukkan bahwa mereka pada dasarnya tidak mempercayai narasi Saudi tentang pembunuhan Khashoggi. Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan dirinya tidak menerima penjelasan Riyadh soal kematian Jamal Khashoggi, wartawan dan kritikus Arab Saudi.

Sejumlah kepala negara Eropa, seperti Denmark, juga memiliki pernyataan serupa. Para pejabat dan anggota Kongres Amerika Serikat juga menyampaikan pernyataan yang sama dan tidak mempercayai pengakuan rezim Saudi soal pembunuhan Khashoggi.

Marco Rubio, Senator Partai Republik Florida saat menanggapi narasi para pejabat Saudi soal kematian wartawan Saudi, menyebutnya ajaib dan menuntut pemberlakuan sanksi kepada para pelaku pembunuhannya.

Mohammed bin Salman dan Jamal Khashoggi

Rubio di laman Twitternya menulis, kisah perubahan Arab Saudi soal pembunuhan Khashoggi lain akan semakin kuno. Kita harus melakukan penyelidikan sesuai dengan Hukum Magnitsky dan mengidentifikasi kebenaran sebenarnya dari masalah ini lalu menetapkan sanksi terhadap para pelaku.

Pandangan serupa juga telah diungkapkan oleh  Eropa tentang boikot terhadap rezim Saudi. Andreas Schieder, Ketua Komisi Kebijakan Luar Negeri Parlemen Austria meminta Uni Eropa agar memboikot rezim Saudi dikarenakan hubungan mereka dengan pembunuhan wartawan dan kritikus rezim ini.

Dengan demikian, diharapkan bahwa Barat, setidaknya untuk mempertahankan lahiriah, akan mengenakan sanksi pada beberapa pejabat Saudi, namun seperti yang dikatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa sanksi ini seharusnya tidak mencakup penjualan senjata ke Arab Saudi.

Tags