Sep 25, 2019 16:42 Asia/Jakarta

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menanggapi tawaran baru oleh para pejabat AS untuk bernegosiasi, dan menekankan lewat perundingan, Washington berusaha untuk memaksakan tuntutannya kepada Tehran.

"Kebijakan tekanan maksimum terhadap bangsa Iran tidak penting, dan semua pejabat di Republik Islam dengan suara bulat percaya bahwa tidak akan ada negosiasi di tingkat mana pun dengan AS," tegas Ayatullah Khamenei ketika membuka sesi pertama kuliah Bahtsul Kharij di Husainiyah Imam Khomeini ra, Tehran, Selasa (17/9/2019).

Rahbar mengomentari sikap berbeda yang ditunjukkan oleh para pejabat Washington mengenai negosiasi.

"Mereka kadang mengatakan negosiasi tanpa prasyarat, tapi di lain waktu mereka berkata negosiasi dengan 12 syarat. Statemen seperti ini disebabkan oleh politik mereka yang kacau atau sebuah trik untuk membuat pihak lawan bingung. Tentu saja, Republik Islam tidak akan bingung, karena jalan kita jelas dan kita tahu apa yang kita lakukan," ujarnya.

Pemerintah AS kembali salah perhitungan dalam berurusan dengan Iran dan tidak akan mencapai hasil, sama seperti yang mereka lakukan selama 40 tahun terakhir.

Bagi rakyat Iran, perundingan dengan AS bukan solusi untuk memecahkan masalah. Namun, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa AS membutuhkan perundingan dengan Iran, karena kekuatan dan hegemoninya di dunia sedang meredup.

Berbeda dengan sistem Republik Islam Iran, ia tidak berada dalam posisi lemah dan bahkan dengan kekuatannya melawan kebijakan tekanan maksimum AS. Rakyat Iran selalu memilih opsi perlawanan dalam menghadapi musuh dan untuk itu Rahbar menekankan, "Kami tidak akan berunding dengan AS, baik itu perundingan bilateral maupun multilateral."

Saat ini AS dan sekutunya mengakui bahwa kebijakan tekanan maksimum telah gagal membuat Iran bertekuk lutut.

"Jika AS memilih insaf dan kembali ke kesepakatan nuklir yang sudah dilanggarnya, maka negara itu dapat duduk bersama dengan negara-negara anggota kesepakatan yang terlibat pembicaraan dengan Iran. Jika tidak, sama sekali tidak akan ada negosiasi antara pejabat Republik Islam dan AS di tingkat mana pun, tidak di New York dan tidak di tempat lain," tegas Ayatullah Khamenei.

Rakyat Iran telah belajar dari pengalaman 40 tahun terakhir bahwa mereka tidak boleh mengandalkan musuh untuk menyelesaikan masalah, namun ini bukan berarti menutup pintu diplomasi dengan negara-negara dunia.

Republik Islam memandang dialog sebagai cara terbaik untuk mengakhiri pertikaian global dan regional, tetapi tawaran perundingan yang diiringi gertakan dan tekanan, tentu tidak rasional untuk diterima, seperti perundingan dengan AS yang telah memaksakan terorisme ekonomi terhadap Iran.

Ayatullah Khamenei menyimpulkan bahwa negosiasi dengan AS, berarti menerima syarat-syarat yang dipaksakan atas Republik Islam, dan kehadiran Iran di meja perundingan akan ditafsirkan sebagai keberhasilan AS dalam menekan negara ini. (RA)