UE Mendesak untuk Tidak Meningkatkan Ketegangan dengan Cina
Sementara ketegangan antara Uni Eropa (UE) dan Cina meningkat, dan UE menangguhkan perjanjian investasinya di Cina serta menjatuhkan sanksi pada beberapa pejabat Cina, Duta Besar UE Nicolas Chapuis di Beijing mengatakan, "UE tidak ingin meningkatkan ketegangan dengan Cina dan sedang mengerjakan satu perjanjian investasi."
Ketegangan antara UE dan Cina telah meningkat, terlepas dari tuntutan dan tekanan Washington, tapi hubungan perdagangan dan ekonomi antara UE dan Cina tetap tumbuh. Cina menjadi mitra dagang pertama UE pada tahun 2020 dan volume perdagangan UE dengan Cina mencapai 586 miliar euro.
Impor utama UE dari Cina adalah barang industri dan konsumen, mesin, peralatan, sepatu dan pakaian, sementara ekspor utama UE ke Cina adalah mesin dan peralatan, kendaraan bermotor, pesawat terbang, dan bahan kimia. Terlepas dari hubungan perdagangan dan ekonomi yang luas ini, Brussels telah mengambil sikap pro-Washington terhadap Cina dalam beberapa bulan terakhir, di bawah pengaruh sikap AS dan dengan berbagai dalih, seperti pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Xinjiang, tempat tinggal warga Uighur.
Dalam beberapa tahun terakhir, terutama selama masa kepresidenan Donald Trump, persaingan perdagangan dan keamanan antara Cina dan Amerika Serikat telah meluas ke titik di mana perang dagang antara kedua negara akhirnya dimulai dan meningkat. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran di antara Washington dan sekutunya. Para pejabat AS prihatin tentang superioritas Cina di dunia baik dalam hal keamanan dan perdagangan, jadi mereka telah mengambil inisiatif untuk menghadapi Cina dan memperluasnya kepada sekutu mereka.
Dalam beberapa bulan terakhir, otoritas Eropa telah menjatuhkan sanksi pada beberapa pejabat Cina dengan dalih pelanggaran hak asasi manusia. Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi terhadap Beijing atas pelanggaran hak asasi manusia di provinsi Xinjiang, tempat tinggal warga Uighur. Brussels percaya bahwa pemerintah Cina telah secara ilegal menangkap dan menahan orang Uighur di kamp-kamp di wilayah tersebut. Sementara pemerintah Cina membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan mereka menggunakan kamp tersebut sebagai pusat pelatihan militer untuk memerangi terorisme.
UE telah menangguhkan investasi di Cina dalam sebuah langkah baru. Perjanjian tersebut diselesaikan pada bulan Desember tahun lalu, tetapi belum menerima semua persetujuan yang diperlukan dari lembaga-lembaga Eropa, termasuk Parlemen Eropa, namun penangguhan perjanjian tersebut semakin meningkatkan ketegangan antara Cina dan Brussels.
Sanksi itu datang ketika para pejabat Cina baru-baru ini memperingatkan bahwa tindakan semacam itu dapat menyebabkan lebih banyak konfrontasi antara Cina dan Uni Eropa.
"Sanksi adalah konfrontasi. Sanksi berdasarkan informasi palsu dapat dianggap merusak keamanan dan pembangunan Cina. Dukungan dan jaminan keamanan rakyat Cina menjadi tanggung jawab pemerintah Cina, dan kami menginginkan dialog, bukan konfrontasi," kata Zhang Ming, Duta Besar Cina untuk Uni Eropa
Terlepas dari sanksi dan penangguhan perjanjian, para pejabat Eropa selalu bersikeras untuk melanjutkan hubungan mereka dengan Cina.
"Meski ada perbedaan, Uni Eropa harus berinteraksi dengan Cina. Faktanya, Uni Eropa mengambil jalan yang salah dengan menjauhkan diri dari Cina. Karena pada saat yang sama Cina juga merupakan mitra, saingan dan musuh sistematis dan di ketiga area ini, kita membutuhkan sarana komunikasi yang kuat dan stabil dengan Cina, di mana memutuskannya merupakan jalan yang salah," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.
Meskipun Uni Eropa tampaknya telah meningkatkan tekanan pada Cina untuk tetap sejalan dengan Amerika Serikat, mereka mengkhawatirkan reaksi tajam dari para pejabat Cina dan penghentian total hubungan. Menurut pejabat UE, Cina adalah mitra strategis dan penting, terutama di bidang pengembangan perdagangan, yang tidak boleh ditinggalkan. Hal ini seperti yang ditekankan oleh Duta Besar UE untuk Beijing, "Situasi perjanjian ini tidak terlalu menyenangkan, kami masih bekerja dekat dengan kementerian perdagangan Cina."