Haley dan Pengakuan atas Keterlibatan Saudi di Pembunuhan Khashoggi
(last modified Sun, 09 Dec 2018 09:31:43 GMT )
Des 09, 2018 16:31 Asia/Jakarta
  • Nikki Haley, Mantan Dubes AS di PBB
    Nikki Haley, Mantan Dubes AS di PBB

Nikki Haley, mantan wakil tetap Amerika Serikat di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya mengakui bahwa pemerintah Riyadh bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal Khashoggi, wartawan dan kritikus Arab Saudi.

Pengakuan Haley ini dirilis ketika petinggi Washington, meski ada banyak bukti atas pembunuhan Khashoggi, masih berusaha menutupi peran Mohammad bin Salman di kasus ini.

 

Meski telah lewat dua bulan dari pembunuhan Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki dan sikap berbagai negara dunia mengutuk pendekatan tak manusiawi Riyadh serta represi terhadap Mohammad bin Salman, sampai saat ini sejumlah petinggi AS termasuk Presiden Donald Trump masih berusaha menekankan ketidakterlibatan MBS di kasus pembunuhan ini serta melanjutkan dukungannya kepada pangeran mahkota Arab Saudi tersebut.

Jamal Khashoggi dan MBS

 

Jamal Khashoggi, wartawan dan kritikus utama kebijakan Bin Salman dan tercatat di list buronan rezim Al Saud. Khashoggi pada 2 Oktober dilaporkan hilang setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul dan setelah 18 hari bungkap serta mengingkari pembunuhan wartawan ini, akhirnya setelah mendapat terkanan dunia internasional, Arab Saudi membenarkan bahwa Khashoggi terbunuh di konsulatnya tersebut.

 

Pembunuhan wartawan ini dan kebijakan anti kemanusiaan Arab Saudi dalam menumpas kubu oposisi baik di dalam maupun di luar negeri serta berlanjutnya pengobaran perang di Yaman mendorong banyak aktivis sosial di dunia menuntut represi terhadap Al Saud dan Bin Salman serta menurunkan hubungan khususnya di isu penjualan senjata kepada Riyadh.

 

Meski demikian petingig Washington, khususnya Donald Trump bukan saja menolak keterlibatan MBS di kasus pembunuhan Khashoggi, bahkan ia menentnag segala bentuk represi kepada Bin Salman.

 

Beberapa waktu lalu Trump mengatakan, AS akan tetap menjadi mitra Arab Saudi, bahkan jika Putra Mahkota negara ini mengetahui rencana pembunuhan Khashoggi.

 

Sejatinya hubungan politik dan ekonomi, kontrak senjata besar-besara, dan kepatuhan Bin Salam mengekor kebijakan Washington di kawasan dari satu sisi dan dari sisi lain aktivitas lobi Saudi di Washington serta pengaruhnya di antara elit politik  mendorong petinggi pemerintah Amerika berusaha menyelamatkan Bin Salman dari keterlibatan di kasus pembunuhan Khashoggi meski ada banyak bukti yang mengarah ke keterlibatan pangeran mahkota Suadi ini di kasus Khashoggi.

Dalam hal ini, Kemenlu AS menentang tuntutan deportasi Khalid bin Salman, Dubes Saudi di AS terkait kasus pembunuhan Khashoggi dan Menlu AS Mike Pompeo menyatakan dukungannya kepada dubes Saudi tersebut.

 

Sikap ini memicu kemarahanbanyak aktivis politik dan sosial di dalam Amerika. Rand Paul, Senator Republik terkait hal ini mengatakan, aksi menutup mata terhadap langkah Arab Saudi khususnya di pembunuhan sadis Jamal Khashoggi mendorong eskalasi eksekusi mati tahanan dan berlanjutnya proses pengahpusan dan teror aktivis politik di negara tersebut.

 

Pengakuan Nikki Haley bahwa pemerintah Al Saud bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi mengindikasikan petinggi pemerintah AS khususnya Donald Trump meski menyadari penuh atas peran Bin Salman, namun berusaha mendukungnya dalam koridor kebijakan dan kepentingan Washington di kawasan dan Arab Saudi. (MF)