Kalam Hikmah (37): Konspirasi Musuh atas Iran, Cermin Permusuhan
Nabi Ibrahim as, Nabi agung itu berkata kepada Allah Swt, “Saya ingin menyaksikan dihidupkannya kembali orang mati.”
Allah Swt berfirman, أَوَلَمْ تُؤْمِن "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab, بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِي "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)”.
Kemudian Allah SWT berfirman, "Baiklah, lakukan hal-hal ini, sehingga kamu dapat melihat dengan mata kepala sendiri seperti inilah Allah SWT membangkitkan orang mati."
Kita menyaksikan dengan mata kepala kita sendiri, kita melihat dengan mata kepala sendiri bahwa sebuah bangsa berhasil meraih kemenangan dalam “Perang yang Dipaksakan” dengan tangan kosong. Sebuah bangsa yang berhasil mengalahkan konspirasi-konspirasi musuh meski masih mentah dalam masalah politik dan internasional. Apakah kita tidak melihat sebuah bangsa yang meski berhadapan dengan sebuah front musuh kuat dari sisi materi, musuh yang menikam dari belakang, menghunus pedang dari depan, membuat keributan, berteriak, dan melakukan hal lainnya, musuh yang selama 40 tahun melancarkan konspirasi terhadap kita, namun selama 40 tahun itu juga berhasil menggagalkan konspirasi-konspirasi itu ?
Semua ini tidak lain adalah pengalaman kita. Pengalaman-pengalaman ini harus kita perhatikan, dan harus kita pahami bahwa jalan kemajuan yang kokoh, kuat, mulia dan sukses adalah tersambung dengan Al Quran. Sumber dari semua kebaikan ini adalah kitab suci Ilahi, yang Alhamdulillah, Anda mengenalnya, akrab dengannya, sebagian dari kalian menjadi penghafal, sebagian yang lain pembaca dan qari Al Quran, sebagian lain pendengar, dan sebagian lainnya ustad. Jadi asas kerjanya adalah Al Quran.