Lintasan Sejarah 21 Februari 2018
Hari ini, Rabu tanggal 21 Februari 2018 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 4 Jumadil Akhir 1439 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 2 Isfand 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Ibnu Sa’ad Waqidi Meninggal
1209 tahun yang lalu, tanggal 4 Jumadil Tsani 230 HQ, Ibnu Sa'ad Waqidi, seorang ahli hadis dan sejarawan termasyhur Irak, meninggal dunia.
Ibnu Sa'ad Waqidi merupakan murid dari Muhammad bin Umar Waqidi, sejarawan terkemuka pada masa itu.
Ibnu Sa'ad banyak menulis kitab-kitab sejarah, namun yang paling membuatnya terkenal adalah buku sejarah berjudul at-Thabaqat al-Kabir. Buku ini berisi penjelasan mengenai kehidupan Rasulullah Saw beserta para sahabat dan para ulama Islam.
Majd Al-Ula Boustan, Peneliti dan Wartawan Iran Wafat
133 tahun yang lalu, tanggal 2 Isfand 1263 HS, Majd al-Ula Boustan meninggal dunia dalam usia 85 tahun.
Boustan lahir pada 1278 Hs di kota Mashad dan memulai pendidikannya di bidang bahasa dan sastra Persia, Arab dan Perancis. Ia pergi ke Tehran pada 1303 Hs dan belajar ilmu-ilmu keislaman pada Ayatullah Mirza Mahdi Ashtiani dan Sheikh Dhiya ad-Din Darri Isfahani.
Majd al-Ula Boustan banyak menulis artikel di bidang sosial dan sastra di sejumlah surat kabar ternama. Sejak tahun 1307 Hs, ia aktif di lembaga sastra Iran dan Asosiasi Sastra Hakim Nezami. Di masa Shah Pahlevi, ia sempat dikejar bahkan dijebloskan ke dalam penjara karena bekerjasama dengan mereka yang diasingkan rezim Pahlevi.
Selama hidupnya Majd al-Ula Boustan banyak memiliki karya tulis seperti Dastour Shargh, Resaleh Khorafat dan Pandnameh.
Malcolm X Gugur Syahid
53 tahun yang lalu, tanggal 21 Februari 1965, Malcolm X, pejuang muslim kulit hitam AS gugur syahid.
Malcolm X yang nama aslinya adalah Malcolm Little, lahir di Omaha, Nebraska, pada tahun 1925. Ayah Malcolm adalah seorang pendeta Baptis yang dibunuh oleh kelompok anti kulit hitam. Pada usia 21 tahun, Malcolm berkenalan dengan Elijah Muhammad, pemimpin gerakan "Nation of Islam" yang memperjuangkan hak-hak kaum kulit hitam muslim di Amerika dan menginginkan didirikannya sebuah negara muslim terpisah.
Malcolm kemudian masuk Islam dan menjadi aktivis di Nation of Islam. Kecerdasan dan kemampuan orasinya yang hebat membuat Malcolm dengan segera menjadi juru bicara Nation of Islam. Karismanya yang tinggi membuat anggota NOI dengan segera melonjak naik. Namun, perselisihan prinsip antara Malcolm X dan Elijah Muhammad, membuatnya keluar dari NOI pada tahun 1964 dan ia mendirikan organisasi Moslem Mosque.
Pada tahun yang sama, ia menunaikan haji ke Mekah dan di sana, ia menjumpai bahwa kaum muslimin berasal dari berbagai bangsa dan ras. Pengalaman ini membuat Malcolm berubah pandangan. Sekembalinya ke AS, ia tidak lagi sekedar menyampaikan pesan Islam untuk kaum kulit hitam melainkan untuk semua ras. Namun perjuangan Malcolm terpaksa berhenti di usianya ke 39 tahun karena ditembak tiga orang bersenjata ketika sedang menyampaikan pidato di sebuah gedung di New York.