Jul 16, 2016 13:54 Asia/Jakarta

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei bertemu dengan ribuan masyarakat Iran dan para pejabat pemerintah negara ini serta duta-duta besar dari berbagai negara Muslim dan menjelaskan beberapa isu penting tentang perkembangan di kawasan. Pertemuan tersebut digelar usai Shalat Idul Fitri yang diselenggarakan di Mushalla Besar Imam Khomeini ra di Tehran, ibukota Republik Islam Iran, Rabu, 6 Juli 2016.

Di awal pidatonya, Rahbar mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H kepada rakyat Iran dan seluruh umat Islam. Ayatullah Khamenei menilai Hari Raya Idul Fitri sebagai simbol Tauhid dan menegaskan bahwa persatuan dan empati umat Islam bersumber dari Tauhid. Di Hari Raya Idul Fitri, semua hati terfokus kepada sebuah pusat; yaitu pusat keagungan ilahi, kekuatan dan rahmat-Nya. Namun sayangnya, dunia Islam hari ini kehilangan persatuan dan sedang menghadapi berbagai persoalan.

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai perpecahan dan konflik di antara umat Islam sebagai penyebab berkurangnya spiritualitas. Rahbar menuturkan, "Menurut logika al-Quran, spiritualitas dan iman hingga taraf tertentu memerlukan kedamaian dan ketenangan. Ketika di sebuah negara Islam dan di semua komunitas Islam, masyarakat merasa khawatir atas nyawa, harta dan keamanannya dan tidak ada keamanan, maka di sana tidak ada ketenangan. Ketika tidak ada ketenangan maka tidak ada peningkatan iman. Hari ini, umat Islam mengalami kondisi seperti ini."

 

Ayatullah Khamenei menyinggung serangan teror dan pemboman yang dilancarkan di bulan suci Ramadhan di Irak dan di negara-negara Muslim lainnya. Beliau mengatakan, "Hari ini Baghdad sedang berduka. Banyak negara-negara Muslim lainnya berduka disebabkan perang dan pertumpahan darah; Suriah berduka, Yaman berduka, Libya berduka dan Bahrain juga berduka. Umat Islam tidak pantas atas semua masalah ini."

 

Rahbar lebih lanjut menyinggung peran Barat terutama Amerika Serikat dalam pembentukan dan penguatan kelompok-kelompok teroris di kawasan. Beliau menyebut koalisi Barat untuk memerangi terorisme sebagai palsu. Ayatullah Khamenei menyinggung langkah Duta Besar AS untuk Suriah yang berusaha mengubah konflik politik di negara Arab ini menjadi perang saudara. Beliau menegaskan, peran AS dan negara-negara arogan Barat dalam mengubah konflik politik menjadi perang saudara di negara-negara lain amat jelas.

 

Ayatullah Khamenei mengingatkan kembali konspiasi AS terhadap Iran termasuk menyulut perpecahan dan konflik etnis dan memprovokasi anasir-anasir teroris untuk menarget rakyat revolusioner Iran. Beliau menuturkan, "Sebagian berpikir bahwa kami bersandar pada permusuhan AS terhadap Republik Islam Iran dikarenakan fanatisme. Tidak, (permusuhan ini) muncul dari pengetahuan dan pengalaman. Kami memiliki pengalaman selama 37 tahun tentang permusuhan ini."

 

Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyinggung instabilitas di Bahrain. Beliau mengatakan, "Kami tidak pernah campur tangan dalam persoalan di Bahrain dan tidak akan pernah intervensi, namun kami menasihati mereka. Di Bahrain juga terjadi konflik politik, dan mereka berusaha menyeret konflik politik ini ke dalam perang saudara. Jika mereka menyadari dan memiliki pengetahuan serta kebijaksanaan politik berkuasa atas mereka, maka hal itu jangan dilakukan. Perselisihan politik mungkin saja terjadi di setiap negara, namun mengapa mereka harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang memaksa rakyat dan masyarakat untuk saling beradu? Ini adalah kesalahan-kesalahan yang sayangnya hari ini terlihat di sejumlah negara Islam."

 

Menurut Rahbar, tujuan arogansi global, termasuk AS yang menyulut perang saudara di negara-negara Muslim adalah untuk memberikan ketenangan kepada rezim Zionis Israel dan pengalihan perhatian dari isu Palestina. Rahbar dalam Khutbah Shalat Idul Fitri juga menyinggung masalah tersebut. Beliau mengatakan, "Tujuan utama kekuatan imperialis mengobarkan perang dan instabilitas di kawasan adalah agar masalah Palestina terlupakan. Mereka ingin dunia Islam sibuk dengan persoalan internal supaya melupakan masalah Palestina. Mereka ingin memberikan peluang kepada rezim Zionis agar bisa mengejar ambisi-ambisi jahatnya."

 

Rahbar menambahkan, "Kita harus memahami bahwa perjuangan untuk membebaskan Palestina adalah sebuah perjuangan Islam, sebuah perjuangan universal dan bukan perjuangan Arab saja. (Perjuangan) ini adalah tugas umat Islam di semua negara. Dalam bentuk apapun yang bisa dilakukan, mereka harus melanjutkan perjuangan, teriakan dan gerakan ini. Menurunkan masalah yang sangat penting ini menjadi masalah internal Arab adalah sebuah kekeliruan."

