Iran, 40 Tahun Pasca Revolusi Islam (16)
-
Pertemuan Rahbar dengan para pejabat tinggi negara di Tehran.
Republik Islam Iran secara konsisten mengejar perdamaian dan keamanan dunia di semua dimensinya, sesuai dengan prinsip-prinsip strategisnya. Kontribusi dan esensi perdamaian yang dikejar Iran dalam kebijakan luar negerinya, menuntut negara ini – terlepas dari pertimbangan politik tertentu – untuk terlibat aktif dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan dunia.
Dengan pendekatan ini, Iran sebagai salah satu pemain aktif dan sejalan dengan kebijakan independen, ikut terjun dalam perimbangan regional dan internasional.
Pada pertemuan dengan para pejabat Iran, duta besar negara-negara Muslim, dan masyarakat di Tehran, yang bertepatan dengan perayaan Hari Bi'tsah, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, pesan utama hari pengangkatan Nabi Muhammad Saw adalah kembali kepada ajaran tauhid dan datangnya petunjuk Allah Swt untuk umat manusia serta perang melawan kediktatoran dan tirani. Rahbar menambahkan, ajaran tauhid mencakup prinsip-prinsip melawan kezaliman dan arogansi dan oleh karena itu, front kebenaran harus selalu memerangi front kebatilan dan dalam perang ini, kebatilan pasti akan kalah.
Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa kehadiran Republik Islam Iran di wilayah Asia Barat di samping kelompok-kelompok perlawanan dan juga di Suriah, dalam konteks untuk membela orang-orang tertindas. "Jika ada yang berkata bahwa Republik Islam adalah negara ekspansif, ini adalah sebuah kebohongan dan tidak sesuai fakta. Iran yang besar, makmur, dan bersatu tidak punya niat untuk melakukan ekspansi di kawasan dan di mana pun di dunia," tegasnya.
Tidak diragukan lagi bahwa Afghanistan juga tidak keluar dari kaidah tersebut. Iran memandang keamanan di negara itu sebagai bagian dari keamanannya, dan tentu saja akan memperluas kerjasama regionalnya, terutama dengan pemerintah Kabul untuk bersama-sama menciptakan keamanan di kawasan.
Afghanistan sudah diduduki oleh Amerika Serikat dan NATO selama lebih dari satu dekade. Selama masa itu, AS mengejar kepentingannya tidak dalam perang kontra-terorisme, tetapi dalam memperluas ketidakamanan, mempertahankan konflik, dan melanjutkan intervensi militer di kawasan. Kehadiran militer Amerika di Afghanistan telah menyebabkan kekacauan di negara itu dan di lingkungan sekitarnya.
Menurut Menteri Pertahanan Afghanistan Tariq Shah Bahrami, lebih dari 20 kelompok teroris aktif beroperasi di Afghanistan, dan jika kelompok-kelompok kriminal ini tidak ditindak, maka keamanan regional akan menghadapi krisis serius.
Iran selalu menyerukan tindakan kolektif oleh negara-negara regional dalam perang melawan terorisme, dan telah meluncurkan kerjasama keamanan dan intelijen dengan para tetangganya untuk menumpas teroris, khususnya di sepanjang wilayah perbatasan.

Keamanan Afghanistan memiliki posisi istimewa di kawasan, dan Iran selalu berusaha untuk membangun perdamaian dan stabilitas di negara itu. Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami dalam pertemuan dengan Wakil Menhan Afghanistan untuk Urusan Politik dan Strategi, Ahmad Tamim Asi pada Maret 2017, menjelaskan bahwa Republik Islam menginginkan perdamaian, stabilitas, ketenangan, dan keamanan bagi semua negara tetangga. Dia mengatakan, "Kami siap memberikan bantuan konsultatif dan keamanan dalam memerangi terorisme jika ada permintaan resmi dari pemerintah Afghanistan."
"Iran telah memberikan dukungan konsultatif yang efektif untuk Irak dan Suriah dalam operasi menumpas teroris Takfiri. Jika diminta oleh pemerintah Kabul, kami juga siap untuk memberikan bantuan konsultatif dan keamanan kepada Afghanistan dalam perjuangannya melawan terorisme," tegas Brigjen Hatami.
