Feb 05, 2020 20:48 Asia/Jakarta
  • Republik Islam Iran dan kekuatan pertahanan
    Republik Islam Iran dan kekuatan pertahanan

Revolusi Islam Iran telah melewati 40 tahun dari kemenangannya, dimana para musuh revolusi ini selama bertahun-tahun memiliki ilusi dan berusaha melemahkan revolusi ini dan merusak otoritas negara Iran, termasuk dalam pertahanan dan perlindungan atas keamanan dan perbatasan Iran.

Menyusul kemenangan Revolusi Islam, sanksi militer besar-besaran dijatuhkan terhadap Iran oleh berbagai negara blok Timur dan Barat, yang bahkan mencegah penjualan kawat berduri ke Iran.

Tetapi dengan pengalaman yang didapat selama perang yang dipaksakan, bangsa Iran mengambil langkah besar di jalur pertahanan diri. Pembuatan berbagai senjata dan peralatan militer termasuk pembuatan pesawat dan jet tempur anti radar, swasembada dalam produksi dan pembuatan drone modern dan produksi kapal selam rudal balistik canggih, jarak jauh darat-ke-darat, darat ke udara dan berbagai rudal laut menunjukkan kemampuan Iran yang berkembang di bidang ini.

Kekuatan rudal Iran

Hari ini di bidang dirgantara, kekuatan rudal, kekuatan maritim dan perang darat, Republik Islam Iran memiliki kekuatan pencegah dan agresif untuk mengusir ancaman.

Kekuatan pencegahan dan pertahanan, khususnya di bidang pertahanan rudal, sehingga memimpin lembaga-lembaga pemikir strategis untuk mengevaluasi kekuatan militer Iran pada tingkat kekuatan yang menentukan dengan kekuatan yang stabil.

Ayatullah Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelang peringatan 41 tahun kemenangan revolusi dalam "Pernyataan Langkah Revolusi Kedua", merujuk pada pencapaian sistem Republik Islam:

"Revolusi Islam bangsa Iran telah kuat tetapi pengasih dan pemaaf, bahkan tertindas. Ia tidak melakukan ekstremisme dan miring ke kiri yang telah mempermalukan banyak kebangkitan dan gerakan. Ia tidak pernah melepaskan tembakan pertama, bahkan dalam perang dengan AS dan Saddam, dan dalam semua kasus membela diri dari serangan musuh dan, tentu saja, mendaratkan pukulan balasan dengan kuat. Sejak awal hingga hari ini, revolusi ini tidak kejam atau haus darah, tidak pasif dan ragu-ragu. Ia telah berdiri melawan para penindas dan arogans dengan keterbukaan dan keberanian, membela yang tertindas dan yang lemah. Sifat ksatria dan revolusioner ini, ketulusan, keterbukaan dan otoritas ini, ruang lingkup aksi global dan regional bersama para orang-orang tertindas di dunia adalah kebanggaan Iran dan orang Iran, dan selalu begitu."

Rahbar mengingatkan, "Seperti awal revolusi, bangsa Iran saat ini menghadapi tantangan kubu arogan, tetapi dengan perbedaan yang signifikan. Jika hari itu merupakan tantangan bagi Amerika Serikat untuk memotong kaki tangan asing atau menutup kedutaan Zionis di Tehran dan mengungkap sarang mata-mata, hari ini tantangannya adalah kehadiran Iran yang kuat di perbatasan rezim Zionis dan membongkar pengaruh ilegal AS dari wilayah Asia Barat dan dukungan Republik Islam atas perjuangan mujahidin Palestina di jantung wilayah pendudukan dan mempertahankan panji Hizbullah dan perlawanan di seluruh wilayah. Dan jika pada hari itu, masalah Barat adalah untuk mencegah Iran memperoleh senjata-senjata kecil, hari ini masalahnya adalah untuk mencegah transfer senjata-senjata canggih Iran ke pasukan Muqawama. Dan jika pada hari itu AS berpikir bahwa dengan beberapa orang Iran yang menjual dirinya atau beberapa pesawat dan helikopter itu akan mampu mengatasi sistem Islam dan bangsa Iran, hari ini akan membutuhkan koalisi besar dari puluhan pemerintah untuk menghadapi Republik Islam secara politik dan keamanan dan tentu saja mereka akan kalan ketika berhadap-hadapan. Berkat revolusi, Iran sekarang berada dalam posisi transenden dan layak dari bangsa Iran di mata dunia, melewati banyak jalur sulit dalam masalah fundamentalnya."

