Jun 03, 2023 15:30 Asia/Jakarta

Imam Khomeini wafat 34 tahun lalu, tapi warisan pemikiran dan karyanya hingga kini masih menjadi perhatian tidak hanya di Iran, tapi juga dunia, termasuk Indonesia.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang, Yusli Efendi memandang Imam Khomeini memberikan legasi penting setidaknya dalam dua hal; kesederhaaan dan kepemimpinnya dalam menggerakkan perubahan sosial.

"Dari sisi kesederhanaanya, saya begitu takjub ketika membaca biografi Imam Khomeini. Betapa beliau meninggikan ilmu di atas kepentingan-kepentingan material lainnya, sehingga ketika meninggal hanya sedikit kepemilikan dan kemelakatan material yang ada pada diri beliau," ujar akademisi Indonesia ini.

"Kedua kepemimpinan beliau dalam menggerakkan perubahan sosial, terutama dibalut dengan narasi-narasi keagamaan," tegasnya.

Menurut Yusli, sampai sekarang Revolusi Islam Iran memberikan jejak yang luar biasa bagi gerakan keislaman di dunia Islam, juga di Indonesia.  

Penggunaan narasi-narasi keagaman sangat efektif dalam konteks masyarakat yang mayoritas Muslim untuk menggerakkan perubahan sosial.

"Jadi apa yang ditinggalkan sebagai warisan atau legasi dari Imam Khomeini itu memberikan semangat dan teladan bahwa perubahan sosial bisa dijalin kelindankan dengan semangat keagamaan. Apalagi di dunia Islam yang meninggikan narasi agama, motif ataupun latar belakang keagamaan untuk melawan kelaliman, melawan otoritarianisme ataupun melakukan kerja –kerja untuk memperbaiki umat dan bangsa," tambahnya.

Selengkapnya simak wawancara dengan Yusli Efendi sebagai berikut:

 

 

 

Tags