 

Ayatullah Khamenei juga menyinggung agresi militer Arab Saudi dan sekutunya ke Yaman. Beliau mengatakan, "Selama setahun dan beberapa bulan ini, rakyat Yaman diserang dan dibombardir oleh sebuah negara yang disebut sebagai negara Islam dengan dalih palsu. Alih-alih membombardir medan-medan tempur, mereka justru membombardir rumah sakit, rumah-rumah penduduk, masjid dan menghancurkan infrastruktur Yaman. Situasi ini tidak boleh berkelanjutan dan agresor harus menghentikan agresinya serta dunia Islam harus menghukum mereka supaya tidak berpikir untuk invasi."

 

Rahbar menyinggung perlawanan bangsa Iran untuk menghadapi arogansi dunia. Beliau menandaskan, "Jika rakyat Republik Islam Iran menyerah dan menunjukkan kelemahannya serta tunduk kepada kekuatan-kekuatan arogansi dunia, maka mereka tidak akan meraih kemajuan ini. Jalan kemajuan adalah perlawanan dan keteguhan, memperkuat produksi dalam negeri, memperkuat tekad dan kehendak nasional serta memperkuat hubungan dengan Allah Swt. "

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam Khutbah Idul Fitri 1437 H, menyebut bulan suci Ramadhan tahun ini sebagai bulan yang penuh berkah bagi rakyat Iran. Menurutnya, di bulan Ramadhan tahun ini, seluruh negeri bagaikan sebuah pameran besar yang menunjukkan kecenderungan masyarakat kepada spiritualitas. Beliau mengatakan, "Di hari-hari terpanjang dan terpanas tahun ini, masyarakat di seluruh negeri berpuasa dan tetap bersabar, bahkan anak-anak muda dan remaja kita berpuasa dengan penuh semangat. Mereka –tangan-tangan jahat– berusaha agar remaja kita tidak berpuasa. Alhamdulillah, mereka tidak berhasil dan tidak akan berhasil." Rasulullah Saw bersabda, "Berpuasa dalam cuaca panas adalah sebuah jihad."

 

Ayatullah Khamenei menilai Ramadhan sebagai bulan jamuan Allah Swt. Beliau menuturkan, di perjamuan ini, Allah Swt memberikan pengampunan kepada hamba-hamba-Nya. Rasulullah Saw bersabda, "Pintu-pintu langit terbuka di malam pertama bulan Ramadhan dan tidak akan tertutup hingga malam terakhir bulan ini."

 

Di bagian lain pidatonya, Rahbar menyingung partisipasi luas rakyat Iran dalam pawai akbar Hari Quds Sedunia. Beliau menuturkan, "Pertisipasi ini memiliki makna bahwa jika beberapa pemerintah Islam mengkhianati cita-cita bangsa Palestina, namun bangsa Iran tetap siap menghadapi musuh dan menjaga masalah Palestina tetap lestari."

 

Ayatullah Khamenei juga menyinggung partisipasi luas rakyat Yaman dalam pawai akbar Hari Quds Sedunia meski mereka berada di bawah serangan-serangan udara musuh. Beliau memuji keteguhan rakyat Yaman dalam mendukung Palestina dan menyebut partisipasi mereka dalam pawai al-Quds sebagai "mengesankan."

 

Pawai Hari Quds Sedunia digelar di Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan untuk memprotes pendudukan rezim Zionis terhadap Palestina. Di beberapa negara, pawai ini digelar di selain hari Jumat dikarenakan pihak kepolisian di negara-negara itu tidak mengizinkan untuk diselenggarakannya di hari tersebut, bahkan sebagiannya hanya bisa menggelar seminar terkait hal itu.

 

Beberapa bulan pasca kemenangan Revolusi Islam, Imam Khomeini ra, Pendiri Republik Islam Iran pada tanggal 16 Murdad 1358 Hs (13 Ramadhan 1399 Hq) menamai Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia. Saat ini, lebih dari 80 negara Muslim dan non-Islam menggelar pawai tersebut. Di antara negara-negara itu adalah Indonesia, Malaysia, India, Singapura, Turki, Amerika, Kanada, Norwegia, Azerbaijan, Sudan, Inggris, Bahrain, Bosnia dan Herzegovina, Tunisia, Pakistan, Australia, Jerman, Romania, Kuwait, Spanyol, Afrika Selatan, Swedia, Venezuela, Yaman dan Yunani.  

 

Rahbar di akhir pidatonya memberikan nasihat untuk tetap menjaga semua prestasi di bulan Ramadhan. Beliau mengatakan, "Hargailah air mata suci yang mengalir ke wajah kalian di malam-malam al-Qadar, di majelis-majelis doa, munajat dan permohonan, di mana hal ini telah memperkuat hati setiap Mukmin dan memperbanyak tawakal kepada Allah Swt. Jika kalian bertawakal kepada Allah Swt maka kalian tidak akan merasa takut dengan apapun kecuali kepada-Nya. Ketika kalian tidak merasa takut kepada selain Allah Swt, maka kalian akan bergerak dengan kuat menuju tujuan agung kalian."  

 

Allah Swt dalam surat al-Baqarah ayat 183 berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Artinya tujuan utama dari puasa adalah sampai kepada ketakwaan kepada Allah Swt dalam hati setiap Mukmin. (RA)

  
 

 

Tags