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran pada 31 Agustus 2016 dalam pertemuan dengan para menteri, pejabat dan peneliti di kementerian pertahanan Iran mengatakan, "Di dunia di mana kekuatan intimidasi, hegemonik, dan memiliki paling sedikit inti moral, hati nurani dan kemanusiaan lebih dominan dan malu untuk menginvasi sebuah negara atau membunuh manusia tidak berdosa, pengembangan industri pertahanan dan ofensif sangat alami karena selama kekuatan-kekuatan ini mereka tidak merasakan kekuatan Iran, keamanan tidak akan terjamin."

Iran tidak pernah mencari konflik militer di wilayah tersebut, tetapi telah menunjukkan kepada para musuh dan agresor bahwa kapan dan di mana saja di mana perlu untuk melawan unsur-unsur keamanan yang mengganggu dan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan pencegahan tidak akan meminta izin mereka.

Pasukan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, baik militer dan Korps Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) telah mencapai swasembada dengan melokalkan industri pertahanan, yang merupakan pencapaian utama dari kepentingan strategis dalam pembahasan tentang pencegahan pertahanan.

Ayatollah Ali Khamenei dalam pidato pada upacara kelulusan bersama periode ketujuh belas dan pelantikan siswa Universitas Islam Perwira Militer Republik Islam Iran di Universitas Pertahanan Udara, merujuk pada rencana musuh untuk menghilangkan keamanan beberapa negara kawasan mengingatkan, "Jika tidak ada keamanan dalam masyarakat, tidak akan ada kegiatan ekonomi, ilmiah, penelitian dan intelektual serta budaya, jadi menjaga keamanan adalah tugas yang sangat berharga yang harus dihargai."

Di bagian lain dari pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengungkapkan perbedaan antara sifat militer kekuatan arogan dengan tentara Republik Islam seraya mengatakan, "Tanggung jawab utama angkatan bersenjata kekuatan arogan adalah menyerang, merebut dan memukul negara-negara lain, tetapi dalam filosofi dan logika Angkatan Bersenjata Republik Islam, sementara pertahanannya solid dan kuat, tetapi agresi tidak memiliki tempat sama sekali."

Rahbar menunjuk beberapa kejahatan tentara Inggris, Perancis dan Amerika Serikat selama seratus tahun terakhir di anak benua India, Asia Timur dan Barat, dan Afrika utara dan tengah, lalu menambahkan, "Masalah utama tentara ini adalah ketergantungan mereka pada sistem arogan. Pasukan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran sepenuhnya siap untuk menghadapi musuh-musuh dengan bersandar pada unsur-unsur hakiki kekuatan seperti iman, keberanian, dan memiliki pengetahuan pertahanan modern serta teknik militer."

Republik Islam Iran percaya bahwa stabilitas dan keamanan tetangganya adalah stabilitas dan keamanan dunia, dan bahwa keamanan hanya dapat dicapai melalui kerja sama, berbagi, dan bertukar pengalaman pertahanan.

Pasukan militer Iran

Dalam hal ini, untuk pertama kalinya sejak kemenangan Revolusi Islam, latihan angkatan laut besar Iran dengan dua kekuatan angkatan laut utama dunia, Cina dan Rusia, terjadi di perairan Laut Oman dan Samudra Hindia bagian utara.

Republik Islam Iran dengan kekuatan pertahanan dan pencegahan penuh, telah mengusulkan rencana "Perdamaian Hormuz", untuk menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan. Rencana itu diajukan oleh Presiden Republik Islam Iran di Majelis Umum PBB pada 2019.

Rencana tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip seperti komitmen pada tujuan dan prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetangga yang baik, penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial, perbatasan internasional yang tidak dapat diganggu gugat, penyelesaian damai semua perselisihan, penolakan ancaman atau penggunaan kekuatan, atau partisipasi dalam koalisi atau kemitraan militer apa pun terhadap negara lain dan tidak mencampuri urusan dalam negeri dan hubungan luar negeri masing-masing.

"Perdamaian Hormuz" tentang partisipasi delapan negara afiliasinya, termasuk Arab Saudi, Irak, Oman, UEA, Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Republik Islam Iran, yang memiliki kapasitas yang diperlukan dan memadai untuk mewujudkan keamanan komprehensif di kawasan melalui dialog negara-negara dalam kawasan.

Komponen-komponen ini menunjukkan bahwa kerangka kerja untuk bekerja sama dalam pemeliharaan keamanan kolektif adalah salah satu strategi Iran untuk menjaga keamanan dan Republik Islam Iran berkomitmen untuk menyediakan keamanan di sekitarnya.

Dalam konteks ini, doktrin pertahanan Iran didasarkan pada penguatan kemampuan pertahanan dan peningkatan tingkat keamanan baik darat, laut dan udara. Iran bertekad dan serius dalam hal ini dan tidak akan ragu untuk memperkuat komponen pertahanannya, termasuk kemampuan misilnya.

Tags