Lintasan Sejarah 2 Februari 2022
Hari ini Rabu, 2 Februari 2022 bertepatan dengan 30 Jumadil Tsani 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 13 Bahman 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Husein bin Muhammad Bangkit Melawan Khalifah Mustain Billah
1192 tahun yang lalu, tanggal 30 Jumadil Tsani 251 HQ, Husein bin Muhammad bangkit melawan Khalifah Mustain Billah.
Ketika tekanan dan kezaliman anasir Khalifah Mustain Billah terhadap rakyat Kufah dan sekitarnya semakin meningkat, sebagian masyarakat kawasan itu siap bangkit untuk melawan khalifah. Mereka memilih seorang pemimpin dari keturunan Imam Ali as dan membantunya dari sisi fasilitas ekonomi, perang dan para pejuang.
Nasab pemimpin mereka ini menurut Thabari, sejarawan Islam adalah Husein bin Muhammad bin Hamzah bin Abdullah bin Husein bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib as. Ia merupakan keturunan keempat Imam Zainal Abidin as.
Husein bin Muhammad memulai perjuangannya secara terang-terangan pada 30 Jumadil Tsani 251 HQ dari kota Nainawa bersama 50 pendukungnya bangkit melawan pasukan Hisyam bin Abi Dalf. Setelah berperang dengan gagah berani, Husein bin Muhammad dan pasukannya terpaksa mundur ke Kufah. Dalam peperangan itu sejumlah pendukungnya gugur syahid dan sebagian lainnya ditawan dan dikirim ke Baghdad. Di sana, Muhammad bin Abdullah, Wakil Khalifah Abbasi mencambuki mereka setiap orang 500 kali dan setelah itu ia membebaskan mereka dengan tubuh penuh luka.
Husein bin Muhammad dan pendukungnya yang lari ke Kufah kemudian merekrut para pejuang lainnya dan mulai menekan kekuasaan khalifah. Ahmad bin Nashr bin Malik al-Khuza’i, orang Khalifah Mustain Billah di Kufah berusaha memerangi kebangkitan Alawi ini, tapi dengan tewasnya 10 tentaranya ia langsung melarikan diri dari Kufah. Kota dikuasainya dan diserahkan kepada seorang keturunan Imam Ali as lainnya bernama Abu Ahmad, Muhammad bin Ja’far. Ia kemudia bersama 600 pasukan kembali menghadapi pasukan Hisyam bin Abi Dalf dan kali ini ia berhasil mengalahkannya.
Khalifah Mustain Billah perlahan-lahan mulai khawatir akan kekuatan Husein biin Muhammad yang semakin bertambah. Oleh karena itu ia mengirim pasukan besar dipimpiin oleh Muzahim bin Khaqan menuju Kufah. Pasukan khalifah beristirahat di dekat Kufah dan setelah itu Muzahim membagi pasukannya menjadi dua lalu pasukan pertama mulai menyerang Kufah. Para pendukung Husein bin Muhammad dengan gagah berani berjuang mempertahankan kota yang berujung pada banyaknya korba berjatuhan di kedua belah pihak. Akhirnya mereka menyadari bahwa pasukan lainnya kini ikut menyerang mereka, tapi mereka tetap berjuang hingga semuanya gugur syahid.
Muzahim bin Khaqan berhasil mengakhiri kebangkitan Sayid Alawi dan memasuki kota ini. Ia menerapkan kebijakan menekan keturunan Alawi dan Hasyimi. Ketika mengepung kota Kufah, ia sempat memerintahkan pasukannya dari dua sisi kota untuk menghujani kota ini dengan manjaniq yang berhasil membakar kota. Akibatnya 7 pasar di kota Kufah habis terbakar. Dengan demikian, pasukan Khalifah Abbasiah memberangus perlawanan rakyat Kufah yang dipimpin oleh Husein bin Muhammad Alawi. (Tarikh Thabari, jilid 7, hal 477)
Reaksi AS atas Pidato Imam Khomeini di Behesht Zahra
43 tahun yang lalu, tanggal 13 Bahman 1357 HS, Amerika Serikat mereaksi pidato Imam Khomeini ra di Behesht-e Zahra.
Pasca pidato Imam Khomeini ra tanggal 12 Bahman 1357 HS di Behesht Zahra yang berisikan sikap transparan beliau terkait kebijakan intervensif Amerika di Iran, Kementerian Luar Negeri Amerika sebagai pendukung utama rezim Zionis Israel menyebut pidato itu sangat anti Amerika.
Di sisi lain, rezim Zionis Israel menyatakan kekhawatirannya setelah Imam kembali ke Iran. Karena Israel mengetahui dengan benar bahwa Imam Khomeini ra dan rakyat revolusioner Iran sebagai penentang keras rezim penjajah al-Quds.
Kantor Berita Uni Soviet, Tass juga dalam reaksinya terkait kembalinya Imam Khomeini ra ke negaranya menyatakan bahwa kembalinya Ayatullah Imam Khomeini ke Iran akan membawa perjuangan di negara ini memasuki tahap paling menentukan.
Di sisi lain, di hari ini, rakyat yang ingin bertemu dengan Imam mulai menuju tempat tinggal Imam di madrasah Alavi, Tehran. Dalam pidatonya di hadapan rakyat, Imam Khomeini ra menyebut rezim Zionis Israel melanggar akal dan hak asasi manusia. Ditekankan juga oleh Imam bahwa setiap bangsa berhak untuk menentukan nasibnya sendiri.
Letusan Terakhir Gunung Asama
13 tahun yang lalu, tanggal 2 Februari 2009, Gunung Asama meletus untuk terakhir kalinya.
Gunung Asama adalah gunung api aktif yang terletak sekitar 145km barat laut dari pusat kota Tokyo. Ia adalah salah satu dari 108 gunung api yang ada di Jepang.
Gunung ini bertipe strato dan memiliki catatan letusan yang panjang. Letusan terakhir terjadi tanggal 2 Februari 2009 yang menyebabkan hujan abu di sebagian Metropolitan Tokyo. Letusan ini dimulai dini hari pukul 01.51 waktu setempat dan melontarkan batuan hingga 1km dari pusat letusan. Wilayah dalam diameter 4km dari gunung ini dibersihkan dari penduduk dalam kejadian ini.
Sebelumnya, gunung ini tercatat meletus pada bulan September 2004. Letusan pada tahun 1783 menewaskan 35.000 jiwa.