Mengenal Potensi Pasar Iran (48)
Edisi kali ini akan mengulas tentang industri pakan ternak dan peternakan di Iran.
Populasi dunia diperkirakan akan bertambah 100 juta orang setiap tahun dan pada 2040 lebih dari 9 miliar orang akan menghuni bumi ini. Memastikan keamanan pangan manusia merupakan salah satu tantangan komunitas internasional. Permintaan global terhadap produk ternak meningkat seiring bertambahnya populasi manusia.
Persoalan ini menjadi sangat penting karena kemarau yang disebabkan oleh pemanasan global, akan menciptakan keseimbangan negatif antara produksi dan konsumsi produk pertanian. Penting juga untuk memperhatikan masalah kesehatan ternak dan unggas serta sumber pakan mereka.
Saat ini salah satu industri utama makanan di dunia adalah produk daging. Sebagian besar produk makanan yang dikirim setiap hari ke pasar dunia berbentuk produk ternak dan unggas. Dalam rantai produk daging, salah satu faktor penting adalah pakan dan unggas. Untuk menghasilkan daging yang berkualitas, salah satu kunci utama yang perlu diperhatikan adalah pakan ternak. Pakan ternak merupakan rantai strategis dari rantai pemenuhan protein di masyarakat.
Berdasarkan statistik global pada 2016, lebih dari 30.000 sektor industri di dunia terlibat dalam produksi pakan ternak, unggas, dan budi daya perairan (akuakultur). Peran sektor-sektor ini selain untuk meningkatkan produksi, juga menghasilkan makanan yang sehat dan berkualitas, serta meningkatkan keamanan pangan masyarakat.
Peran utama pabrik pakan ternak, unggas, dan akuakultur adalah memproses bahan makanan untuk meningkatkan produktivitas sereal (gandum, jagung, dan jelai), minyak biji-bijian, jerami, dan produk lainnya. Sekarang sekitar 1 miliar ton berbagai jenis pakan ternak, unggas, dan akuakultur diproduksi dan digunakan di dunia per tahun.
Kegiatan industri pakan ternak, unggas, dan akuakultur sudah berjalan hampir tujuh dekade di Iran. Sejarah produksi pakan ternak skala industri di Iran dimulai seiring dengan munculnya peternakan-peternakan besar unggas di negara ini.
Dengan berlalunya waktu dan investasi di sektor ini, sekarang industri pakan ternak Iran mampu memproduksi lebih dari 50 jenis produk. Omset tahunan industri pakan ternak Iran mencapai 11 miliar dolar, dan produk-produk mereka diekspor ke negara-negara Asia Tengah, Irak, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Turki, dan Suriah sekaligus memenuhi kebutuhan dalam negeri. Saat ini 20.000 orang terlibat langsung dalam produksi pakan ternak di berbagai provinsi di Iran.
Di sektor ini, beberapa perusahaan Iran bekerja untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pakan ternak. Salah satu kesuksesan para peneliti Iran adalah mendesain dan merumuskan enam produk probiotik untuk ternak, unggas, dan akuakultur.
Menurut definisi Organisasi Pangan Dunia (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), probiotik merupakan suplemen makanan yang mengandung mikroorganisme yang sangat bermanfaat untuk memacu pertumbuhan ternak, meningkatkan palatabilitas pakan, sistem pencernaan, dan daya tahan tubuh ternak, mengurangi stress pada ternak, serta meningkatkan pertambahan bobot badan dan produksi susu.
Industri peternakan di Iran mencakup berbagai unggas seperti kalkun, bebek, angsa, burung puyuh, partridge, burung pegar, burung unta, dan ayam. Telur, bibit ayam, dan daging ayam merupakan sebagian dari produk industri perunggasan Iran.
Sekitar 70 juta ton telur ayam diproduksi di dunia per tahun, dan Iran menempati peringkat ke-11 dalam produksi global produk ini. Di antara negara-negara Timur Tengah, Iran memiliki pasar ekspor yang baik di sektor telur dan mengekspor produknya ke lebih dari 10 negara regional dalam beberapa tahun terakhir.
Republik Islam juga mengekspor bibit ayam, dan saat ini ada lebih dari 500 peternakan ayam beroperasi di negara ini, di mana dikelola oleh 300 perusahaan.
Produksi tahunan bibit ayam broiler di Iran sekitar 100 juta ayam per bulan, karena melebihi kebutuhan domestik, surplusnya diekspor ke negara-negara tetangga. Seperti dalam enam bulan pertama tahun 2017, lebih dari 38 juta bibit ayam Provinsi Alborz diekspor ke negara-negara Teluk Persia.
