Pasca Pilpres, Kekerasan Diperkirakan Landa AS
Sejak Donald Trump memenangkan pemilu pada 2016, kelompok sayap kanan sering bentrok dengan kelompok sayap kiri di hampir setiap bagian Amerika Serikat. Namun perbedaannya saat ini adalah adanya demonstran bersenjata yang bisa memicu bentrokan berbahaya.
Menurut jajak pendapat yang dimuat di Politico baru-baru ini, sekitar sepertiga warga Amerika membenarkan kekerasan untuk memajukan tujuan politik. Oleh karena itu, ada kekhawatiran bahwa jika perselisihan pasca pemilu 3 November antara Trump dan penantangnya dari Partai Demoktrat Joe Biden berlarut-larut, maka mungkin mengarah pada protes yang bisa meningkat menjadi konflik sektarian dan kerusuhan.
Sementara itu, menurut data FBI, penjualan senjata api meningkat dan mencapai rekor bulanan 3,9 juta unit. Selain itu, serangan teroris juga menjadi ancaman lain bagi AS. Kelompok-kelompok radikal biasanya memanfaatkan situasi politik yang terjadi untuk mencapai tujuan mereka. (RA)