Kebijakan prinsipil Republik Islam Iran adalah kerjasama regional untuk memecahkan masalah di kawasan. Pandangan Iran tentang Afghanistan juga demikian. Republik Islam percaya bahwa kondisi kondusif di negara-negara kawasan dan tetangga Iran, akan membuka ruang untuk kerjasama dan kegiatan bisnis. Pada tahap berikutnya, interaksi sosial dan budaya akan meningkat, dan ini akan menguntungkan seluruh kawasan.
Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani, secara eksplisit menekankan bahwa Tehran merasa bertanggung jawab atas keamanan para tetangganya. Dia menyampaikan hal itu dalam pertemuan dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Rouhani menambahkan, "Hari ini kawasan menghadapi banyak masalah, dan Republik Islam Iran sangat marah dan prihatin atas terbunuhnya orang-orang tak berdosa oleh para teroris."
Tidak ada keraguan bahwa Afghanistan membutuhkan bantuan dan dukungan dalam melawan ancaman keamanan yang datang dari teroris. Karena mustahil menghapus bahaya terorisme dari wilayah ini jika tanpa membangun sebuah kerjasama regional.
Menteri Pertahanan Afghanistan, Letnan Jenderal Tariq Shah Bahrami dalam kunjungannya di Tehran pada April 2018, memuji kehadiran Iran di samping rakyat Afghanistan dalam situasi sulit. Dia juga mengapresiasi dukungan Republik Islam selama periode jihad dan perlawanan rakyat Afghanistan. Letjen Bahrami menuturkan, "Rakyat Afghanistan masih ingat bahwa selama masa sulit itu, pemerintah dan rakyat Iran membantu kami langkah demi langkah."
"Kami datang ke sini untuk meningkatkan hubungan persahabatan antara kedua negara dan angkatan bersenjata, dan untuk menyelamatkan diri kami dari masalah yang dihadapi rakyat Afghanistan akibat tindakan para teroris," tambahnya.

Jelas bahwa keamanan di kawasan hanya akan terwujud melalui kerjasama regional. Kehadiran pihak asing tidak akan membawa keuntungan apapun bagi negara-negara di kawasan. Pihak asing hanya mengejar kepentingan mereka sendiri, dan inilah penyebab berlanjutnya krisis di kawasan ini.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri mengatakan Iran dan Afghanistan memiliki sejarah, bahasa, dan agama yang sama. Dia menambahkan, "Pasca kemenangan Revolusi Islam dan setelah Afghanistan diserang, Iran selalu berusaha untuk berada di samping rakyat Afghanistan dan para mujahidin, dan membantu memerangi kekuatan pendudukan."
Dengan pendekatan ini, Republik Islam Iran selalu mendukung dan membantu rakyat Afghanistan sejak kemenangan Revolusi Islam, dan hari ini Iran juga berdiri berdampingan dengan rakyat Afghanistan serta mendukung rakyat dan pemerintah negara itu. Solidaritas dan dukungan ini dapat disaksikan pada kehadiran luas pengungsi Afghanistan di Iran selama empat dekade terakhir.
Ayatullah Khamenei mengatakan, "Jika kita percaya pada ajaran tauhid, kita tidak akan tunduk pada penindasan dan kita akan membela orang-orang tertindas. Itulah sebabnya di mana pun orang yang tertindas membutuhkan bantuan, Republik Islam akan hadir di sana." Menurut Rahbar, dalam konteks ini pula, Republik Islam Iran bersikeras dalam membela orang-orang yang tertindas.
Kehadiran Amerika di Afghanistan, Irak, dan Libya tidak akan membawa hasil apapun kecuali kehancuran, kerusakan, dan pembunuhan. Isu-isu seperti demokrasi dan perang kontra-terorisme telah menjadi alasan bagi Washington untuk menduduki negara-negara lain. Di pihak lain, Iran akan selalu menjadi pembela kaum tertindas di kawasan dan dunia, dan tidak akan ragu untuk menawarkan dukungan jika ada permintaan dari negara Muslim dalam perang melawan terorisme.
Menjelang peringatan 40 tahun kemenangan Revolusi Islam, hari ini Iran merasa terhormat karena mampu mengibarkan panji kemuliaan dan kekuatan bangsa Iran di kawasan serta memainkan peran penting dalam menghancurkan kelompok Takfir dan menciptakan keamanan di kawasan.