Iran adalah produsen unggas terbesar di Timur Tengah. Dengan dukungan pemerintah kepada sektor swasta, peternakan-peternakan unggas berkembang pesat selama empat dekade terakhir. Dengan berkembangnya industri ini, pola baru konsumsi protein telah membudaya di tengah masyarakat Iran dan saat ini konsumsi daging unggas di Iran lebih dari dua kali lipat konsumsi global.
Perlu dicatat bahwa dalam hal produksi daging ayam, Iran berada di peringkat 10 besar dunia. Provinsi utama produsen ayam di Iran adalah Mazandaran, Khorasan, Fars, Isfahan, Azarbaijan Timur, Markazi, dan Tehran.
Iran merupakan salah satu dari delapan negara dunia dan satu-satunya negara di Timur Tengah dan Dunia Islam yang memiliki ayam ras yang disebut ayam Arian (arian chicken). Pusat budidaya ayam Arian dilakukan di kota Babol, utara Iran di area seluas lebih dari 1.000 hektar. Peternakan ini mampu menghasilkan lebih dari 2 juta ton daging per tahun.
Saat ini untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi limbah dalam industri perunggasan Iran, tren untuk memanfaatkan kaki dan ceker ayam sebagai produk kemasan telah meningkat dan tentu saja tetap memperhatikan standar nasional Iran. Berdasarkan riset, ceker ayam mengandung banyak protein, vitamin, mineral, dan glukosamin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, dan kolagen.
Negara-negara dunia melakukan banyak investasi di sektor industri perunggasan. Budidaya burung partridge mendapat perhatian khusus karena kandungan protein yang tinggi dan rendah kolesterol.
Salah satu sektor industri perunggasan berhubungan dengan budidaya burung puyuh. Konsumsi daging puyuh direkomendasikan oleh para ahli gizi sebagai sumber nutrisi. Daging puyuh mengandung protein 5-10 persen lebih banyak daripada unggas lainnya. Daging puyuh kaya akan berbagai asam amino langka yang tidak ditemukan dalam daging unggas lain.
Ternak dan budidaya puyuh pertama kali dilakukan di Jepang dan kemudian menyebar ke Cina dan Korea. Pada awal abad ke-20, burung puyuh dibudidayakan dalam skala industri di Eropa, dan waktu singkat, puyuh diternakkan di Amerika Utara, Timur Tengah, dan Timur Dekat.
Sejarah pengembangbiakan puyuh skala industri di Iran sudah ada sejak lebih dari dua dekade lalu. Karena semakin populernya daging lezat ini di tengah masyarakat, investasi di sektor ini terus tumbuh dan berkembang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir.
Berbagai ras burung puyuh dikembangbiakkan dan diproduksi di Iran. Menurut statistik, hampir 300 sektor ekonomi di Iran bergerak di bidang ini. Republik Islam memproduksi rata-rata antara 6-8 ribu ton daging puyuh, dan surplusnya diekspor ke negara-negara di Timur Tengah.
Peternakan burung puyuh banyak dilakukan di bagian tengah Iran seperti kota Meybod, Kerman, Yazd dan Lorestan. Daerah-daerah ini dianggap pusat penting peternakan burung puyuh di Iran. Provinsi Kermanshah, Tehran, Azarbaijan Barat, dan Zanjan juga merupakan pusat peternakan burung puyuh lainnya.
Industri peternakan unggas Iran memiliki kapasitas ekspor lebih dari 1.200 ton daging unggas termasuk puyuh, burung pegar, dan partridge. Partridge termasuk unggas dengan daging yang lezat dan bergizi. Daging dan telur partridge tergolong mahal dibandingkan dengan sebagian unggas lain.
Unggas lain yang diternak dan diproduksi di Iran adalah burung unta. Peternakan burung unta di negara ini sudah berlangsung lebih dari dua dekade. Pada tahun-tahun pertama, burung unta diimpor dari luar negeri dan setelah berkembang biak, dipasarkan pada usia yang berbeda. Tetapi sekarang Iran memproduksi telur, bibit, dan burung unta betina sendiri.
Peternakan burung unta terbesar dapat ditemukan di Provinsi Tehran, Isfahan, Markazi, dan Golestan. Iran adalah negara ketiga dunia dalam hal peternakan burung unta.
Angsa dan kalkun merupakan jenis unggas lain yang diproduksi dalam skala industri di Iran. Produksi dan budidaya angsa di Iran dilakukan dengan memanfaatkan peralatan industri yang canggih. (RM)